Kerajinan rotan di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (14/5/2020). Ekonomi syariah mendukung pemulihan sektor riil. | Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO

Ekonomi

Ekonomi Syariah Dukung Pemulihan Sektor Riil

Stimulus ekonomi yang diluncurkan secara global dinilai belum banyak menyentuh sektor riil.

JAKARTA -- Pandemi Covid-19 dinilai menjadi saat yang tepat untuk mengembalikan fokus ekonomi pada pengembangan manusia dan sektor riil. Direktur Keuangan Inklusif Dana Sosial Keagamaan dan Keuangan Mikro Syariah Komiter Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ahmad Juwaini menyampaikan, era baru ekonomi perlu kembali ke sektor riil dan bukan berkutat pada pasar.

"Sistem ekonomi syariah bisa jadi solusi yang lebih baik dalam menghadapi imbas Covid-19," kata Ahmad dalam Webinar KNEKS, Rabu (3/6).

Menurut Ahmad, sistem ekonomi keuangan syariah fokus pada hal-hal tersebut. Ahmad menyampaikan, ekonomi dan keuangan syariah berpotensi menjadi solusi terbaik untuk setiap situasi ekonomi jika diimplementasikan kembali ke kerangka idealnya.

Instrumen keuangan syariah memungkinkan inovasi sehingga dapat diarahkan ke bentuk terbaiknya. Tujuan utamanya adalah membantu sektor-sektor dan pihak yang paling terimbas, seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta penduduk dengan akses keuangan minimal.

Di Indonesia, guncangan ekonomi lebih berat dirasakan oleh sektor informal dan mayoritas bisnis berada dalam bentuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Para pemain sektor ini sangat bergantung pada pendapatan harian.

Karena itu, ketika sistem pembatasan fisik diterapkan, sektor ini akan terpukul sangat keras. Menurut data dari Kementerian Tenaga Kerja Indonesia per 1 Mei 2020, sekitar 1.722.958 orang tercatat kehilangan pekerjaan mereka dengan sekitar 1,2 juta pekerja tambahan sedang dalam proses verifikasi dan validasi.

Instrumen ekonomi Islam seperti ziswaf dapat digunakan sesuai dengan keperluannya dalam menghadapi krisis. Selain itu, sektor keuangan dalam Islam menargetkan pada pemberdayaan, bukan kontrak berbasis utang.

 
Sebanyak 15 triliun dolar AS uang dicetak tiga bulan terakhir, stimulus hanya diberikan pada pemodal besar.
SAYD FAROOK, Vice Chairman and Board of Trustee RFI Foundation
 

Stimulus ekonomi yang diluncurkan secara global dinilai belum banyak menyentuh sektor riil. Vice Chairman and Board of Trustees RFI Foundation, Sayd Farook, menekankan, stimulus ekonomi dengan pencetakan uang dan insentif hanya menyasar perusahaan besar. "Sebanyak 15 triliun dolar AS uang dicetak dalam tiga bulan terakhir, stimulus hanya diberikan pada mereka yang punya modal besar," katanya.

Ia menyayangkan kurangnya stimulus bagi perusahaan-perusahaan kecil. Sebagian besar uang yang diberikan sebagai insentif hanya dinikmati oleh korporasi bermodal besar karena dianggap lebih berkontribusi signifikan untuk pemulihan ekonomi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat