Kabar Utama
Anak Rentan Terdampak Pandemi Korona
Pada Jumat (24/7) sebanyak 346 anak dinyatakan positif Covid-19 dari 25 provinsi di Indonesia.
JAKARTA -- Di balik jumlah total pasien sebanyak 98.778 terkonfirmasi virus korona SARS-CoV2 (Covid-19) per Ahad, 26 Juli 2020, terdapat anak-anak yang turut terdampak. Anak bisa menjadi salah satu pasien terkonfirmasi, meninggal dunia, bahkan berada di situasi sulit di saat orang tua mereka menjadi salah satu pasien terkonfirmasi positif.
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial (Kemensos) Harry Hikmat menjelaskan, dampak Covid-19 bagi anak, di antaranya keterpisahan keluarga, berkurangnya akses terhadap dukungan sosial, orang tua stres, kekerasan, perlakuan salah, stres psikologis terhadap anak, penelantaran, eksploitasi, dan stigma pada etnis tertentu. Situasi itu, kata dia, membuat Kemensos melakukan berbagai upaya bagi anak yang terpapar.
Sejumlah balai besar anak, panti sosial anak, lembaga kesehatan sosial anak, dikerahkan untuk mengantisipasi kalau ada resiko terburuk pada anak. “Sudah tentu ada upaya langsung kepada anak-anak yang terpapar dan ini dilakukan oleh para pekerja sosial di seluruh Indonesia berdasarkan laporan pengaduan maupun juga rujukan," ujarnya saat di konferensi pers virtual di kanal Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (25/7).
Per Jumat (24/7), sebanyak 346 anak dinyatakan positif Covid-19 dari 25 provinsi di Indonesia. Dalam proses penanganan anak yang terpapar tersebut, pekerja sosial tidak hanya melakukan pendekatan pada anak, mereka pun akif mendekati orang tua dan keluarga dari anak tersebut melalui daring.
“Nah, ini yang perlu satu pemahaman di mana anak itu harus mengerti terhadap situasi yang sulit, tapi sisi lain orang tua pun juga harus bisa mengerti bahwa situasi seperti itu tidak bisa terlalu dekat dengan anak. Untuk itu kita pun melakukan pendekatan tidak hanya pada anak, tetapi juga kepada orang tua dan keluarganya melalui media online,” ujarnya.
Harry menambahkan, layanan daring dapat diakses melalui hotline TePSA 1500771. Itu adalah telepon Sahabat Anak yang sering dipakai untuk rujukan, untuk pengaduan, kemudian ditindaklanjuti oleh pekerja sosial. "TePSA itu (nomor hotline) 1500771,” ujarnya.
Kemensos juga bekerja sama dengan Satgas Covid-19, yaitu BNPB, Unicef, dan lembaga internasional lain, seperti Yayasan Tunas Cilik. Mereka telah mengeluarkan panduan bagi para pekerja sosial untuk menunjang jalannya pendampingan.
Koordinator Harian Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Tulungagung Sunarto Agung Laksono mengatakan, pihaknya telah mengintegrasikan semua jenis layanan anak yang dimiliki pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat. Mereka memberikan layanan yang lebih intensif, terutama terhadap psikologi anak agar tidak trauma.
“Kami bagikan recreational kit. Di situ ada buku gambar, kemudian buku untuk mewarna, ada alat untuk bola, balon, kemudian kayu, dan lain sebagainya. Sehingga anak-anak selama dikarantina itu bisa lebih bisa mengekspresikan dirinya, kemudian mengurangi traumanya, dan bisa melewati masa karantina itu dengan lebih baik,” kata Sunarto.
Positif baru
Kemarin, dua orang anak di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, kembali dinyatakan positif Covid-19. Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan dan Percepatan Covid-19 Kabupaten Agam Khasman Zaini menyatakan, keduanya adalah anak dari R (29), pasien positif Covid-19 di Aro Kandikia, Nagari Gaduik, Kecamatan Tilatangkamang.
"Pasien positif Covid-19 dengan inisial MRA (8) laki-laki dan ZQR (4) perempuan. Kedua pasien positif Covid-19 itu anak dari R (29), pasien positif Covid-19 yang sedang hamil dan dinyatakan positif, Sabtu (25/7)," katanya di Lubukbasung, Ahad (26/7).
Ia mengatakan, kedua pasien itu telah dirawat di Rumah Sakit Ahmad Muhtar (RSAM) Bukittinggi, Sabtu (25/7). Untuk suami R, kata dia, pada tes usap sebelumnya tidak terkonfirmasi positif. Namun, akan dilakukan pemeriksaan usap ulang oleh pihak RSAM Bukittinggi. "Dengan hasil ini, tidak ada penelusuran lanjutan klaster Gaduik, Kecamatan Tilatangkamang," katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.