Jakarta
Penumpang KRL Jadi Target Tes Masif Covid-19
Tes masif dan operasi gabungan pencegahan Covid-19 dapat mendisiplinkan masyarakat.
BOGOR -- Sebanyak 15 orang dari 857 orang pelaku perjalanan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede yang menjalani rapid test hasilnya reaktif Covid-19. Koordinator Sub Divisi Pengawasan Massa dan Penegakan Aturan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Dedi Taufik Kurrohman mengatakan, mereka yang reaktif langsung melaksanakan swab test.
“Pemeriksaan sampel ada yang dilakukan di Labkesda Jabar, ada juga yang diperiksa di mobil PCR," kata Dedi Taufik, Sabtu (27/6).
Hasil tersebut diperoleh seusai Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) menggelar tes masif bagi pelaku perjalanan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede. Gugus tugas provinsi menyediakan sekitar 1.000 hingga 1.500 rapid test dan swab test. Dedi menyatakan, tes masif efektif menyaring pelaku perjalanan yang masuk Jabar, untuk mencegah munculnya kasus impor (imported case).
Akan tetapi, kata dia, menumbuhkan kedisiplinan pelaku perjalanan menerapkan protokol kesehatan amat krusial dalam penanganan Covid-19 di Jabar. "Kedisiplinan dan kewaspadaan harus tetap kami tingkatkan. Produktivitas kami tingkatkan, tetapi tingkat kewaspadaan dan kedisiplinan perlu melalui protokol kesehatan," ujarnya.
Hal senada dikatakan Koordinator Sub Divisi Sterilisasi Fasilitas Publik Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Hery Antasari. Menurut Hery, tes masif dan operasi gabungan dapat memicu kedisiplinan masyarakat, seperti memeriksa kondisi sendiri dan mempersiapkan masker ataupun hand sanitizer sebelum bepergian.
"Masyarakat yang akan melakukan perjalanan siap-siap dengan protokol kesehatan dan mengantisipasi agar tidak diputar balik. Mereka tidak akan nekat melakukan perjalanan dalam kondisi tidak sehat. Itu yang terpenting," kata Hery.
Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Siska Gerfianti menyatakan, tes masif digelar sebagai pendeteksian dini, mengingat mobilitas warga Jabar yang keluar-masuk DKI Jakarta di kedua stasiun itu tinggi.
"Kami akan mengecek selalu pintu-pintu masuk ke Jabar. Seperti pekan lalu, kami mengadakan operasi gabungan dan tes masif di kawasan puncak," kata Siska.
Sementara itu, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan mempelajari usulan Gubernur Jawa Barat untuk menambah kapasitas penumpang kereta commuter line atau kereta rel listrik (KRL). Hal ini guna mengatasi penumpukan calon penumpang KRL di Stasiun Bogor yang akan berangkat kerja ke Jakarta.
"Adanya usulan dari Gubernur Jawa Barat kami pertimbangkan sebagai masukan," kata Vice President Corporate Communications PT KCI, Anne Purba.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat, akan terus melakukan rapid test secara konsisten di empat lokasi, yakni pasar tradisonal, terminal bus, stasiun kereta, dan lokasi wisata, untuk memetakan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil menambahkan, di stasiun, terutama Stasiun Bogor, ada persoalan, yakni karena adanya pembatasan jumlah penumpang KRL untuk menjaga kesehatan dan antisipasi penyebaran Covid-19, sehingga terjadi penumpukan calon penumpang di Stasiun Bogor.
Menurut Anne, usulan dari Gubernur Jawa Barat itu menjadi masukan bagi PT KCI. Setelah melakukan rapid test dan ada hasilnya, kata dia, tentunya Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menindaklanjutinya, yakni berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta ataupun Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan.
"Kalau sudah ada keputusan dari Pemerintah Pusat terkait dengan usulan Gubernur Jawa Barat itu, PT KCI sebagai operator tentu akan akan menjalankannya," kata Anne.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.