Kopi dalgona yang populer berkat peran youtuber asal Korea Selatan, Jung Il-woo | Pixabay.com

Teraju

Pesona Kopi Dalgona, Populer karena Peran Youtuber

Kopi dalgona yang populer berkat peran youtuber asal Korea.

 

OLEH SIWI TRI PUJI

 

Semua bermula dari tayangan televisi yang menampilkan aktor Korea Selatan, Jung Il-woo, jajan secangkir kopi saat berwisata ke Macau, Cina. Ia memesan kopi manis, yang komposisi kopi dan gulanya hampir sebanding. Dalam tayangan itu, usai mencicip kopi ia menyeletuk, "Bukankah itu rasanya seperti dalgona?"

Tak seberapa lama setelah tayangan ini muncul, popularitas kopi ini terkerek. Entah karena pesona bintangnya atau kopi yang disajikan, tayangan ini populer di situs berbagi video YouTube.

Apalagi kemudian para Youtuber dan bintang media sosial dari berbagai penjuru dunia turut mereplikasi resep dari klip video aslinya. Resep kopi dalgona bertabur di jagat maya setelahnya.

Ketika semakin banyak orang tinggal di rumah untuk menjaga jarak dan mengisolasi diri selama pandemi Covid-19, kopi dalgona mendapatkan panggungnya. Membuat kopi dalgona menjadi tantangan baru yang menyenangkan untuk dilakukan di rumah oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. Lagi-lagi, media sosial adalah saluran yang membantu memopulerkannya.

photo
Aktor Korea Selatan, Jung Il-woo saat tampil dalam sebuah program televisi, di Changsha, Provinsi Hunan, Cina, 8 Mei 2012. Kopi dalgona yang populer bak meroket dalam semalam sangat terbantu oleh peran netizen - (Shi feng hn - Imaginechina/Reuters)

Yang unik, netizen di Amerika Serikat memiliki nama sendiri untuk kopi ini, yaitu "kopi TikTok". Apa pasal? Rupanya karena resep kopi dalgona yang paling mudah ditiru justru lebih gampang dijumpai di aplikasi TikTok. Kocak.

Pada dasarnya, kopi dalgona adalah kopi yang dikocok. Kopi ini terbuat dari empat bahan utama berupa kopi instan, gula, air panas, dan susu. Kopi, gula, dan air panas ditambahkan ke dalam mangkuk dan dikocok sampai mencapai bentuk krim kental. Kopi kocok ini kemudian dimasuk kan ke susu dingin atau hangat sesuai selera penikmatnya. Selesai.

Kopi kocok sejenis ini sebenarnya bukanlah hal baru. Ada yang bilang kopi ini seperti frappe atau cappuccino, hanya disajikan terbalik. Jadi bukan susu atau krim yang mengguyur kopi, tapi kopi yang mengguyur susu atau krim.

Di India, racikan semacam ini disebut kopi phenti hui. Harian Economic Times India mencatat bahwa minuman itu adalah "sesuatu yang merupakan suguhan bagi banyak orang India sebelum munculnya bar dan jenis kopi yang sekarang sedang dipasarkan ulang di media sosial". Kopi yang dalam pembuatannya dipukuli dengan tangan ini telah lama populer di Pakistan dan India.

Di Yunani, minuman ini berasal dari tahun 1957 dan disebut frappe. Minuman ini sejatinya pertama diciptakan oleh tim Nescafe Yunani untuk mendongkrak penjualan mereka yang masih seret pada awal kehadirannya. Hingga beberapa dekade kemudian, kopi ini menjadi sangat populer dan masih dijual di kafe dan restoran di seluruh negeri, bahkan sampai saat ini. Minuman yang sama populer juga di Libya.

photo
Kopi dalgona yang populer karena peran youtuber asal Korea Selatan, Jung Il-woo - (YogiArdhi)

Di Macau, tempat Jung Il-woo mencoba minuman itu, kedai yang menjual kocokan susu dan kopi ini telah lama populer. Setelah hampir kehilangan lengannya saat kecelakaan industri pada akhir 1980-an, Leong Kam Hon memutuskan membuka sebuah kedai kopi bernama Hon Kee pada 1990 untuk melayani para pekerja pelabuhan. Media CNN pernah mewawancarainya pada tahun 2013 dan menuliskan cerita tentang kungfu coffee master. Salah satu upaya Leong Kam Hon membangun kembali kekuatan di lengannya setelah cedera memang dengan tekun berlatih seni bela diri kungfu.

Sejatinya, Leong belajar meracik kopi itu atas permintaan tamu-tamu Eropa-nya yang berkunjung selama ajang Grand Prix pada awal 2000-an. Tiap hari ia mengasah kemampuan bagaimana membuat minuman kopi berbusa dari kopi instan yang dikocok. Aktor Chow Yun-Fat, bintang Crouching Tiger Hidden Dragon pernah mengunjunginya pada tahun 2004 dan menyukai kopi bikinannya. Sejak saat itu di kalangan warga lokal kopinya dikenal sebagai "kopi Chow Yun-Fat".

 
Saya tidak pernah bermimpi kopi dalgona menjadi sepopuler ini.
Jung Il-woo, Youtuber asal Korea Selatan
 

Kisah selanjutnya adalah bagaimana internet dan media sosial mengubah semuanya. Tepatnya setelah aktor Korea Jung Il-woo singgah dan tayangannya muncul di klip Fun-Staurant. Dengan cepat popularitas minuman yang kemudian didapuk sebagai kopi dalgona meroket. "Saya tidak pernah bermimpi kopi dalgona menjadi sepopuler ini," kata Jung Il-woo kepada New York Times, beberapa pekan lalu.

Jadi begitulah. Tak perlu resep rahasia untuk menciptakan tren kuliner baru di era internet saat ini. Yang diperlukan hanyalah satu orang dengan banyak pengikut untuk membuatnya populer.

photo
Meracik kopi di The Atjeh Connection Resto, Jakarta, Senin (8/6/2020). Kopi dalgona yang populer bak meroket dalam semalam dibantu oleh peran netizen - (Republika/Putra M. Akbar)

Asal nama si kopi kocok

Dalgona adalah nama jajanan populer di Ne geri Ginseng itu. Sejenis permen kopi sangat manis, atau di banyak belahan dunia dikenal sebagai tofee. Dalgona kerap disebut ppopgi alias permen dalam bahasa Korea.

Permen dalgona mulai populer setelah Perang Korea pada awal 1950-an, menurut South China Morning Post. Ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pascaperang membuat banyak rumah tangga berkreasi membuat kudapan sendiri. Orang tua yang ingin membuat permen yang harganya terjangkau untuk anak-anak mereka memanaskan gula dan air dan kemudian menambahkan soda kue. Ketika campuran mendingin, jadilah permen yang sejuk di mulut. Juga, manis pada awalnya dan sedikit pahit menjelang akhir.

Seiring membaiknya perekonomian Korea, dalgona sedikit dilupakan. Jajanan ini kembali populer pada tahun 1970-an, ketika banyak orang bernostalgia dengan jajanan tradisional seiring modernisasi Korea.

Cara pembuatannya pun mengalami evolusi, dengan mencampurkan gula dan minyak untuk dijadikan sirup. Sirup inilah yang akan dijadikan "biang" permen: ketika diletakkan di cetakan kecil dengan dituang baking soda, adonan akan mengembang dan berubah warna jadi coklat keemasan. Teksturnya pun berubah; timbul rongga serupa rumah lebah di dalamnya.

photo
Pengunjung dengan sekat plastik duduk berjaga jarak di kedai kopi Mill Point, Depok, Jawa Barat, Selasa (9/6/2020). Kopi dalgona populer karena peran youtuber asal Korea Selatan, Jung Il-woo - (ASPRILLA DWI ADHA/ANTARA FOTO)

Para pedagang dalgona biasanya mencetak beragam motif di atasnya agar tampilannya menarik, sebelum kemudian menancapkan lidi sebagai pegangan, menjadi semacam permen lolipop.

Merujuk asal mulanya, dalgona diyakini berasal dari Busan di ujung tenggara Semenanjung Korea. Di kota ini, penjaja dalgona selalu dikerubuti anak-anak. Pasalnya, ada semacam sayembara unik dari sang pedagang: pembeli anak-anak yang berhasil mengigiti ppopgi yang dibelinya tanpa merusak gambar di tengahnya akan mendapat hadiah. Hadiahnya ya permen itu juga, semacam buy 1 get 2 jadinya, atau mainan murah kesukaan anak-anak saat itu.

Dalgona menghilang lagi pada awal 1980-an karena berbagai sebab. Salah satunya adalah karena isu higienitas, karena proses pembuatannya oleh para pedagang keliling dianggap jorok dan tak bersih.

Sebetulnya, dalgona dikenal juga di belahan dunia lain, namun dengan nama berbeda-beda. Di Inggris misalnya, permen sejenis ini dikenal sebagai honeycomb candy atau sponge toffee , dan inder toffee di benua Amerika. Di Asia khususnya Melayu, dikenal sebagai gulali. Ciri khas permen ini yang membedakan dari permen lainnya adalah bentuknya yang memiliki lubang-lubang udara yang menyerupai sarang lebah. Lubang-lubang ini terbentuk karena adanya reaksi kimia antara baking soda dengan bahan-bahan lainnya.

 
Sebetulnya, dalgona dikenal juga di belahan dunia lain, namun dengan nama berbeda-beda.
 
 

Omong-omong soal tradisi minum kopi di Korea, sebetulnya negara ini termasuk telat mengenal minuman yang pada masa kolonial menjadi salah satu minuman bergengsi itu. Raja Gojong diduga menjadi orang Korea pertama yang meminum kopi, dan terjadi karena 'kecelakaan' sejarah.

Pada tahun 1896, ia menyelamatkan diri di kedutaan Rusia di Seoul saat menghindari serangan Angkatan Darat Jepang. Di sana, ia dikenalkan pada minuman pahit yang oleh banyak orang Korea pada saat pertama mencecap dianggap bak 'minum racun' itu.

Ketika akhirnya Korea jatuh ke tangan Jepang, kopi menjadi lebih mudah dijumpai. Kopi biasa disajikan di kedai-kedai kopi gaya Jepang selama era kolonial.

Setelah Perang Korea 1950-1953, kopi menjadi salah satu minuman populer selain alkohol yang menjadi ciri khas negeri ini. Warung kopi berfungsi sebagai tempat nongkrong para pebisnis di era pascaperang, di mana para wanita muda yang menarik menyajikan minuman panas ketika para pria berdiskusi mulai soal bisnis hingga politik. Pada tahun 1959, ada 3.000-an kedai kopi di seluruh Korea, dengan sepertiganya berada di Seoul.

Ketika Dongsuh Foods mengeluarkan produk instan campuran 3 in 1 pertama kopi, gula, dan bubuk krim pada tahun 1976, tradisi mengopi berpindah dari kedai ke rumah dan kantor. Kopi dari semula dianggap sebagai minuman mahal bergeser menjadi minuman rakyat yang bisa dinikmati siapa saja dan di mana saja.

 
Resep menciptakan tren kuliner baru di era internet saat ini hanyalah satu orang dengan banyak pengikut untuk membuatnya populer.
 
 

Setelah krisis keuangan 1997, kopi instan menjadi minuman wajib di kantor-kantor; para pegawai bisa membuat sendiri tanpa perlu pelayan untuk membuatkannya. Menurut Dongsuh Foods, Korea menjadi konsumen terbesar kopi instan di dunia selama periode ini.

Budaya bergeser lagi pada tahun 1999 dengan diperkenalkannya Starbucks. Raksasa ritel Shinsegae memperkenalkan merek yang berbasis di AS ini dan budaya kopi espresso lepas landas di negeri ini.

Merek lain seperti Coffee Bean dan Tea Leaf, serta merek lokal seperti Hollys Coffee, A Twosome Place, dan Ediya mengikuti kemudian. Meski begitu, Starbucks tetap yang terdepan di negeri ini, dengan 1.000 gerai di seantero Korea pada tahun lalu, dan nilai penjualan yang tercatat mencapai 773,9 miliar won (setara 674,5 juta dolar AS) pada tahun 2015.

Sekarang, tradisi mengopi menjadi bagian masyarakat Korea. Pembuat mesin kopi kapsul menjadikan negeri ini salah satu pasar potensial. Tepatnya sejak Desember 2007, ketika Nestle memilih meluncurkan lini Nespresso di Seoul, bukan di negeri asalnya. Merek-merek asing lainnya seperti Miele segera ikut bersaing dengan perusahaan-perusahaan Korea seperti Namyang Dairy Products dan Maeil.

Seiring munculnya gelombang ketiga kopi yang mengedepankan cita rasa kopi murni, Korea juga ambil bagian. Negeri ini boleh telat mengenal kopi, namun dalam soal alat-alat seduh manual, mimpi Korea menyaingi Jepang mulai terwujud pada tahun 2000-an. Kalau menengok pasar alat seduh manual saat ini, merek-merek Korea --sebut misalnya Cafflano dan Gabi-- bertabur di seluruh dunia.

Sumber: Jung Il-woo bikin kopi dalgona

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat