Nasional
RI Uji Klinis Vaksin dari Cina
Uji klinis vaksin Covid-19 butuh tujuh bulan.
BANDUNG -- Pemerintah Indonesia telah mendatangkan vaksin yang menjadi harapan di tengah pandemi Covid-19. Indonesia bekerja sama dengan perusahaan farmasi asal Tiongkok, Sinovac, untuk pengembangan vaksin Covid-19.
Cikal bakal vaksin hasil kerja sama ini sudah tiba di Indonesia, tepatnya di Bandung, Ahad (19/7) kemarin. Uji klinis vaksin ini akan dilakukan di Biofarma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad). Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan, keberadaan vaksi yang diimpor dari perusahaan farmasi di Cina itu tidak melalui Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Artinya, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan langsung berkoordinasi dengan FK Unpad maupun Biofarma. Menurut Berli, berdasarkan pernyataan para ahli, vaksin Covid-19 kemungkinan baru bisa ditemukan pada 2021. Vaksin ini didapat setelah melalui serangkaian uji klinis. "Uji klinis itu memang lama, bisa enam sampai tujuh bulan," katanya, Senin (20/7).
Sementara itu, menurut Wakil Dekan FK Unpad, Irvan Afriandi, hingga saat ini vaksin tersebut memang belum bisa digunakan. Sehingga vaksin ini belum beredar secara luas di pasaran untuk digunakan masyarakat. "Justru agar dapat diedarkan secara aman, harus diuji dulu keamanannya melalui suatu uji klinis (clinical trial)," ujar Irvan ketika dihubungi, Senin (20/7).
Humas Bio Farma, Edwin G Pringadi, mengaku untuk informasi awal yang bisa diberikan ke publik adalah vaksin sudah diterima di Bio Farma pada Ahad (19/7). "Untuk jumlah yang diterima, sebanyak 2.400 vaksin "Update lebih lengkapnya mohon untuk ditunggu ya," katanya.
Terpisah, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, vaksin Sinovac yang sudah didatangkan dari Cina akan diuji klinis tahap III oleh Bio Farma di Bandung. Ia mengatakan, pemerintah menargetkan bisa memproduksi vaksin Covid-19 berdasarkan cikal bakal yang didatangkan dari Cina ini.
"Kami memang berharap nanti setelah lewat uji klinis yang ada ini dan dites nanti, maka bisa diproduksi juga di Indonesia," ujar Arya di Jakarta, Senin.
Ia menyebut, Bio Farma memiliki kemampuan dalam melakukan uji klinis terhadap vaksin. Kata Arya, Bio Farma memiliki reputasi yang baik di kancah internasional yang mampu memproduksi maupun dan uji klinis vaksin. Sebab, melihat kemampuan Bio Farma saat ini, sudah banyak negara yang mengajak BUMN khusus memproduksi vaksin tersebut ikut terlibat dalam proses pencarian vaksin.
Politikus Perindo tersebut menyampaikan, Bio Farma akan melakukan uji klinis secara menyeluruh terhadap vaksin Sinovac. Pasalnya, lanjut Arya, bisa saja Covid-19 yang ada di Indonesia berbeda dengan yang ada di Cina. "Hal itu yang kita lakukan tes klinis apakah memang cocok dan bisa mematikan virus korona yang ada di Indonesia," kata Arya.
Produk dalam negeri
Sebelumnya, peneliti vaksin Covid-19 dari Lembaga Eijkman Herawaty Sudoyo menuturkan, proses pembuatan vaksin sebenarnya membutuhkan waktu yang tak singkat. Hanya saja, kondisi saat ini memaksa setiap negara di dunia berlomba menciptakan vaksin untuk mengatasi pandemi Covid-19. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan untuk pengembangan vaksin.
Pemerintah Indonesia menargetkan, sudah menghasilkan antigen pada Juni sampai Oktober. Antigen itulah yang menjadi kandidat vaksin yang perlu diuji di laboratorium. Biasanya diuji pada hewan terlebih dahulu sebelum ke manusia. Setelah itu baru uji klinis.
“Itu bukan di tingkat kita lagi. Itu diberikan kepada farma biasanya. Dalam hal ini Eijkman bekerja sama dengan Bio Farma. Kandidat vaksin itu diberikan kepada mereka, lalu merekalah yang menguji dan skala produksi. Kita harapkan ini bisa berlangsung Februari 2021,” tutur Herawati.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.