Pustaka
Proses Panjang Mencintai Diri
Buku ini mengajarkan lika-liku mencintai diri sendiri.
Aktris Devina Aureel pernah sangat membenci rambutnya. Tekstur yang keriting dan mengembang membuat banyak orang menyebut rambutnya seperti surai singa bahkan kuntilanak. Dia iri melihat teman-temannya yang punya rambut lurus dan indah seperti di iklan sampo. Semua itu membuat Devina mengambil keputusan meluruskan rambut saat SMP.
Setelah proses smoothing, rambut Devina memang berubah jadi seperti yang dia inginkan. Tetapi, itu hanya bertahan sementara. Rambutnya kembali mengembang, bahkan menjadi rusak. "Itu karena nggak menerima diri sendiri, nggak puas dengan hal yang aku punya," kata Devina saat menjadi narasumber pada sesi bincang santai "First, Love Yourself" beberapa waktu lalu.
Apa yang terjadi kemudian? Devina kewalahan karena harus mencatok rambut setiap hari, membuatnya semakin rusak. Pada akhirnya, dia sampai ke titik lelah dan menghentikannya. Figur publik yang kini dikenal sebagai selebgram dan Youtuber itu berusaha menerima kondisinya. Dia memberi sugesti kepada diri sendiri bahwa tidak ada yang salah dengan rambut keriting.
Agar lebih percaya diri, Devina punya 'mantra' khusus yang dia ucap dua kali sehari, sebelum tidur dan saat bangun tidur. Bunyinya: aku cantik, aku berharga, aku cukup. Kebiasaan itu membuat Devina lebih lebih bersyukur dengan apa yang dia miliki. Perempuan 23 tahun kelahiran Malang itu kini beranggapan bahwa semua perempuan cantik.
Lambat laun, dia menyadari rambut alaminya yang keriting terurai terlihat indah. Karena dia nyaman dengan dirinya, banyak orang ikut memuji dan mengatakan hal yang sama. Devina mengakui, masalah utama adalah pikiran buruknya sendiri yang belum 100 persen menerima diri apa adanya. Dia sangat lega karena pada akhirnya bisa mengatasi itu.
Kini, Devina jadi lebih percaya diri. Dia pun aktif mengajak dan menguatkan orang lain, terutama pengikutnya di media sosial untuk menyayangi diri. "Memang butuh waktu, tapi nggak sesusah itu. Sampai sekarang, aku juga masih belajar terus mencintai diri sendiri," ujar pemeran film Yowis Ben dan Imperfect tersebut.
Buku interaktif
Sesi bincang santai dengan narasumber Devina itulah yang sekaligus menandai peluncuran buku I (Hate) Love Me. Buku tersebut menjadi panduan praktis agar seseorang bisa lebih mencintai diri.
Buku digagas oleh tim penulis penyedia layanan kesehatan mental berbasis teknologi, Ibunda.id. Mereka adalah Salsabila Ainurrohman, Esterina Angelica Kristanto, Andre Anggawijaya, Bianda Retno Widyani, serta desainer Muhammad Riza Asshiddiqy dan Ahmad Ridwan.
Karya setebal 136 halaman terbitan Elex Media Komputindo itu penuh visual berwarna-warni yang memanjakan mata. Buku melibatkan pembaca untuk ikut menuliskan deskripsi diri, sehingga menjadi refleksi apakah dia sudah mengenal diri dengan baik atau belum.
Salah satu penulis, Salsabila Ainurrohman, menyampaikan bahwa buku terbagi dalam tiga bagian. Bab pertama berisi self-knowledge yang membahas pengetahuan tentang diri sendiri, disusul bab kedua yang membahas self-acceptance atau penerimaan diri.
Bab ketiga memaparkan tentang self-care, yaitu bagaimana seseorang merawat dirinya sendiri secara fisik dan mental. Salsabila menyampaikan, buku juga dipenuhi kuis-kuis sederhana yang mengajak pembaca melatih kecintaan terhadap diri sendiri.
Perempuan berusia 25 tahun kelahiran Tasikmalaya itu menyampaikan, seluruh konten dibuat berdasarkan riset yang sudah dilakukan Ibunda.id. Tim penulis ingin buku juga bisa dinikmati oleh mereka yang kurang suka membaca, terutama pembaca usia sekolah hingga dewasa muda.
Buku yang idenya tercetus sejak 2017 itu berangkat dari masalah personal tim penulis. Para penulis muda tersebut kerap merasa rendah diri dan kurang mencintai diri. Mereka yakin, ada banyak anak muda yang mengalami hal sama.
Itu sebabnya, buku I (Hate) Love Me digagas untuk lebih mencintai diri dengan cara menyenangkan. Salsabila mengatakan, ada banyak cara yang terkesan sepele tetapi ampuh meningkatkan rasa cinta terhadap diri sendiri. "Dari apa yang aku tulis, self love itu bukan sebuah tujuan, tetapi perjalanan. Setiap orang belajar bagaimana mencintai dirinya, dan dengan itu baru dia bisa memberikan yang terbaik untuk orang-orang di sekitar," kata penulis konten di Ibunda.id tersebut.
Self love itu bukan sebuah tujuan, tetapi perjalanan. Setiap orang belajar bagaimana mencintai dirinya.SALSABILA AINURROHMAN, Penulis Buku
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.