Pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah, Uni Emirat Arab. | Istimewa/UAE

Internasional

UEA Operasikan Pembangkit Nuklir Pertama

Pembangkit listrik nuklir Barakah akan memiliki empat reaktor berkapasitas total 5.600 megawatt.

ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) mulai mengoperasikan reaktor nuklir pertamanya sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Arab dan ke-33 di dunia. Pembangkit listrik tenaga nuklir yang diberi nama Barakah ini terletak di Abu Dhabi, ibu kota UEA.

Proyek reaktor nuklir ini dibangun melalui kerja sama dengan Korea Electric Power Corporation (Kepco), BUMN dari Korea Selatan. UEA menjadi negara satu-satunya yang telah membeli reaktor Kepco. Pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah adalah proyek bersejarah yang meningkatkan peran utama UEA dalam transisi energi bersih global.

Dalam rilis pers pemerintah UEA kepada Republika, pembangkit listrik Barakah akan memiliki empat reaktor dengan total kapasitas 5.600 megawatt. Saat beroperasi penuh, pembangkit listrik bertenaga nuklir ini akan memenuhi hingga 25 persen dari permintaan listrik nasional.

Selain itu, kehadiran pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah itu juga berperan mencegah pelepasan 21 juta ton emisi karbon setiap tahun. Langkah ini setara dengan menghilangkan 3,2 juta kendaraan yang menghasilkan polusi udara.

Pada awalnya proyek pembangunan reaktor pertama ini akan dibuka pada 2017, tapi proyek tersebut mengalami penundaan beberapa kali. UEA melalui Emirates Nuclear Energy Corporation (ENEC) telah mengembangkan Program Energi Nuklir Damai sesuai dengan standar internasional tertinggi untuk keselamatan, keamanan, transparansi, dan nonproliferasi nuklir.

photo
Pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah, Uni Emirat Arab - (Istimewa/UAE)

ENEC memberikan kontrak perdana untuk pembangunan pembangkit listrik Barakah kepada Kepco pada 2009. Kontrak tersebut bernilai 20 miliar dolar AS.

Kepco memiliki lebih dari 40 tahun pengalaman dan keahlian dalam membangun dan mengoperasikan pembangkit energi nuklir. Pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah bukan hanya menjadi pembangkit listrik, tetapi juga menjadi stimulus sosial, pendidikan, dan ekonomi.

Sejak pengembangannya, program UEA melalui pengembangan ENEC dan Otoritas Federal untuk Peraturan Nuklir (FANR) telah berkontribusi pada kemampuan UEA bekerja di beberapa bidang baru. Di antaranya, kedokteran nuklir, program luar angkasa, dan teknik nuklir.

Pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah adalah contoh dari kemampuan negara dalam mengembangkan proyek internasional berskala besar yang aman terlepas dari pandemi Covid-19 saat ini. Reaktor unit pertama telah berhasil beroperasi awal bulan ini yang merupakan langkah penting dalam menghasilkan listrik bersih menggunakan energi nuklir di UEA untuk pertama kali dalam sejarahnya.

photo
Kru pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah, Uni Emirat Arab - (Istimewa/UAE)

Sementara, konstruksi reaktor unit kedua sudah selesai dan sedang menjalani persiapan operasional. Penyelesaian konstruksi keseluruhan dari pembangunan empat pembangkit listrik itu akan mencapai 94 persen pada Mei 2020.

Teknologi energi nuklir yang dikembangkan pada reaktor pembangkit listrik Barakah, yakni uranium ditambang, lalu diproses dan dibuat menjadi pelet kecil seukuran kuku orang dewasa. Setiap pelet uranium ini mengandung jumlah energi yang sama dengan satu ton batu bara dan 474 liter minyak mentah.

Seperti dilansir BBC, para pemimpin UEA menyebut PLTN ini sebagai simbol kemajuan ilmiah negara itu. Badan Energi Atom Internasional (IAEA), badan pengawas utama industri nuklir, memuji Barakah dalam sebuah cicitan di Twitter yang mengatakan, Unit 1 pabrik tersebut telah mencapai kritikan pertama, yaitu generasi reaksi berantai fisi yang dikendalikan.

"Ini adalah tonggak penting menuju operasi komersial dan menghasilkan energi bersih. IAEA telah mendukung UEA sejak awal program tenaga nuklirnya," cicit IAEA dikutip laman BBC, Ahad.

Pemimpin Abu Dhabi, Putra Mahkota Mohammed bin Zayed al-Nahyan, pun mencicitkan balasannya dan menyebut langkah ini sekaligus menandai tonggak ini dalam peta jalan untuk pembangunan berkelanjutan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat