Internasional
Dunia Mulai Pelonggaran
Arab Saudi akan memulai pelonggaran sejumlah wilayah pekan ini.
Oleh PUTI ALMAS, KIKI SAKINAH, RETNO WULANDARI
Banyak negara yang mulai mempertimbangkan langkah-langkah untuk mencabut aturan pembatasan yang ditetapkan selama pandemi Covid-19 melanda. Meski wabah belum berakhir, hal itu perlu dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian yang terkena dampak sangat besar akibat situasi ini.
Arab Saudi akan memasuki fase baru dari krisis virus korona dengan mulai melonggarkan penerapan lockdown pekan ini. Negara ini mengambil langkah sementara pertama untuk kembali menjalani kehidupan normal.
Namun begitu, Menteri kesehatan dr Tawfiq Al-Rabiah menekankan agar setiap orang mengikuti semua tindakan pencegahan yang diterapkan oleh pihak berwenang. Hal itu agar kehidupan kembali normal secara bertahap dengan berhasil.
"Pada Kamis, kami akan bergerak dari satu fase ke fase yang lain sesuai dengan penilaian kesehatan yang cermat. Fase itu dimulai secara bertahap sampai kita kembali ke keadaan normal, dengan konsep baru berdasarkan jarak sosial," kata Al-Rabiah, dilansir di Arab News, Selasa (26/5).
Ia mengatakan, langkah pencegahan yang diambil oleh Kerajaan Saudi pada awal wabah telah membantu membatasi penyeberan virus Korona. Kini, kementerian telah mengembangkan rencana untuk fase selanjutnya yang bergantung pada dua faktor utama.
Faktor tersebut yakni kapasitas sistem perawatan kesehatan untuk mengatasi kasus-kasus kritis, dan perluasan pengujian (tes) untuk mengidentifikasi infeksi baru sesegera mungkin. Sang menteri juga menyampaikan rasa terima kasih kepada penduduk karena mematuhi peraturan pemerintah. Ia juga meminta masyarakat untuk senantiasa menganakan masker wajah ketika berada di luar rumah.
Pada Senin (25/5), tercatat ada 2.235 kasus Covid-19 di Arab Saudi. Sehingga, total jumlah infeksi Covid-19 di negara itu menjadi 74.795. Terdapat 28.728 kasus aktif di kerajaan itu, 384 di antaranya digambarkan kritis. Al-Aly mengatakan, ada 2.148 pasien telah sembuh, sehingga jumlah total pasien yang sembuh menjadi 45.668.
Sedangkan pariwisata Spanyol akan kembali dibuka pada awal Juli mendatang. Menteri Luar Negeri Arancha Gonzales Laya mengatakan, Spanyol secara bertahap akan mencabut karantina nasional dan membuka pintu bagi wisatawan asing dengan tetap mempertahankan standar kesehatan yang tinggi.
“Pada bulan Juli kami secara bertahap akan membuka Spanyol untuk wisatawan internasional, mengangkat karantina, memastikan standar keamanan kesehatan tertinggi. Kami menantikan kehadiran Anda!," ujar Laya dalam cicitannya di Twitter. Spanyol adalah salah satu negara yang paling parah terdampak Covid-19. Pada Selasa (26/5), tercatat 280 ribu orang tertular dengan 26 ribu di antaranya meninggal.
Pemerintah mengizinkan bar dan restoran di Madrid serta Barcelona untuk membuka meja-meja di luar ruangan dengan kapasitas terbatas. Namun, banyak restoran dan bar memilih untuk menutupnya karena mempertimbangkan biaya operasional. Kepala Asosiasi Restoran Madrid, Jose Carlos Ramon mengatakan, di Spanyol hanya sekitar 15 persen restoran yang kembali buka.
"Ini sangat rumit, kita tidak bisa menyelamatkan sektor pariwisata kecuali (cukup banyak) orang asing yang datang," ujar pemilik restoran di Barcelona, Alfonso Gomez. Pembukaan kembali sektor pariwisata pada Juli membuat sejumlah saham di industri tersebut meningkat. Salah satunya yakni Melia Hotels yang sahamnya naik lebih dari 26 persen pada saat ditutup pada Senin lalu.
Sektor pariwisata dan hiburan menempati posisi teratas yang mendapatkan dukungan kredit paling besar dari pemerintah. Sektor ini telah menerima bantuan dari pemerintah sebesar 6,4 miliar euro dari total 38 miliar euro yang diberikan selama beberapa pekan terakhir.
Taman dan area luar kafe diizinkan untuk dibuka kembali setelah lebih dari dua bulan ditutup. Ratusan orang membanjiri Taman Retiro Madrid yang terkenal untuk menikmati jalan-jalan atau berolahraga di bawah sinar matahari. "Pembukaan kembali Retiro memberi saya perasaan tenang, memberi saya kenyamanan," kata Rosa San Jose, seorang warga yang berprofesi sebagai guru seperti dilansir TRT World, Selasa (26/5).
Di bagian lain Spanyol, pantai-pantai juga mulai dibuka kembali dengan pedoman ketat untuk menjaga jarak sosial (social distancing). Pemerintah negara itu juga mengumumkan akan menghapus aturan karantina untuk kedatangan warga asing mulai 1 Juli, dengan harapan membantu sektor pariwisata yang terpukul.
Sedangkan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mencabut status darurat korona di Tokyo dan empat wilayah lainnya di Jepang. Pencabutan dilakukan seiring menurunnya jumlah kasus infeksi korona di negara tersebut. "Hari ini kita mengambil satu langkah besar yaitu mencabut status darurat korona," kata Abe dalam sebuah pertemuan di Tokyo, dikutip Reuters Senin (25/5).
Meski demikian, Abe memperingatkan status tersebut dapat ditingkatkan kembali apabila virus korona kembali menyebar. Jepang saat ini telah melonggarkan aturan social distancing dan mencabut sejumlah larangan.
Abe mengatakan, jumlah total stimulus dari dua paket ekonomi yang dianggarkan pemerintah Jepang mencapai lebih dari 1,86 triliun yen. Namun, total anggaran tersebut bisa berubah tergantung durasi penanganan infeksi.
Gubernur Tokyo, Yuriko Koike mengatakan sejumlah larangan di ibukota Jepang tersebut akan mulai dilonggarkan sejak dicabutnya status darurat korona. Pemerintah kota akan mengizinkan sejumlah perpustakaan dan museum untuk dibuka kembalu. Demikian pyla dengan restoran diperbolehkan buka hingga malam.
Untuk mendukung aktivitas ekonomi yang sempat jatuh beberapa waktu belakang, pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk memberikan stimulus tambahan sebesar 930 miliar dolar AS. Stimulus ini termasuk diberikan kepada berbagai perusahaan.
"Pemerintah dan Bank of Japan akan melanjutkan kerja sama untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan mengadopsi sejumlah langkah penting... kami akan membantu memberi pinjaman bagi sejumlah perusahaan Jepang," kata Abe.
Paket stimulus tambahan ini akan digunakan sebanyak 60 persen untuk memperluas program pinjaman. Hingga saat ini, total stimulus yang dikeluarkan untuk menghadapi dampak pandemi diperkirakan setara dengan 40 persen produk domestik bruto (PDB) Jepang.
Di Amerika Serikat (AS), negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbesar di dunia, pelonggaran telah mulai dilakukan di banyak wilayah negara bagian. Bahwa, banyak orang di Negeri Paman Sam yang menyambut pembukaan kembali area-area publik seperti taman dan pantai dengan datang secara berama-ramai pada akhir pekan lalu, seakan memperingati sebuah hari bersejarah.
Di Eropa, banyak negara yang telah membuka area publik sepert taman hingga kolam renang pada Senin (25/4). Orang-orang berbondong-bondong datang, setelah hampir tiga bulan hidup dalam aturan lockdown yang mengharuskan mereka tetap berada di rumah masing-masing, kecuali untuk membeli bahan pokok, obat-obatan, atau mencari perawatan medis.
Di Jerman, Islandia, dan Italia, pusat kebugaran dan kolam renang juga telah dibuka kembali. Yunani yang juga memulai pelonggaran pembatasan menyusul penurunan kasus COVID-19 di negara itu kini memungkinkan restoran beroperasi, satu pekan lebih cepat dari jadwal. Namun, hanya area outdoor atau luar ruangan yang boleh dibuka bagi pengunjung. "Kafe di Yunani memiliki dimensi sosial, di situlah jantung distrik berdetak." ujar salah seorangw warga Yunani, Giorgos Karavatsanis.
Namun, tidak semua berita dari Eropa menggembirakan. Swedia, yang telah mendapatkan perhatian internasional karena tidak menegakkan aturan agar warganya tinggal di rumah, melihat angka kematian akibat COVID-19 mencapai 4.000, jumlah yang jauh lebih tinggi dibading negara-negara tetangganya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan bahwa pemerintah akan mengizinkan toko ritel dibuka kembali pada 15 Juni. Namun, saat ini banyak orang telah mulai menyerbu pantai, seperti di Bournemouth yang menggarisbawahi kesulitan menegakkan aturan jarak sosial ditetapkan.
India yang telah memberlakukan karantina wilayah dengan aturan-aturan ketat memulai kembali penerbangan domestik pada Senin, (25/4). Pemerintah nampaknya berusaha membuat ekonomi terbesar ketiga di Asia itu bergerak seperti semula.
Tetapi jumlah kasus Covid-19 masih melonjak di India. Meski para ahli memperingatkan agar tidak membuka kembali pembatasan terlalu cepat dan merekomendasikan beberapa bentuk tindakan pembatasan sampai vaksin atau pengobatan dikembangkan, pemerintah merasakan tekanan besar secepatnya mencabut aturan tersebut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.