Khazanah
Mana yang Didahulukan, Bersedekah atau Kurban?
Dalam momen Idul Adha, apakah akan menyalurkan dananya untuk sedekah atau kurban.
OLEH ROSSI HANDAYANI
Seorang Muslim yang memiliki niat baik kadang kala dihadapkan pada berbagai pilihan. Dalam momen Idul Adha, misalnya, ia mungkin dapat memilih, apakah ia akan menyalurkan dananya untuk sedekah atau kurban.
Menurut Ustaz Abdul Somad (UAS), ada perbedaan antara dua amalan tersebut. Berkurban merupakan suatu ibadah khusus yang tak bisa ditukar dengan amalan lain. Amalan ini dilakukan dengan cara menyembelih hewan, yakni kambing, domba, lembu, kerbau, atau unta.
Kurban Idul Adha pun harus diselenggarakan pada hari-hari yang telah ditentukan, yaitu tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijah. Niatnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
"Kurban tidak bisa digantikan dengan ibadah lain. Kalau menurut mazhab Imam Hanafi, wajib. Adapun menurut mazhab Imam Maliki, Imam Syafii, dan Imam Hanbali, hukumnya sunah muakad," kata UAS kepada Republika, Ahad (5/7).
Bagaimanapun, situasi wabah Covid-19 dapat menjadi sebuah pertimbangan. Alumnus Universitas al-Azhar (Mesir) itu berpandangan, ibadah kurban Idul Adha merupakan sunah muakad. Hukumnya tidak wajib sehingga umat Islam boleh tak berkurban. Untuk tahun ini, dana yang ada dapat dialokasikan untuk sedekah demi meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi.
"Bujet kurban misalnya Rp 2,5 juta. Itu disedekahkan untuk masyarakat yang tidak mampu, yakni mereka yang karena terkena dampak Covid-19 menjadi sangat parah perekonomian atau penghidupannya," ujar mubaligh kelahiran Asahan, Sumatra Utara, itu.
Kurban tidak bisa digantikan dengan ibadah lain.USTAZ ABDUL SOMAD
Sementara itu, Ustaz Jeje Zainudin mengatakan, setiap amal ibadah pada hakikatnya memiliki keistimewaan masing-masing. Begitu pula dengan sedekah dan berkurban.
"Satu ibadah dengan yang lain memiliki aspek keistimewaan yang berbeda. Sedekah mempunyai keistimewaan sendiri, berkurban juga memiliki keistimewaan," kata anggota Dewan Syariah Pusat Zakat Umat itu dalam diskusi daring bertajuk "Urgensi Kurban di Tengah Pandemi Covid-19", baru-baru ini.
Untuk saat ini, dia melanjutkan, umat Islam boleh saja mempertimbangkan salah satu dari dua opsi, yakni sedekah atau kurban. Jika mampu menunaikan keduanya, lakukanlah. Namun, apabila dana yang ada terbatas, menurut Ustaz Jeje, seseorang dapat memilih yang paling bermanfaat sesuai konteksnya.
Pilih yang paling manfaat, maslahat, dan paling dibutuhkan oleh seseorang. Ketika yang dibutuhkan adalah makanan yang bergizi maka yang lebih afdal ialah sembelih hewan kurban. "Apabila dibutuhkan uang cash maka itu (sedekah) didahulukan. Intinya, tidak bisa digeneralisasi," ucap dia.
Pilih yang paling manfaat, maslahat, dan paling dibutuhkan oleh seseorang.USTAZ JEJE ZAINUDIN
Ustaz Jeje meneruskan, kaum Muslimin yang tetap berkurban di tengah pandemi Covid-19 patut diapresiasi. Pasalnya, dalam kondisi saat ini mereka terus bersemangat dalam amal satu tahun sekali itu, padahal situasi cenderung tidak mudah.
"Ibadah kurban (saat ini) memiliki pahala yang besar dibandingkan pada situasi normal. Besarnya amal ditentukan dalam situasi kondisi sulit serta besarnya kebermanfaatan yang didapat oleh seseorang. Yang menentukan nilai dan kualitas, semakin berat dan luas kemanfaatannya maka semakin besar pahalanya," kata dia.
Ia mengingatkan tentang hadis Nabi Muhammad SAW. Suatu ketika, beliau ditanya, "Sedekah bagaimanakah yang paling utama?" Rasulullah SAW pun menjawab, "Engkau bersedekah di saat dalam keadaan sehat dan cinta harta, banyak keinginan dan takut miskin, serta tidak menangguhkannya sampai nyawa di kerongkongan, kemudian mengatakan, 'Ini untuk si fulan, dan itu untuk si fulan,' padahal memang itu sudah jatah si fulan dan si fulan."
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.