Ekonomi
Harga Ayam Peternak Mulai Pulih
Harga ayam sempat jatuh hingga Rp 5.000 per kg di tingkat peternak.
JAKARTA -- Kalangan peternak mandiri yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) menuturkan, harga ayam ras atau livebird mulai mengalami kenaikan sehingga memberi angin segar bagi peternak. Rata-rata harga ayam dari peternak mulai menyentuh level Rp 19 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram sesuai acuan pemerintah.
Ketua Pinsar Jawa Barat Mukhlis menjelaskan, harga livebird di Jawa Barat sudah sesuai dengan acuan pemerintah. Namun, kata dia, perbaikan harga itu lantaran berkurangnya pasokan ayam dari peternak setelah dijual dengan harga jauh di bawah acuan.
Ini bukan dampak diserap integrator, tapi murni suplai berkurang.Ketua Pinsar Jawa Tengah Pardjuni
"Stok sudah terkuras habis di peternak mandiri kecil karena kemarin kita jual murah langsung ke konsumen terpaksa untuk menutup utang," kata Mukhlis kepada Republika, Selasa (19/5).
Ia menilai, dampak dari kebijakan pemerintah yang menugaskan perusahaan integrator perunggasan untuk menyerap ayam peternak mandiri tidak begitu besar terhadap kenaikan harga. Pasalnya, proses penyerapan di lapangan juga tidak masif. Di satu sisi, perusahaan meminta ayam dengan ukuran besar dengan bobot 1,82 kg per ekor.
Sementara, peternak mandiri rata-rata memiliki ayam bobot 1,4 kg hingga 1,6 kg per ekor. "Rata-rata sisa stok ayam di kandang peternak mandiri yang masih punya stok sekitar 60 persen, tapi permintaan juga berkurang karena dampak Covid-19," ujarnya.
Ketua Pinsar Jawa Tengah Pardjuni menambahkan, rata-rata harga livebird di wilayahnya menyentuh Rp 21 ribu hingga Rp 22 ribu per kg. Sama halnya di Jawa Barat, ia mengaku pasokan ayam dari peternak mandiri terus menyusut setelah dilakukan penjualan dengan harga murah.
"Ini bukan dampak diserap integrator, tapi murni suplai berkurang," ujarnya.
Bulan Juni hingga Juli kemungkinan produksi akan besar-besaran lagi. Oleh karena itu, harapan saya agar pemerintah benar-benar bisa menyesuaikan produksi dengan permintaan pasar.Ketua Pinsar Jawa Tengah Pardjuni
Pardjuni menerangkan, potensi populasi nasional ayam per bulan sebesar 250 juta ekor. Sementara, angka penyerapan ayam dari integrator baru mencapai 1 juta ekor sehingga dinilai tidak berdampak pada perbaikan harga ayam.
Membaiknya harga ayam ditunggu-tunggu oleh peternak setelah jatuhnya harga sejak lebih dari setahun yang lalu akibat kelebihan suplai dalam negeri. Di tengah pandemi Covid-19, harga ayam sempat jatuh hingga Rp 5.000 per kg di tingkat peternak dari rerata biaya pokok produksi sebesar Rp 19 ribu per kg.
Meski begitu, Pardjuni meminta semua pihak tetap waspada karena setelah lebaran harga kembali berpotensi anjlok. Pasalnya, perusahaan integrator kemungkinan besar akan kembali berproduksi setelah melakukan pemusnahan atau cutting telur ayam sejak awal tahun demi menekan jumlah populasi ayam.
"Bulan Juni hingga Juli kemungkinan produksi akan besar-besaran lagi. Oleh karena itu, harapan saya agar pemerintah benar-benar bisa menyesuaikan produksi dengan permintaan pasar," ujarnya.
Pihaknya pun menilai pemerintah belum tegas lantaran tidak menerapkan sanksi bagi perusahaan integrator yang sengaja membuat suplai berlebih untuk menekan harga ayam. Alhasil, kejadian kelebihan suplai kerap terjadi dan tak dihiraukan oleh perusahaan.
Kementerian Pertanian menerbitkan kebijakan agar para integrator perunggasan bisa menyerap ayam peternak mandiri dengan harga wajar demi meminimalisasi kerugian peternak. Penyerapan ditargetkan sebanyak empat juta ekor oleh belasan perusahaan integrator.
Dalam kerja sama itu, Kementan ikut memfasilitasi penyediaan gudang penyimpanan cold storage agar ayam yang diserap bisa disimpan dan dilakukan tunda jual. Adapun, berdasarkan data terakhir yang diterima, total penyerapan ayam oleh integrator telah mencapai 896.222 ekor atau 21 persen dari target empat juta ekor.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.