Perawat bersiaga dengan mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan Covid-19 di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/6/2020). Salah satu peluang di dunia kesehatan seusai pandemi ini adalah pelayanan wisata me | FB Anggoro/ANTARA FOTO

Sehat

Menuju Destinasi Wisata Medis

Salah satu peluang di dunia kesehatan seusai pandemi ini adalah pelayanan wisata medis.

 

Wisata medis ke Indonesia sampai saat ini masih belum bergeliat dan diminati oleh masyarakat. Terlebih, saat ini dunia, termasuk Indonesia, tengah berjuang untuk bertahan di tengah ancaman pandemi Covid-19 karena virus korona.

Meski demikian, menurut Ketua Asosiasi Wisata Medis Indonesia (AWMI) yang juga seorang dokter obgin Dr dr Taufik Jamaan SpOG, situasi pandemi saat ini justru menjadi kesempatan yang baik bagi Indonesia. Peluangnya terbuka untuk menuju Indonesia sebagai destinasi wisata medis.

"Justru masa kini adalah kesempatan kita. Kita harus bisa mengembangkan suatu layanan yang sifatnya, pertama, telemedicine atau konsultasi jarak jauh," kata Taufik dalam webinar Strategi Wisata Medis di Tengah Pandemi yang diadakan oleh Insisi, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, pada masa pandemi ini, para dokter dan rumah sakit (RS) bisa mengembangkan layanan yang terkait dengan herbal medicine.

Saat ini adalah waktu yang tepat di bidang kesehatan untuk edukasi dan sosialisasi mengenai layanan seperti ini kepada masyarakat. Tak hanya itu, saat anjuran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selesai, Taufik menilai, masyarakat akan membutuhkan banyak layanan medis yang bersifat suportif, wellness, dan rehabilitasi medis.

Dia tak memungkiri bahwa saat ini banyak rumah sakit yang berusaha keras memenuhi layanan kesehatan sebaik mungkin saat pandemi. Jumlah pengunjung ke RS saat ini pun menurun sampai 50 persen, tapi pengeluaran RS bertambah sampai 200 persen. "Kita harus selalu memikirkan apa yang bisa kita lakukan setelah badai berlalu ini," kata dia.

 
Kita harus membuat layanan yang menjadi pemecahan masalah dan bisa meningkatkan kunjungan rumah sakit.
 
 

Pada masa normal baru, kata dia, pihak-pihak yang bekerja di bidang kesehatan bisa membuat sesuatu hal baru yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat atau pasien. Salah satunya yang akan diminati setelah pandemi ini adalah pelayanan wisata medis.

Pertimbangannya, kata Taufik, adalah potensi banyaknya orang yang membutuhkan rehabilitasi medis, yakni rehabilitasi terhadap fisik dan kondisi tubuh. Layanan bersifat wellness atau kesehatan akan dibutuhkan, baik terhadap jasmani maupun yang bersifat estetika.

AWMI juga akan membentuk platform wisata medis untuk menambah geliat sektor kesehatan dalam mewujudkan wisata medis. Nantinya AWMI membuat suatu marketplace wisata medis Indonesia. "Jadi, para dokter dan para pelaku bisnis terkait dengan wisata medis ini akan bergabung," kata Taufik.

Para pengusaha, ahli IT, percetakan, promosi, dan marketing pun bergerak di asosiasi ini. Taufik mengatakan, platform ini nantinya berupa marketplace berisi rumah sakit dan dokter-dokter yang melayani wisata medis. Sasarannya, tentu dari domestik dan mancanegara.

photo
Petugas medis memeriksa pasien anak di IGD salah satu Rumah Sakit Di Mataram, NTB, Rabu (3/6/2020). Salah satu peluang di dunia kesehatan seusai pandemi ini adalah pelayanan wisata medis - (AHMAD SUBAIDI/ANTARA FOTO)

Menggencarkan aneka promosi

Selama ini masyarakat Indonesia kerap menyasar wisata medis ke luar negeri, yaitu ke Singapura, Malaysia, Australia, juga ke negara-negara di Asia dan Eropa. Wisatawan dengan tujuan medis sampai saat ini mencapai sekitar tiga juta orang. Situasi dan merebaknya pandemi Covid-19 membuat masyarakat urung untuk pergi berobat ke luar negeri.

Menurut Ketua Asosiasi Wisata Medis Indonesia (AWMI) Dr dr Taufik Jamaan SpOG, ada sejumlah alasan masyarakat Indonesia suka berwisata medis ke negara-negara tetangga. Selain promosinya yang gencar dan agen-agennya di Indonesia, mereka melibatkan banyak pihak di dalamnya. Wisata medis menjadi industri yang bagus dan omzet yang tinggi.

Selain itu, tambah Taufik, mereka menerapkan patient arrangement sejak pasien di rumahnya, lalu pemantauan dalam pemberangkatan, sampai tibanya di negara tujuan. Mereka pun menjadwalkan perinci, termasuk jadwal temu dengan dokter dan pelayanan medisnya. Bahkan, mereka berani memberikan diskon belanja di sejumlah pusat pembelanjaan. "Jadi, semua pihak itu pasti terlibat," ujar dia.

Saat pandemi Covid-19, banyak pasien Indonesia yang urung untuk bepergian berwisata medis ke negara tetangga. "Di situlah peluang kita untuk meningkatkan layanan medis dengan meningkatkan mutu, kualitas layanan, variasi, dan diverrsifikasi layanan. Sehingga mereka tertarik untuk berobat di dalam negeri saja," kata Taufik dalam diskusinya dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr Vito Anggarino Damay SpJP (K) MKes.

Itu sebabnya, lanjut dia, untuk mengembangkan wisata medis di Indonesia, perlu pelibatan seluruh pihak oleh pemerintah. Apalagi, rumah sakit di Indonesia, sarana dan prasarana kesehatan, serta SDM-nya, juga harga kompetitif yang tak kalah dari negara tetangga. "Kalaupun harganya sama, setidaknya pasien tidak perlu ke luar negeri jadi lebih efisien pada waktu," kata dia.

photo
Staf laboratorium RS Prima Husada Cipta Medan beraktivitas di laboratorium Biomolekuler PCR di RS PHC Medan, Sumatra Utara, Kamis (11/6). Salah satu peluang di dunia kesehatan seusai pandemi ini adalah pelayanan wisata medis - (Dok Pelindo 1)

Vito Damay mengatakan, soal harga adalah hal yang relatif, tapi yang terpenting adalah nilai yang diberikan kepada masyarakat dalam menyajikan wisata medis ini. "Jadi, ketika berobat dengan dokter Indonesia, mereka merasakan memang lain rasanya jika dokter sendiri yang mengobati. Mereka lebih lancar menyampaikan keluhannya dan mudah dimengerti. Jadi, bukan hanya sekadar harga," kata dia.

Dia mengakui, baik Singapura dan Malaysia memiliki keunggulan tersendiri di bidang wisata medis. Singapura unggul dari sektor teknologi yang canggih dan Malaysia diuntungkan dari kebijakan bea cukai negara yang rendah untuk alat kesehatannya sehingga harga layanan kesehatannya bisa ditekan. "Itu ditunjang masih satu rumpun dengan orang Indonesia. Jadi lebih familiar," kata dia.

Namun, keberadaan wisata medis di Indonesia akan menjadi andalan bagi masyarakat Indonesia. "Dari segi bahasanya sama, kulturnya sama, kuliner juga sama. Halal food style juga bisa menjadi keunggulan di wisata medis Indonesia," ujar Vito.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat