Peneliti dari Professor Nidom Foundation (PNF) melakukan proses pemisahan cairan (ekstraksi) struktur pernafasan (respirasi) kelelawar asal Kepulauan Riau di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2020). Penelitian respirasi kelelawar tersebut terkait proses p | ANTARA FOTO

Nasional

Uji Klinis Vaksin di Indonesia Dipercepat

Uji klinis vaksin Covid-19 dibagi menjadi empat tahap.

 

JAKARTA – Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Irmansyah, mengatakan, pemerintah sedang mengusahakan agar uji klinis di dalam negeri bisa dilakukan secepatnya. Rencananya, uji klinis akan dilakukan setelah uji di Korea Selatan selesai.

“Sebetulnya, ini baru penjajakan awal dan semua proposal sudah dibuat. Rencana memang segera setelah uji selesai di Korea, kita langsung ke sini uji klinisnya,” kata Irmansyah saat dihubungi Republika, Rabu (3/6).

Saat ini, BUMN Kalbe Farma bersama perusahaan Korea Selatan Genexine Korea melakukan uji klinis vaksin DNA untuk Covid-19 di Korea Selatan pada Juni 2020. Direktur Utama Kalbe Farma, Vidjongtius, mengatakan, saat ini Kalbe Farma sedang melakukan komunikasi dengan berbagai instansi pemerintah, institusi riset, akademisi, dan profesi kedokteran untuk bisa dilakukan di Indonesia.

“Kalbe berharap, dengan ikut serta konsorsium riset ini dapat memberikan akses vaksin Covid-19 secepatnya bagi seluruh masyarakat Indonesia," kata Vidjongtius, dihubungi terpisah.

photo
Peneliti dari Professor Nidom Foundation (PNF) melakukan proses pemisahan cairan (ekstraksi) struktur pernafasan (respirasi) kelelawar asal Kepulauan Riau di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2). Penelitian respirasi kelelawar tersebut untuk memastikan apakah di dalamnya terdapat virus SARS CoV-2 dan kemungkinan untuk dibuatkan vaksin pada tahapan proses penelitian berikutnya - (ANTARA FOTO)

Direktur Kalbe Farma Sie Djohan sebelumnya mengatakan, riset vaksin ini telah dilakukan kepada primata. Hasil riset tersebut menunjukkan, tubuh primata mampu menghasilkan antibodi yang dapat menetralisasi Covid-19. Tahapan selanjutnya, vaksin akan diuji kepada manusia.

Lebih lanjut, Sie mengatakan, Kalbe akan menggandeng lembaga pemerintah untuk berkolaborasi mengembangkan vaksin Covid-19 ini. Sehingga, proses penelitiannya berjalan lancar dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia.

Tahapan uji klinis

Irmansyah mengatakan, uji klinis dibagi menjadi empat tahap. Fase-fase tersebut adalah memastikan keamanan obat, melihat efektivtias obat pada pasien, perbandingan efektivitas obat dengan pengobatan standar, dan post marketing surveillance.

“Jadi, tahap satu itu biasanya menguji keamanan. Jadi, itu dicoba pada orang dan dilihat fokus dengan dia memasukkan obat, vaksin, atau yang lain di dalam tubuh, lalu kita evaluasi reaksi dalam tubuh itu apa untuk melihat reaksi-reaksi negatif. Jadi, fokus pada keamanan,” kata Irmansyah.

photo
Relawan disuntik dengan vaksin eksperimental Covid-19 di Universitas Oxford, Inggris. - (undefined/AP)

Pada tahap satu biasanya yang dilakukan uji coba sebanyak 30 hingga 100 orang. Selanjutnya adalah tahapan kedua, yaitu melihat respons dosis dan akhirnya bisa menentukan dosis yang tepat.

Tahapan kedua, kata Irmansyah, membutuhkan uji coba kepada lebih banyak orang. Biasanya, pada tahapan ini akan ditambahkan kelompok umur tertentu yang akan dilakukan uji coba. Di tahapan ini, obat atau vaksin diberikan kepada subjek normal, yaitu orang yang tidak sakit. Selain itu, juga dilakukan pada subjek jenis kedua, yaitu orang yang sakit, tapi tidak parah karena bertujuan melihat dosis.

Selanjutnya adalah tahapan ketiga, yaitu dilakukan kepada orang yang sakit, tapi dengan jumlah yang lebih banyak. Biasanya, uji klinis tahapan ketiga dilakukan terhadap sekitar 1.000 orang.

Dia menambahkan, dalam keadaan normal, proses pembuatan vaksin bisa dilakukan cukup lama, yaitu delapan hingga 15 tahun. Namun, untuk keadaan darurat seperti saat ini, proses uji klinis bisa dipercepat dengan beberapa tahapan yang dilakukan secara bersamaan.

 
Kita belum tahu sampai kapan vaksin bisa ditemukan, bisa dalam waktu yang cukup lama, kita harus hidup dengan paradigma seperti ini, kita tidak menunggu datangnya vaksin, kita harus kembali dalam kehidupan yang produktif.
Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19
 

Tahapan pertama dan kedua bisa dilakukan secara bersamaan sehingga lebih menghemat waktu. “Bisa overlapping. Nggak perlu satu selesai kita evaluasi, tunggu, kemudian berapa kelompok, tunggu lagi baru masuk fase kedua. Kalau sekarang kondisi begini banyak yang bisa overlapping,” kata Irmansyah.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengajak masyarakat mulai terbiasa menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus Covid-19. Yurianto mengatakan, kini saatnya masyarakat meninggalkan paradigma lama sebelum ada pandemi Covid-19 sebab, hingga kini para ahli maupun pakar vaksin belum menemukan vaksin maupun obat dari virus Covid-19. Sementara, kegiatan masyarakat harus kembali produktif untuk memulihkan kehidupan maupun perekonomian.

"Kita belum tahu sampai kapan vaksin bisa ditemukan, bisa dalam waktu yang cukup lama, kita harus hidup dengan paradigma seperti ini, kita tidak menunggu datangnya vaksin, kita harus kembali dalam kehidupan yang produktif," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (3/6).

Yurianto mengatakan, masyarakat suatu bangsalah yang menentukan kemajuan bangsa itu sendiri. Karena itu, ini juga yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar Indonesia bisa kembali pulih, namun tetap aman Covid-19.

Saat ini, masyarakat harus mulai membiasakan untuk menjaga jarak, menggunakan masker saat berada di luar rumah, rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dengan air yang mengalir. "Protokol kesehatan ini yang harus kita terapkan pada semua aspek kehidupan, karena itu upaya-upaya ini harus betul-betul menjadi perubahan perilaku kita," ujarnya.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat