Metro
Pembangunan Lintas Bawah Bulak Kapal Lamban
"Terkendala anggaran karena kebutuhan anggarannya cukup besar. Lokasinya dari arah Terminal Pasar Baru lewat Stasiun Bekasi Timur sampai ke batas Kabupaten Bekasi, itu pembebasan lahannya bisa dibilang sudah 90 persen."
BEKASI -- Pembangunan jalan lintas bawah (underpass) dan lintas atas (flyover) Bulak Kapal, Bekasi Timur, dinilai lamban. Meskipun telah direncanakan sejak tahun 2008, hingga saat ini, Pemkot Bekasi baru membebaskan 90 persen lahan untuk pembangunan jalan lintas bawah.
Molornya pembangunan proyek lintas atas dan lintas bawah tersebut dikhawatirkan akan memperburuk kemacetan di Kota Bekasi. Warga Kota Bekasi khawatir jika proyek tersebut tak kunjung dilakukan, kemacetan di Kota Bekasi akan semakin parah.
Kepala Seksi Perencanaan dan Pengadaan Lahan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kota Bekasi Usman Sufirman menjelaskan, lambatnya pengerjaan proyek tersebut disebabkan oleh keterbatasan anggaran. Ia menyatakan, saat ini Pemkot Bekasi hanya akan memprioritaskan pembangunan jalan lintas bawah Bulak Kapal, Ahad (8/9).
"Terkendala anggaran karena kebutuhan anggarannya cukup besar. Lokasinya dari arah Terminal Pasar Baru lewat Stasiun Bekasi Timur sampai ke batas Kabupaten Bekasi, itu pembebasan lahannya bisa dibilang sudah 90 persen," kata Usman saat ditemui Republika, Ahad (8/9).
Sedianya jalan lintas bawah Bulak Kapal akan dibangun di Jalan Juanda, tepatnya di sebelah Selatan Taman Makam Pahlawan Bekasi. Sedangkan, Jalan Lintas Atas Bulak Kapal direncanakan akan menghubungkan Jalan H M Joyo Martono dengan Jalan Pahlawan.
Dengan anggaran yang terbatas, Usman mengatakan, pihaknya akan menuntaskan terlebih dahulu proyek pembangunan jalan lintas bawah. Ia mengaku, pihaknya telah membebaskan lahan secara bertahap pada 2017, 2018, dan 2019. Hingga saat ini setidaknya masih terdapat 11 lahan yang belum dibebaskan.
"Nilainya tinggi soalnya, karena jalur utama deket tol. Ada yang minta Rp15-20 juta per meternya," ujarnya.
Atas kendala tersebut, Kasi Perencanaan dan Pengadaan Lahan itu akan melakukan konsultasi terkait penilaian (appraisal) lahan. Berdasarkan penelusuran Republika di situs http: sirup.lkpp.go.id, Pemkot Bekasi melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan menyiapkan dana sebesar Rp 50 juta untuk jasa konsultasi pada April 2019.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Dinas Perhubungan Kota Bekasi Saut Hutajulu menjelaskan, proyek pembangunan lintas bawah dan lintas atas tersebut didorong adanya program rel ganda yang melintasi Jalan Pahlawan, Kota Bekasi.
"Kalau nanti double track jadi, diperkirakan setiap tiga sampai lima menit sekali akan ada kereta. Kalau tidak disiapkan underpass, bisa diperkirakan sendiri lalu lintasnya seperti apa," kata Saut.
Selain lantaran program rel ganda, Saut menjelaskan, pembuatan jalan lintas bawah dan lintas atas itu memang ditujukan untuk mengurai kemacetan. Ia menuturkan, persimpangan Jalan Juanda yang terletak di sebelah selatan Taman Makam Pahlawan Bekasi itu merupakan salah satu titik macet.
"Selain di situ, ada juga di daerah Kalimalang dan Jalan Ahmad Yani. Biasanya jam macet kalau pagi sekitar pukul 6.00-8.00 WIB. Sedangkan, kalau sore sekitar pukul 16.00-19.00 WIB," ujar dia.
Salah satu warga Rawalumbu, Kota Bekasi, Ifal Hafizan menilai, pembangunan jalan lintas bawah dan lintas atas tersebut terlambat. Ia beralasan, seharusnya pemerintah melakukan proyek tersebut sejak beberapa tahun lalu sehingga kemacetan hari ini bisa diantisipasi lebih awal. "Tapi, ya enggak apa-apalah, daripada enggak sama sekali," kata Ifal.
Ia hanya berharap proyek tersebut dapat segera terealisasi. Namun, Ifal khawatir jika proyek tersebut dimulai, Kota Bekasi akan semakin macet. "Ya gimana ya, ada lanjutan pembangunan Tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu), //flyover Rawa Panjang sama Cipendawa juga belum selesai," ujarnya.
Pada akhirnya, ia meminta kepada Pemkot Bekasi untuk menyiapkan rekayasa lalu lintas yang baik. Sehingga, kemacetan di Kota Bekasi terurai sembari adanya proyek pembangunan tersebut. n riza wahyu pratama ed: bilal ramadhan
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.