Anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung melakukan simulasi penanganan pasien Covid-19 di mobil Ambulans Khusus Covid-19 di Markas PMI Kota Bandung, Jalan Aceh, Kota Bandung, Rabu (22/7). (simulasi) | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Kabar Utama

Waspadai Overkapasitas Rumah Sakit

IDI meminta pemerintah mewaspadai potensi overkapasitas di rumah sakit rujukan Covid-19.

JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah mewaspadai potensi overkapasitas di rumah sakit (RS) rujukan Covid-19. Terus bertambahnya kasus Covid-19 disebut membuat sejumlah RS rujukan mulai penuh dengan pasien Covid-19. 

Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban mengatakan, penuhnya RS rujukan membuat pasien Covid-19 yang harus dirawat kesulitan mendapatkan tempat tidur. Jika hal ini tidak diantisipasi, kata dia, RS rujukan terancam kelebihan kapasitas pada bulan depan. 

"Jika hal ini tidak dicegah, pasien akan bingung untuk berobat ke mana. Tenaga kesehatan akan lebih banyak yang terkena Covid-19 akibat beban berlebih pasien yang semakin hari semakin banyak,” kata Zubairi saat dihubungi Republika, Rabu (12/8). 

Ia mengatakan, pemerintah harus segera mencegah RS kelebihan kapasitas. Caranya dengan membangun RS rujukan Covid-19 baru dengan memenuhi tenaga kesehatan dan alat-alatnya. Karena pembangunan RS rujukan baru butuh proses yang panjang, pemerintah juga bisa menunjuk RS yang ada untuk dijadikan sebagai RS rujukan Covid-19.

photo
Kapasitas RS di Episentrum - (republika.id)

Menurut Zubairi, seluruh pemangku kepentingan harus bisa menjalankan Instruksi Presiden (Inpres) terkait Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Covid-19. Inpres tersebut, kata dia, jangan hanya menjadi sebuah peraturan. Pemerintah harus mengontrol masyarakat dan bekerja sama dengan instansi lain untuk mencegah penyebaran Covid-19. 

“Persentase rata-rata (kasus Covid-19) terus meningkat sepekan terakhir. Terus terapkan jaga jarak fisik, cuci tangan, dan pakai masker. Paling penting, pemerintah harus tingkatkan kemampuan tes Covid-19 hingga mencapai 100 ribu tes per hari,” katanya. 

Direktur Utama RSUP Persahabatan Rita Rogayah mengungkapkan, RS Persahabatan penuh dengan pasien Covid-19. Namun, pihaknya masih bisa menerima pasien Covid-19 untuk menjalani rawat inap.

"Memang penuh, tapi nanti berkurang lagi. Terus, ada lagi yang masuk pasien yang terkena Covid-19 sehingga masih bisa menerima pasien Covid-19. Ya, begitu saja," katanya kepada Republika, kemarin. Kendati demikian, Rita tak memerinci ketersediaan kapasitas kamar perawatan rawat inap yang kosong saat ini. 

Pemerintah menegaskan terus memantau perkembangan penanganan pasien Covid-19 di seluruh daerah. Bila ditemukan adanya kelebihan kapasitas dalam menampung pasien Covid-19, pemerintah siap menambah daya tampung rumah sakit rujukan. Apalagi, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 terus bertambah dan belum menunjukkan tren penurunan. 

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengungkapkan, tingkat keterisian tempat tidur isolasi bagi pasien Covid-19 masih sangat mencukupi. Secara nasional, angka okupansi ruang isolasi seluruh rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 sebesar 42,32 persen. 

Tingkat keterisian ruang perawatan intensif bagi pasien Covid-19 yang memerlukan penanganan khusus juga terpantau masih sangat cukup. Bila digabung antara tempat tidur isolasi dan ruang perawatan intensif (ICU), angka okupansinya menjadi 34,76 persen. 

Namun, ujar Yurianto, pemerintah melihat ada beberapa daerah yang mencatatkan tingkat keterisian tempat tidur isolasi bagi pasien Covid-19 cukup tinggi. Bahkan, menurut dia, tingkatnya melebihi ambang kerawanan bagi tenaga medis yang merawat. "Rawan jika (okupansi tempat tidur) lebih dari 80 persen karena beban kerja tenaga kesehatan akan berat," kata Yurianto, Rabu (12/8). 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Rabu (12/8), ada satu provinsi yang melaporkan tingkat keterisian tempat tidur isolasi di atas 80 persen, yakni Papua. Provinsi tersebut melaporkan angka okupansi tempat tidur isolasi hingga 92,06 persen. Artinya, jumlah tempat tidur bagi pasien Covid-19 di Papua nyaris penuh pada hari ini. 

Tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di Papua jauh di atas provinsi lain. Kalimantan Selatan yang berada di posisi kedua mencatatkan tingkat keterisian tempat tidur sebesar 57,42 persen. Selanjutnya, Sumatra Utara 56,77 persen, Jawa Tengah 56,1 persen, dan Kalimantan Timur 54,16 persen. DKI Jakarta berada di peringkat ketujuh dengan rasio keterisian tempat tidur 50,91 persen atau separuh dari seluruh ruang isolasi yang tersedia. 

Melihat kondisi ini, pemerintah pun menegaskan selalu siap menambah tempat tidur isolasi apabila terjadi kelebihan kapasitas. Salah satu caranya dengan menambah rumah sakit lapangan. "Inilah yang sedang kita pikirkan untuk menambah tempat tidur di Papua," ujar Yuri. 

