Dunia Islam
Muslims Giving Back, Teladani Nabi dengan Cara Memberi
Membantu yang membutuhkan dalam rangka meniru teladan Rasulullah SAW.
OLEH HASANUL RIZQA
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak (sempurna) iman orang yang kenyang perutnya, sedangkan tetangganya kelaparan” (HR al-Baihaqi).
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menjelaskan, “Tiga perkara yang siapapun (Mukmin) melakukannya, kelak akan dinaungi oleh Allah di bawah arsy-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Ketiganya adalah, berwudhu pada waktu cuaca dingin, mendatangi masjid meskipun gelap, dan memberi makan kepada orang yang kelaparan” (HR Abu Muslim al-Ashbahani).
Anjuran beliau tentang berbagi kepada sesama manusia sangat terpatri dalam diri Mohamed Bahe. Sejak 2014, perantauan asal Aljazair itu mendirikan Muslims Giving Back (MGB). Organisasi nirlaba itu bertujuan meringankan beban kalangan fakir miskin, khususnya di Amerika Serikat, tanpa memandang status etnis atau agama mereka.
Seperti dilansir dari Bklyner beberapa waktu lalu, Bahe menuturkan, dirinya pertama kali tiba di New York, AS, sebagai anak usia sembilan tahun pada 1993. Ia mengikuti kedua orang tuanya yang hijrah ke Negeri Paman Sam. Aljazair waktu itu sedang dilanda perang saudara sehingga keluarga ini memutuskan untuk pergi demi mendapatkan penghidupan lebih layak.
Setelah berjuang keras, Bahe akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan hingga level universitas. Ia kini bekerja sebagai ahli radiologi di Brooklyn. Peristiwa 11 September 2001 mengubah hidupnya, sebagaimana umumnya kaum Muslimin AS.
Orang-orang mulai bersikap antipati terhadap umat Islam hanya karena para pelaku serangan terorisme tersebut mengatasnamakan agama ini. Awalnya, Bahe merasa amat terganggu dengan berita-berita tentang intimidasi dan persekusi terhadap Muslimin. Lama kelamaan, tragedi 9/11 membuatnya kembali merenungi apa itu Islam, agama yang dianutnya sejak lahir.
Sebab, sebelumnya ia merasa beragama secara “begitu saja.” Dalam arti, rutinitas ibadah dijalaninya semata-mata untuk menunaikan kewajiban. Barulah setelah insiden 9/11 ia mendalami Islam lebih serius. Bahe pun menemukan kesejatian Islam dari contoh teladan Rasulullah SAW sendiri, sebagaimana banyak dibicarakan dalam biografi-biografi sang uswatun hasanah.
Dan, Nabi SAW selalu mengajarkan pentingnya berempati sesama manusia. Inilah semangat yang selalu mendasari komitmennya untuk terus berbuat baik.
Sebelum mendirikan MGB, Bahe telah ikut serta dalam pelbagai kegiatan bakti sosial di lingkungannya. Akan tetapi, ia akhirnya merasa, acara donasi yang kerap diselenggarakan itu memang bagus. Namun, jangka waktunya bisa panjang, semisal tiap dua atau tiga bulan. Padahal, kaum fakir miskin, terutama yang tanpa tempat tinggal (homeless) membutuhkan bantuan setiap hari.
Atas dasar itu, ia berinisiatif mendirikan gerakan baru dengan program-program donasi yang sesering dan serutin mungkin. Pada 2014, Bahe dengan disokong rekan-rekan Muslimnya berhasil membentuk MGB.
Hingga saat ini, MGB telah menyalurkan tak kurang dari 82 ton kebutuhan pangan pokok ke orang-orang yang membutuhkan di kawasan New York. Lebih dari 50 ribu paket makanan telah didistribusikan kepada para tunawisma setempat. Donasi yang berhasil dihimpun dan disalurkan mencapai total 350 ribu dolar AS. Semuanya dibagikan kepada orang-orang atau keluarga berpendapatan rendah.
“MGB adalah organisasi akar rumput yang dijalankan secara tim oleh para sukarelawan. Kami terus berdedikasi dan semangat dalam menolong sesama,” kata Mohamed Bahe, dalam video yang diunggah akun Facebook resmi Muslim American Society beberapa hari lalu.
Ada banyak program yang dikelola MGB. Di antaranya adalah Need2Feed, MGB Food Pantry, dan Project Transform. Melansir dari situs resminya, MGB merancang Need2Feed dengan visi mengentaskan kelaparan di kalangan tunawisma, khususnya di New York dan sekitarnya. Tiap paket makanan yang disalurkan terdiri atas panganan karbohidrat (nasi atau roti), lauk pauk, sayur dan buah. Ada pula selimut, jaket tebal, kaus kaki, dan perangkat alat kebersihan diri dalam donasi yang diberikan.
MGB Food Pantry mengumpulkan dan menebarkan berbagai bantuan untuk keluarga yang membutuhkan. Paket yang disalurkan biasanya terdiri atas makanan dalam kemasan, susu bayi, popok bayi, dan sebagainya. Bahkan, tak jarang tim MGB terjun langsung ke rumah orang-orang yang memerlukan perhatian dan perawatan, seperti kalangan janda (single mom) atau lanjut usia yang tinggal jauh dari sanak famili.
Project Transform dilakukan secara berkala, tetapi berdampak besar bagi penerimanya. Sejauh ini, menurut Bahe, sudah lebih dari 30 keluarga yang terbantu kegiatan tersebut. Dalam hal ini, MGB meringankan beban keluarga sasaran, termasuk membayarkan uang sewa tempat tinggal mereka atau membelikan berbagai barang kebutuhan.
Sejak bulan ini, MGB bergabung dengan Muslim American Society (MAS). Bahe mengatakan, langkah itu diharapkan dapat membuat jangkauan MGB lebih menasional lagi. “Kami merasa terhormat dengan bergabung bersama MAS, sehingga visi kami bisa lebih mencakup nasional,” ucap dia.
Sementara itu, Direktur Eksekutif MAS Ayman Hammous mengaku senang dengan ikut sertanya MGB. Dia berharap, ke depannya kaum Muslimin di AS dapat terus berbuat lebih demi menebarkan prinsip Islam, rahmat bagi semesta (rahmatan lil ‘alamin).
“Membantu orang-orang yang membutuhkan adalah perintah agama, dan itu juga dalam rangka meniru teladan Rasulullah SAW,” kata Hammous.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.