Nasional
Lima Ventilator Nasional Kantongi Izin Edar
Kelima ventilator tersebut segera memasuki tahap produksi massal.
JAKARTA -- Lima ventilator untuk pasien Covid-19 karya anak bangsa telah berhasil mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan dan siap diproduksi. Ventilator ini merupakan salah satu inovasi Konsorsium Riset dan Inovasi yang digagas Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menuturkan, pencapaian ini layak diapresiasi. Ia mengaku kagum dengan kehebatan dan pencapaian putra-putri kebanggaan bangsa Indonesia.
"Bayangkan, riset dan inovasi yang biasanya di proposal dilakukan minimal dalam satu tahun anggaran, ini hanya dalam hitungan 3 bulan, sudah menghasilkan produk-produk inovasi yang berkualitas, luar biasa dan sangat dibutuhkan bangsa Indonesia, yang pada saat yang sama, bangsa lain juga sedang berlomba-lomba membuatnya," kata Bambang, dalam keterangannya, Sabtu (20/6).
Setelah mengantongi izin edar, kelima ventilator tersebut segera memasuki tahap produksi massal. Bahkan beberapa sudah menghasilkan ratusan produk yang sudah dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam membantu menyelamatkan pasien Covid-19.
Saat ini, ventilator merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi pasien Covid-19. Harganya menjadi mahal dan barangnya langka. Namun, setelah inovasi ventilator ini muncul, diharapkan Indonesia tidak perlu impor untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
"Kuncinya adalah kolaborasi, kemitraan, dan kerjasama,” tegas dia. Sebab, menurutnya, pandemi Covid-19 faktanya dapat menyatukan tekad dan semangat para inventor dan inovator dari kalangan pemerintah, akademisi, dan pihak swasta untuk berkolaborasi mengatasi pandemi.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berkomitmen membantu memfasilitasi proses pendaftaran sejumlah alat penanganan Covid-19. Saat ini di Provinsi Jawa Barat berhasil menciptakan inovasi alat medis untuk penanganan Covid-19. Terawan mengaku akan membantu pendaftaran inovasi dari Provinsi Jabar ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) agar bisa diproduksi massal.
Jabar berhasil membuat sejumlah alat medis untuk penangnaan Covid-19. Di antaranya, ventilator buatan PT Dirgantara Indonesia, rapid test antigen karya ITB dan Unpad, serta laboratorium kontainer buatan PT Biofarma.
"Kita daftarkan dan kita fasilitasi untuk nanti, bisa kita lakukan pembelian untuk proses pengadaannya sehingga itu bisa dipakai nantinya di seluruh penjuru tanah air, kita harus bangga dengan produk Indonesia. Saya yakin produk Indonesia sangat kompatibel dipakai di indonesia," tegas Menkes.
Sebelumnya, Covent-20 ventilator transport lokal yang dikembangkan Tim Ventilator Universitas Indonesia (UI) juga berhasil lulus uji klinis manusia dari Kementerian Kesehatan. Ventilator tersebut dinyatakan lulus untuk mode ventilasi CMV (Continuous Mandatory Ventilation) dan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure).
"Saat ini, tim Ventilator UI sedang menyelesaikan tahapan akhir produksi dengan beberapa mitra strategis industri sesuai dengan standar produksi alat kesehatan agar dapat didistribusikan ke rumah sakit rujukan Covid-19 dan rumah sakit darurat," ujar Rektor UI Ari Kuncoro, Rabu (17/6) lalu.
Tim Ventilator UI sedang menyelesaikan tahapan akhir produksi dengan beberapa mitra strategis industri.ARI KUNCORO, Rektor Universitas Indonesia
Dia mengutarakan, pada tahap awal, UI akan memproduksi 300 unit ventilator Covent yang dana pembuatannya diperoleh dari hasil penggalangan donasi terhadap beberapa perusahaan dan komunitas di bawah koordinasi Ikatan Alumni Fakultas Teknik UI (ILUNI FTUI).
Uji klinis pada manusia sendiri dilakukan menjadi dua tahap. Pertama adalah uji klinis untuk mode ventilasi CPAP pada pasien dewasa yang dirawat di IGD RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSUI dalam periode Mei 2020.
Sedangkan uji klinis untuk mode ventilasi CMV dilakukan di Pusat Simulasi Respirasi, Rumah Sakit Pusat Persahabatan pada tanggal 3 Juni 2020, sesuai dengan protokol uji dari Kemenkes. "Hasil uji klinis ini membuktikan bahwa kedua fungsi Covent-20 berjalan dengan sangat baik dan direkomendasikan untuk digunakan pada penanganan pasien," ujar Dekan Fakultas Teknik UI (FTUI) Hendri DS Budiono.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.