Kurang tidur akan memicu berbagai penyakit. | Freepik

Sehat

Supaya Tidur Lebih Nyenyak

Kurang tidur bisa memicu berbagai penyakit.

Jarum jam masih menunjuk pada angka dua ketika Danish Putra terjaga. Rupanya masih pukul 02.30 dini hari. Jika dihitung, dia baru terlelap sekitar tiga jam saja. Saat berusaha untuk tidur kembali, mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jakarta ini mengalami kesulitan. ''Pikiran justru ke mana-mana,'' ujarnya saat dihubungi  Ahad (5/7).

Danish tidak sendiri. Sebagian orang pun mengalami masalah serupa, yaitu gangguan tidur. Mereka sulit memejamkan mata, padahal malam telah larut. Atau jika tertidur cepat, biasanya durasinya tidak lama.

Dokter spesialis tidur, dr Andreas Prasadja mengatakan ada beberapa masalah gangguan tidur yang dilihat dari gejalanya. Gejala gangguan tidur ada tiga macam yaitu insomnia,  hipersomnia, dan parasomnia.

photo
Kurang tidur membuat tubuh kurang bugar. - (Freepik)

Istilah insomnia dikaitkan dengan kesulitan untuk mengantuk. Sedangkan hipersomnia merupakan kebalikan dari insomnia. Ini adalah gejala kantuk berlebihan. "Mau berapa jam pun tidurnya tetap saja mengantuk terus," jelasnya.

Gejala lainnya adalah parasomnia yaitu vokalisasi maupun gerakan tidak wajar terjadi pada saat tidur seperti mengigau, sleep talking, sleep walking, sleep testing, dan lainnya.

Selain itu, ngorok juga merupakan bagian dari gangguan tidur. Bukan hanya orang dewasa, ngorok juga sering dialami anak-anak. Ngorok ini tidak boleh diabaikan harus diatasi karena saat tidur potensi otak lagi dibangun. "Ngoroknya mengganggu enggak, kalau ternyata ngoroknya hanya gangguan suara biarkan saja. Kalau ada gangguan pernapasan, itu yang bahaya. Karena daya tahan tubuh hanya bekerja saat tidur," jelasnya.

Ia mengatakan orang yang banyak mengalami gangguan tidur adalah mereka yang berusia 40-an. Namun, ada juga yang masih sangat belia. "Pasien saya anak usia delapan tahun mengalami henti napas sampai 130 kali per jam (ngorok)," ujarnya.

Lantas, bagaimana ciri-ciri orang yang mengalami gangguan tidur? Dokter Andreas menjelaskan Anda kurang tidur atau tidak bisa terlihat dari beberapa hal. Misalnya setelah bangun tidur badan Anda terasa tidak segar dan pada siang hari sudah tidak bugar. "Kalau bangun tidak fresh, siang harus minum kopi lagi, itu salah satu tanda,'' ujarnya.

Tanda lain kualitas tidur buruk, kata Andreas, adalah Anda tidak fokus, ceroboh, mudah lupa, dan konsentrasi buruk. Misalnya Anda keluar rumah memakai baju terbalik, bisa juga Anda memakai sepatu atau sandal berbeda warna. "Karena satu-satunya yang bisa meningkatkan kemampuan konsentrasi, daya ingat, kreativitas, dan kemampuan mengambil keputusan ya cuma tidur, tidak ada lagi. Air mana bisa," ujarnya.

 

 

 

Tanda lain kualitas tidur buruk adalah Anda tidak fokus, ceroboh, mudah lupa, dan konsentrasi buruk.

 

 
Dokter Andreas Prasadja, spesialis tidur 
 

 

Ini karena saat tidur terjadi proses restorasi saraf. Banyak orang beranggapan saat tidur, otak kita tidak aktif. Faktanya, justru berbeda. Saat tidur, otak kita 70 persen lebih aktif dibanding saat terjaga. Hanya, kita ditutup sensori dari dunia luar. "Sisa bakaran dari otak yang bekerja seharian dibuang saat tidur. Kalau tidak tidur, maka menumpuk di otak sehingga menjadi racun.''

 

Belum lagi kurang tidur akan menyebabkan stres, pola makan dan pilihan nutrisi menjadi tidak sehat, dan rusaknya metabolisme tubuh. Menurut CEO Generali Indonesia, Edy Tuhirman, tidur dan stres saling mempengaruhi. Tidur dan stres yang buruk akan menyebabkan kardiovaskular, penyakit kanker, gastrointestinal dan diabetes.

 

Faktanya, lanjut Edy, lebih dari 300 juta orang di dunia mengidap depresi. Bahkan, satu orang meninggal setiap 40 detik karena depresi. Sebanyak 15,6 juta orang di Indonesia mengidap depresi. Namun, hanya delapan persen yang berobat pada ahlinya. Angka itu diperkirakan terus bertambah setiap tahun.

Bila masalah kurang tidur ini terus menerus terjadi, bahkan hingga tiga hari berturut-turut, biasanya si penderita mulai mengalami halusinasi otak. "Ini berbahaya. Kalau tidak tidur terus menerus, kita tidak tahu akibatnya," kata Dokter Andreas.

 

Durasi Pas Sesuai Usia

Sebenarnya, berapa lamakah waktu tidur yang ideal? Jawabannya, tergantung pada usia. Untuk manusia dewasa, mereka membutuhkan tujuh sampai sembilan jam yang sebaiknya dimulai pada pukul 22.00.

Bagi para dewasa muda atau sekitar usia 20-an, paling telat tidur mulai pukul 23.00. Sedangkan pada anak usia 5 dan 7 tahun, mereka masih membutuhkan waktu tidur selama 12 jam.

Dokter spesialis tidur, dr Andreas Prasadja mengatakan bila Anda kekurangan tidur di malam hari, maka tidak bisa dibayar lunas di siang hari. "Tidur siang bagus. Sayangnya tidak akan membalas utang tidur. Bisa membayar tapi tidak akan lunas. Karena siklusnya sudah berbeda," ujarnya.

Bila Anda terpaksa bangun di malam hari untuk bekerja dan siang hari diganti untuk tidur, maka Anda harus membalikkan situasinya. Pada saat siang hari, suasana dibuat nyaman seperti malam hari. ''Harus dibuat gelap,'' kata Andreas.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat