Jakarta
Alhamdulillah, Sudah Kembali Melayani Pelanggan
Masyarakat mulai kembali menikmati aneka hidangan di sejumlah tempat makan.
MEILIZA LAVEDA
Siang hari sekira pukul 10.25 WIB, warung Ayam Geprek Hanis yang berlokasi di Jalan Jati Murni, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan (Jaksel), sudah buka. Terlihat baru satu pelanggan yang sedang menikmati ayam geprek. Pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh sektor ekonomi, termasuk mereka yang merintis bisnis kuliner. Diah Eka (53 tahun), pemilik warung ayam geprek, turut merasakan menurunnya jumlah pembeli sejak virus korona menyerang Jakarta.
Diah bersyukur, kini Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memutuskan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi sehingga warungnya bisa kembali membuka layanan makan di tempat. Warung Ayam Geprek Hanis miliknya melayani makan di tempat sejak Senin (8/6). "Kita juga sudah menerapkan protokol kesehatan,” katanya saat ditemui pada Rabu (10/6).
Kini, tempat cuci tangan tersedia di depan dan di dalam warung. Meja makan berderet dengan jarak dan posisi sudah diatur. Diah menjelaskan, meja makan diarahkan ke tembok agar pelanggan yang datang tidak bisa bercakap-cakap. Selain itu, masing-masing meja hanya boleh diisi satu pelanggan. Menurut dia, fasilitas yang disediakaan benar-benar untuk makan dan tidak melayani mereka yang merokok atau sekadar nongkrong.
Karyawan yang bekerja juga mengenakan masker dan face shield. Ketika menyiapkan makanan, karyawan juga diharuskan menggunakan sarung tangan. Area warung juga dibersihkan secara rutin dengan disinfektan. Diah benar-benar menerapkan protokol kesehatan yang ketat agar warungnya tetap terjaga kebersihannya. Jika ada pelanggan yang tidak menggunakan masker, kata dia, konsekuensinya dilarang makan di tempat.
Dia berharap, adanya pelayanan makan di tempat bisa menutupi penurunan omzet yang terjadi sejak tiga bulan terakhir. Sebelumnya, warung milik Diah hanya melayani pesanan lewat aplikasi ojek daring. “Sejak ada korona, memang kita ada penurunan omzet, lebih setengah dari biasanya,” ujarnya. Namun, hal itu tidak membuat warungnya tutup dan membuat karyawannya dipulangkan. Sejauh ini, Diah mengaku, untuk upah karyawan masih bisa ditutup dengan menggunakan tabungan miliknya.
Diah pun ingin situasi kembali normal seperti biasanya. Warungnya, kata dia, tergolong ramai dikunjungi pembeli sebelum pandemi Covid-19. Terlebih, saat jam makan siang, banyak karyawan yang bergilir datang menikmati ayam geprek racikannya.
Pengusaha kuliner lain, Farhan Disa (22), sudah merencanakan untuk membuka kembali layanan makan di tempat. Warungnya yang akrab disebut Nasi Gerobakan dijadwalkan mulai beroperasi normal pada pekan depan, di Jalan Pondok Pucung Raya, Bintaro, Kota Tangerang Selatan. Selama pandemi, Nasi Gerobakan milik Fahrna hanya melayani pesanan secara daring. “Insya Allah, mulai normal lagi, ada dine-in,” tuturnya.
Sebelum buka, Disa telah melakukan sosialisasi protokol kesehatan yang lebih ketat terhadap karyawannya. Dia menjelaskan, warungnya sudah menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer. Pun, dengan karyawan diwajibkan mengenakan masker dan face shield. Selain itu, prosedur seperti cara membungkus dan penyiapkan makanan juga dibuat lebih ketat. Ditambah area warungnya dibersihkan secara rutin dengan disinfektan demi menghindari penyebaran virus korona.
Dengan langkah pencegahan itu, Disa berharap warungnya bisa mencetak laba. Semenjak wabah korona, Disa menyebut pembeli di warungnya hanya sekitar 5-10 orang. Angka itu jauh merosot dibandingkan sebelumnya, yang bahkan untuk makan di tempat bisa mencapai 50 orang. Dia mengaku, masih tertolong pesanan secara daring yang pembeliannya tidak ikut turun.
Sebagai konsekuensinya, Disa terpaksa memotong upah karyawannya 50 persen sebagai bentuk tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pegawainya. “Karyawan enggak ada yang dipulangkan, tapi pemotongan gaji setengahnya."
Pemilik warung bernama 'Warung Mojokan', Lulu Sarrah Mulyawan (26), juga sudah mulai membuka tempat makan yang dikelolanya sejak Senin (8/6), setelah dibolehkan Pemprov DKI. Terletak di kawasan Cilandak KKO, Jaksel, warungnya siap melayani pembeli yang ingin menikmati ayam bakar dan goreng khas buatannya. Selain menu makanan, Lulu juga menyediakan menu kopi.
Semenjak wabah virus korona menyergap Ibu Kota, Lulu sempat menutup warungnya. Karyawan terpaksa dipulangkan untuk sementara waktu, dan tidak diberi upah. Baru saat PSBB di Jakarta memasuki masa transisi, ia membuka kembali warung makannya dengan melayani pemesanan daring ataupun dine-in mulai pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB.
Lulu menerapkan beberapa protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19 di warungnya. Selain mengenakan masker dan face shiled, dia menambahkan, karyawan juga sudah diatur tata cara mempersiapkan makanan dengan sarung tangan dan selalu menerapkan seringnya cuci tangan.
Pembersihan setiap meja makan dengan disinfektan juga rutin dilakukan pegawainya. Karena itu, Lulu mengimbau bagi pelanggan yang datang untuk selalu mengikuti protokol kesehatan. Pihaknya juga menyediakan hand sanitizer di dekat meja kasir sehingga pembeli seusai transaksi bisa langsung membersihkan tangannya. “Semoga pandemi bisa segera selesai. Biar warung bisa ramai kayak dulu lagi,” tutur Lulu yang menjelaskan pelanggan di warungnya baru empat sampai lima orang per hari.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.