Kabar Utama
Vaksin Covid-19 Lain Tetap Dikembangkan
Pemerintah menyatakan berkomitmen mendukung setiap upaya penemuan vaksin.
JAKARTA -- Vaksin yang sedang diuji klinis oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan perusahaan Cina, Sinovac, bukan satu-satunya vaksin yang sedang dikembangkan di Indonesia. Ada vaksin lainnya yang juga sedang dikembangkan beberapa lembaga. Pemerintah menyatakan berkomitmen untuk mendukung setiap upaya penemuan vaksin.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah pada tahun ini menyiapkan pendanaan sebesar Rp 5 triliun tahun untuk penyediaan vaksin Covid-19 sebanyak 30-40 juta dosis oleh Bio Farma. "Tahun depan mungkin bisa disiapkan Rp 40 triliun hingga Rp 50 triliun," kata Airlangga yang juga menjadi Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPN), Rabu (12/8).
Airlangga mengatakan, Bio Farma juga bekerja sama dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI) untuk melakukan transfer teknologi formulasi vaksin. Selain Bio Farma, PT Kalbe Farma tengah bekerja sama dengan Genexine Consortium asal Korea Selatan dalam pengembangan vaksin Covid-19. Kerja sama uji klinis fase tiga akan dilakukan pada September 2020-Maret 2021 mendatang dengan kapasitas produksi yang ditargetkan hingga 50 juta dosis per tahun.
Persetujuan kondisonal oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kemungkinan baru akan keluar pada Agustus 2021. Sementara itu, PT BHCT Bioteknologi Indonesia juga bekerja sama dengan China Sinopharm International Corporation (Wuhan Institute of Bilogical Product) untuk melakukan uji klinis fase satu dan dua di rumah sakit rujukan Covid-19. Uji klinis mulai dilakukan April lalu di Cina.
Menteri BUMN yang juga Ketua Pelaksana KPCPEN Erick Thohir mengatakan, penemuan vaksin menjadi quick win dalam menyudahi pandemi Covid-19. Erick pun mengaku bersyukur karena BUMN sejak awal telah bekerja sama dengan Eijkman, BPPT, LIPI, BPOM, Kemenristek, dan universitas untuk menemukan vaksin yang 100 persen buatan dalam negeri atau yang juga dikenal dengan nama vaksin merah putih.
"Insya Allah, berdasarkan laporan terakhir kemarin, pada 2021 bisa ada jalan keluar dan kita bisa menemukan vaksin merah putih," ucap Erick.
Terkait vaksin yang sedang dikembangkan Bio Farma, Erick mengatakan Bio Farma menyiapkan kapasitas produksi sampai 250 juta dosis vaksin per tahun. Bio Farma juga terus berupaya melakukan kerja sama dengan banyak pihak, mulai dari WHO, CEPI, Korea, Cina, hingga Uni Emirat Arab (UEA).
Pada Selasa kemarin, Bio Farma pun mulai melakukan uji klinis tahap tiga di Bandung. Ada sebanyak 1.620 relawan yang dilibatkan.
"Insya Allah kalau hasilnya baik, di awal tahun depan kita sudah coba lakukan vaksin massal kepada seluruh rakyat Indonesia. Tapi tentu, vaksin merah putih tetap kita tunggu," kata Erick.
Erick menegaskan, penemuan vaksin harus dilakukan secepatnya agar mampu menjaga kesehatan dan perekonomian masyarakat. "Suka tidak suka, kita harus mencari jalan singkat bagaimana vaksin ini bisa ditemukan," kata Erick.
Manajer Lapangan Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjajaran (Unpad) Eddy Fadliyana mengatakan, ada beberapa kriteria agar vaksin Sinovac bisa lolos uji klinis tahap ketiga. Vaksin bisa dikatakan berhasil apabila tidak banyak relawan yang mengalami efek samping yang berat. Kemudian, antibodi di tubuh para relawan harus muncul setelah vaksin disuntikkan.
"Lalu dilihat efikasinya, jadi nanti kelompok yang divaksin itu kelihatan tidak terkena infeksi virus Covid-19 selama enam bulan (proses uji klinis)," kata Eddy di Bandung, kemarin. Meski begitu, ia tak menampik masih ada potensi orang yang divaksinasi, namun masih bisa terkena Covid-19. Tapi, dia menegaskan, sebagian besar orang bakal terlindungi.
Ia menjelaskan, antibodi di tubuh akan timbul dalam 14 hari setelah penyuntikan vaksin kedua. Dalam proses uji klinis itu, para relawan memang menempuh dua kali penyuntikan vaksin. Lalu dalam enam bulan ke depan, tim riset bakal melihat perkembangannya terkait berapa jumlah relawan yang terkena Covid-19 dan yang tidak. Selain itu, relawan juga diperiksa antibodinya. "Dalam enam bulan itu kita lihat, apakah menurun atau masih tinggi antibodinya dan kejadian efek sampingnya," kata dia.
Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena berharap pemerintah dapat memenuhi target produksi vaksin pada awal 2021. Sebab, vaksin sangat penting untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
Melki pun mengapresiasi pihak-pihak yang telah berusaha dalam menemukan vaksin Covid-19. Pemerintah pun dimintanya untuk mendukung seluruh proses penelitian, pengembangan, dan produksi vaksin.
"Kementerian dan lembaga untuk bersinergi dengan lembaga riset, universitas, dan TNI/Polri dalam upaya penanganan Covid-19, termasuk dalam riset dan inovasi," ujar Melki.
Dukungan senada diungkapkan anggota Komisi IX Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay. Ia ingin semua pihak mendoakan dan mendukung langkah penemuan vaksin Covid-19.
"Kita setuju dengan harapan Presiden bahwa nanti Januari vaksin ini sudah dibagikan ke masyarakat Indonesia," ujar Saleh.
Kendati demikian, ia menilai pemerintah juga perlu mendorong vaksin buatan dalam negeri. Menurut dia, sumber daya peneliti di Indonesia tak kalah kompeten dengan peneliti luar negeri. "Kita berharap vaksin Covid ini juga bisa diproduksi di negara kita dan di ekspor ke negara lain. Itu artinya kalau kita berhasil ada kontribusi Indonesia dalam penanganan Covid-19," ujar Saleh.
Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung pemerintah terkait penemuan vaksin Covid-19 buatan Indonesia. Menurut dia, dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah, vaksin merah putih diharapkan bisa diproduksi massal sesuai jadwal pada pertengahan 2021.
"Pemerintah agar terus mendukung peneliti lokal baik secara material maupun dukungan peralatan serta tetap memperhatikan perkembangan pembuatan vaksin Merah Putih tersebut hingga tahap produksi," kata Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, kemarin.
Ia menegaskan, MPR juga mendukung penelitian vaksin merah putih tersebut. Ia juga berharap pengerjaan vaksin itu sesuai jadwal sehingga bisa dilakukan vaksinasi massal kepada masyarakat Indonesia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.