Namun, Yuri menambahkan, pihaknya masih harus mencocokkan kembali data yang dihimpun pemerintah pusat dengan realitas di lapangan. Alasannya, jumlah rumah sakit dan ruangan isolasi untuk pasien Covid-19 di Papua terbatas. Ia melihat, dengan jumlah pasien yang tidak sebanyak DKI Jakarta, angka okupansi tempat tidur isolasi di Papua sudah melonjak. "Kita hitung ulang apakah tempat tidur di RS milik TNI, Polri, dan swasta sudah dihitung juga," kata Yurianto. 

Kementerian Kesehatan mencatat ada 54.023 pasien konfirmasi positif Covid-19 yang menjalani rawat inap di seluruh rumah sakit di Tanah Air. Selain itu, tercatat ada 19.342 pasien konfirmasi positif Covid-19 yang menjalani rawat jalan dan IGD. 

Per Rabu (12/8), jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dilaporkan bertambah 1.942 orang. Angka kumulatif kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia kini menjadi 130.718 kasus. Sementara itu, terdapat pula penambahan pasien sembuh sebanyak 2.088 orang sehingga jumlahnya menjadi 85.798 pasien sembuh.

'Tak Ada Pasien yang Terbengkalai'

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza) menyatakan, kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta lebih dari cukup untuk menangani pasien. Ia pun menegaskan, pasien Covid-19 mendapatkan perawatan secara maksimal. "Tidak overload, jadi tidak ada pasien yang terbengkalai," kata Ariza dalam pembicaraan melalui telepon di Jakarta, Rabu (12/8).

Kendati demikian, Ariza mengakui, selama dua pekan terakhir terjadi peningkatan pasien di rumah sakit rujukan sekitar 10 persen di tengah PSBB transisi fase I tahap tiga. Namun, dia menegaskan, kapasitas rumah sakit rujukan masih sangat mencukupi.

photo
Pekerja menyelesaikan pembuatan peti jenazah Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/7). Setiap harinya pekerja tersebut menyelesaikan sedikitnya 10 peti unutk memenuhi pesanan sejumlah rumah sakit yang menangani pasien Covid-19. - (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

DKI Jakarta memiliki 67 rumah sakit rujukan Covid-19. Dari 67 rumah sakit tersebut, terdapat 4.556 tempat tidur isolasi dan  659 tempat tidur ICU khusus untuk Covid-19.

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Erlina Burhan, meminta pemerintah lebih serius menekan penularan virus korona. Sebab, banyak rumah sakit rujukan Covid-19  telah kewalahan menerima pasien baru dengan gejala berat.

"Sudah banyak yang overload. Sejak dua pekan terakhir, kami menerima lonjakan pasien Covid-19 dengan gejala berat. Per hari, RS Persahabatan bisa kedatangan 50-70 pasien baru," kata Erlinda saat dihubungi, Rabu (12/8). Oleh karena itu, Erlina meminta kepada pemerintah pusat dan daerah agar lebih serius dalam menangani kasus Covid-19.

RS rujukan memang terus kedatangan pasien Covid-19. Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, misalnya, telah merawat 1.245 pasien hingga Rabu (12/8) pukul 08.00 WIB. Ada penambahan 40 pasien dari hari sebelumnya.

 
Rumah sakit rujukan memang terus kedatangan pasien Covid-19.
 
 

Sementara itu, pasien berstatus suspek saat ini berjumlah tiga orang, bertambah satu orang dari hari sebelumnya, yakni sebanyak dua orang.

Secara keseluruhan, jumlah pasien yang menjalani rawat inap di RSD Wisma Atlet berjumlah 1.248 orang, terbagi atas 711 pria dan 537 wanita. "Pasien rawat inap bertambah 42 orang, semula 1.206 orang menjadi 1.248 orang," kata Perwira Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian, dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu.

Wisma Atlet Kemayoran resmi difungsikan sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19 oleh Presiden Joko Widodo sejak 23 Maret 2020. RS ini memiliki kapasitas 12 ribu orang. Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I ditunjuk pemerintah melalui Markas Besar TNI, untuk mengoperasikan rumah sakit darurat yang baru pertama kali di Tanah Air itu.

Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I bertanggung jawab dalam operasionalisasi empat pusat perawatan dan penanggulangan Covid-19, yaitu RS Darurat Wisma Atlet (Jakarta), fasilitas serupa di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu (Jakarta) dan di Pulau Natuna (Kepulauan Riau), dan terkini adalah RS Khusus Infeksi Pulau Galang (Kepulauan Riau).

Pasien yang dirawat di RSD Wisma Atlet sejak 23 Maret hingga saat ini terdaftar 10.005 orang, sementara pasien yang dirujuk ke rumah sakit lainnya sebanyak 222 orang. Pasien yang pulang atau telah dinyatakan sembuh tercatat 7.927 orang, sedangkan yang meninggal dunia sebanyak tiga orang.

Dalam kesempatan itu, Aris juga melaporkan perkembangan jumlah pasien di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang, Kepulauan Riau, yang kini merawat inap 218 pasien, terbagi atas 146 pria dan 72 wanita.

Jumlah tersebut bertambah tujuh orang dari hari sebelumnya, yakni 211 orang. Dari 218 pasien yang dirawat inap, 23 orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Sedangkan 195 pasien lainnya berstatus suspek. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat