Seorang anak berjalan melintasi banjir di permukiman warga di Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (16/7). | OLHA MULALINDA/ANTARA FOTO

Nasional

Banjir Meluas di Daerah

BMKG mengingatkan cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih mengancam sejumlah daerah.

SORONG –- Banjir besar melanda sejumlah daerah di Indonesia dalam sepekan terakhir hingga menelan puluhan korban jiwa. Setelah terjadi di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, pada Senin (17/7), banjir juga melanda Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Kalimantan Barat, hingga Papua Barat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong, Papua Barat, Herlin Sasabone, menyatakan, korban bernama Afandi Hataul, Faris, dan Jafar Kalbarin meninggal disebabkan tertimbun longsor, sementara Isak Ananias terkena sengatan listrik sebagai dampak banjir dan longsor.

“Sehingga, jumlah korban meninggal menjadi empat orang,” kata dia saat dikonfirmasi di Sorong, Jumat (17/7). Empat korban meninggal dunia akibat longsor dan banjir semuanya berlokasi di Klademak II dan Klademak III, Kota Sorong.

Banjir terparah pada pekan ini terjadi di Luwu Utara. Total 14.438 jiwa dari 3.627 kepala keluarga (KK) mengungsi akibat banjir bandang disertai lumpur dan pasir pada lima kecamatan, Senin (13/7) lalu. “Jumlah korban jiwa sebanyak 32 orang, luka-luka 51 orang, dan hilang 67 orang,” ujar Kepala BPBD Sulsel, Ni’mal Lahamang, Jumat.

 
photo
Warga korban banjir bandang beraktivitas di lokasi pengungsian di Perbukitan Desa Meli, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Kamis (16/7). - (ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO)

Untuk data pengungsi pada lima kecamatan yang terdampak, kata dia, Kecamatan Masamba dengan jumlah terbanyak, yakni 7.748 jiwa. Disusul Kecamatan Baebunta 5.808 jiwa, Kecamatan Sabang 927 jiwa, sedangkan Kecamatan Malangke dan Malangke Barat masih dilakukan pendataan.

Sementara, rumah warga yang terdampak sebanyak 4.202 unit, sekolah 9 unit, rumah ibadah 13 unit, rinciannya 12 masjid dan satu gereja. Fasilitas kesehatan masing-masing satu puskesmas, satu Laboratorium Kesda, dan satu unit PSC, serta delapan kantor pemerintahan.

Pengungsi korban banjir di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Selasa (14/7) lalu masih membutuhkan bantuan logistik untuk kebutuhan bertahan hidup. “Dalam situasi tanggap darurat saat ini, logistik masih menjadi kebutuhan prioritas di posko-posko pengungsian,” kata Sekretaris BPBD Parigi Moutong, Nyoman Adi.

Data sementara yang dirilis BPBD setempat, sekira 3.797 jiwa atau 1.027 KK terdampak banjir, 84 orang lansia, 10 orang ibu hamil, 82 orang balita dan 18 bayi, serta 5 orang penyandang disabilitas. Selain itu, terdapat 22 rumah hanyut terseret banjir.

photo
Warga korban banjir bandang melihat rumahnya yang hancur diterjang material lumpur di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Jumat (17/7). Hingga kemarin, jumlah korban meninggal mencapai 32 orang sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian - (ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO)

Sebanyak enam desa di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, terendam akibat curah hujan tinggi di daerah itu pada Kamis (16/7). Camat Tapa, Achril Babyonggo, mengatakan, hujan yang mengguyur sejak siang hari menyebabkan air yang turun dari daerah perbukitan dan sungai meluap hingga merendam rumah, lahan, dan jalan. “Sesuai instruksi Bupati Hamim Pou, kami akan segera mendirikan dapur umum bagi warga,” ujar dia.

Banjir tak hanya terjadi di Pulau Sulawesi dan Papua, tetapi juga terjadi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Akibatnya, sejumlah rumah warga terendam dan menghambat aktivitas transportasi darat di sejumlah titik karena terputus. “Ketinggian air rata-rata sekitar dua meter lebih,” kata Kapolsek Putussibau Selatan, Ipda Cahya Purnawan, di lokasi banjir di Teluk Barak, Putussibau Selatan, Kapuas Hulu, Kamis (16/7).

Cuaca ekstrem

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih mengancam dan akan terjadi hingga akhir tahun. Meski kini 64 persen daerah zona musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau, cuaca ekstrem tetap berpotensi terjadi hingga akhir tahun di berbagai wilayah di Indonesia.

photo
Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir 2020 - (BMKG)

Dia mengimbau masyarakat terus waspada terhadap berbagai potensi dampak cuaca ekstrem, seperti longsor, banjir bandang, dan banjir di berbagai wilayah Indonesia. Dwikorita menjelaskan, potensi cuaca buruk tidak hanya diprakirakan terjadi di wilayah Sulawesi Selatan. Provinsi lain juga diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan dapat disertai angin kencang.

Di antaranya, Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Riau, Lampung, Jabar, Jabodetabek, Kaltara, Jambi, Sumsel, Banten, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Kaltara, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Papua Barat, dan Papua. “Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di sepanjang daerah tersebut,” kata Dwikorita.

Kepala Pusat Meteorologi Publik, Fachry Rajab, menjelaskan, untuk wilayah Kabupaten Luwu Utara, atau Sulawesi Selatan pada umumnya, dalam tujuh hari ke depan, yaitu 17-24 Juli, diprakirakan masih akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berkoordinasi dengan instansi terkait untuk segera memulihkan kondisi pascabencana banjir bandang di Luwu Utara. Presiden juga menyampaikan dukacitanya kepada para korban bencana banjir bandang di Sungai Masamba di Kabupaten Luwu Utara.

photo
Kendaraan menerobos banjir di Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (17/7). Sejumlah wilayah Kota Sorong mengalami banjir dan longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak Kamis (16/7). - (OLHA MULALINDA/ANTARA FOTO)

Selain itu, Presiden juga menyampaikan dukacitanya terhadap korban banjir dan longsor di Kota Sorong, Papua Barat. Bencana ini juga menelan adanya korban jiwa. “Presiden mengucapkan dukacita sedalam-dalamnya untuk korban di Masamba, Luwu Utara juga korban banjir di Kota Sorong, Papua Barat,” ujar Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat