Kabar Utama
PSBB Jabar, Jalan Masih Ramai
Saat ini sanksinya masih bersifat teguran
PURWAKARTA – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diterapkan secara menyeluruh di Jawa Barat pada Rabu (7/5). Pada hari kedua penerapan pembatasan pergerakan manusia tersebut jalan-jalan raya justru tambah ramai.
Dengan diadakannya PSBB menyeluruh, semua 27 kota/kabupaten di Jabar mulai melakukan PSBB. Sebelumnya, PSBB hanya diterapkan di Bodebek dan Bandung Raya sejak 29 April lalu.
Pada Kamis (7/5) tercatat sebanyak 1.320 kasus Covid-19 terkonfirmasi di Jabar. Jumlah itu bertambah 20 pasien dari hari sebelumnya. Sedangkan jumlah kesembuhan mencapai 177 pasien, dan kematian 90 orang, bertambah tiga orang dari hari sebelumnya.
Angka penularan di Jabar sempat melandai selepas penerapan PSBB di Bodebek dan Bandung Raya. Penularan berkisar pada angka 5 hingga paling banyak 30 penularan perhari pada 2 Mei. Namun, terjadi lonjakan pada 4 mei sebanyak 180 kasus kemudian turun lagi jadi 48 kasus pada 5 Mei dan 20 kasus pada 6 Mei serta 56 kasus pada 7 mei.
Pemerintah Kabupaten Purwakarta melansir, pada Kamis (7/5) masih banyak warga yang melanggar aturan yang ditetapkan dalam PSBB. “Masih banyak warga yang belum paham tetang PSBB. Jadi kita masih kita edukasi masyarakat agar patuh terhadap aturan,” kata Kasatlantas Polres Purwakarta AKP Zanuar Cahya Wibowo, kemarin.
Ia mengatakan, sejak Rabu (6/5) personelnya telah mulai berjaga di titik cek kendaraan lalu lintas. Nyatanya tetap saja masih banyak warga yang kedapatan melanggar aturan PSBB. Ia mengatakan ada 22 cek poin yang disiapkan Polres Purwakarta.
Di titik-titik ini kendaraan yang lalu lalang akan diperiksa sesuai dengan aturan PSBB. Mulai dari penggunaan masker, arah tujuan, hingga jumlah penumpang. Menurut Zanuar, pada pelaksanaan PSBB ini kebanyakan pelanggaran masih berupa tidak menggunakan masker saat berkendara. “Saat ini sanksinya masih bersifat teguran,” ujarnya.
Ia menambahkan pihaknya mengevaluasi pelaaksanaan PSBB tiap empat hari sekali. Sehingga penerapannya masih sesuai aturan awal dan belum ada perubahan.
Titik-titik perbatasan dan gerbang tol juga menjadi fokus untuk mengantisipasi masyarakat yang masih nekat mudik. Ada 22 cek poin yang dijaga aparat kepolisian. Di antaranya Gebrang Tol Cikopo, Gerbang Tol Sadang, Gerbang Tol Ciganea, batas Purwakarta dan Karawang, Subang, KBB dan Cianjur. Selain itu jalan-jalan di dalam kota yang menjadi area zona PSBB dikarenakan Purwakarta menerapkan PSBB parsial di enam kecamatan saja.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengakui, pada hari kedua PSBB menyeluruh masih belum ada penurunan mobilitas warga sesuai target yang diharapkan. Anne mengatakan masih banyak kendaraan yang melintas baik di jalan alternatif maupun jalan protokol.
“Baru saja saya memantau dari arah Pasawahan, Cihideung, Citalang, kemudian ke Jalan Ipik Gandamanah, lalu ke Cikopak dan berputar balik di Sadang masuk ke jalan veteran dan Jalan Jendral Sudirman," kata Anne.
Ia mengatakan, kemarin siang volume kendaraan justru terlihat lebih ramai dari hari pertama pelaksanaan PSBB. Menurutnya mungkin masyarakat masih melakukan penyesuaian. Untuk menyiasati hal tersebut, pihaknya bersama TNI-Polri akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
“Sosialisasi kepada masyarakar dan pedagang yang memang diluar ketentuan, yang masih buka. Mudah-mudahan, kesadaran mereka untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan PSBB di purwakarta bisa terwujud dengan baik," tuturnya.
Sedangkan di Sukabumi, nampak arus lalu lintas di Jalan Harun Kabir pada Kamis ini lebih ramai dibanding hari Rabu (6/5) kemarin. Hal ini mungkin Kamis ini merupakan libur nasional sehingga banyak warga keluar rumah belanja kebutuhan pokok. Namun di ruas jalan lainnya seperti Jalan Ir Djuanda dan titik lainnya terpantau sepi.
Apa artinya PSBB kalau masih ada pelanggaran? Jadi, ada manfaat atau tidaknya PSBB, kembali ke kepatuhan kita. Maka demi kepentingan kita bersama, mari kita patuhi anjuran pemerintah.Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Gubernur Jawa barat
Terkait kondisi itu, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan upaya penyekatan akan lebih ketat dilakukan atau ada rekayasa lalulintas lain yang diterapkan. Menurut dia, mulai hari kedua PSBB ada penambahan pos penyekatan yakni Jalan Cimanggah dan Pom Bensin Cijangkar. Selain itu akan dimungkinkan penutupan jalan Ahmad Yani bila tingkat keramaian tinggi berdasarkan hasil evaluasi nanti.
Intinya, kata dia, bagaimana semangat PSBB untuk mengurangi kepadatan masyarakat bisa dilalukan tentunya dengan evaluasi harian dan akan dilakukan desain setiap hari. ''Sebenarnya sebagian besar masyarakat sudah tahu PSBB, akan tetapi mungikin menjadi budaya Ramadhan dan mendekati lebaran harus berbelanja,'' kata Fahmi. Lebih lanjut Fahmi mengatakan, dari hasil penyekatan yang dilakukan banyak ditemukan warga di luar Kota Sukabumi yang berbelanja atau warga sekitar kota.
Juru bicara sekaligus Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad, mengiyakan kurang disiplinnya masyarakat terkait PSBB. "Dan perlu diinformasikan dari laporan yang ada, jadi hari pertama di beberapa daerah yang baru melaksanakan PSBB ini masih banyak masyarakat yang belum paham. Artinya Satgas di kota/kabupaten harus melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat ya," ujar Daud, Rabu malam (6/5).
Daud mengatakan, jadi pelaksanaan PSBB ini sifatnya masih sosialisasi secara persuasi memberikan informasi kepada masyarakat yang melanggar. Pelanggarannya kebanyakan masih di seputar protokol kesehatan. Yakni, penggunaan masker, sarung tangan kemudian yang berboncengan tidak satu alamat dan sebagainya.
"Mudah mudahan hari ini dan ke depan PSBB ini bisa berjalan efektif, lebih disiplin karena masyarakat sudah bisa lebih memahami apa yang disebut dan tujuan PSBB itu," katanya.
Sementara Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum, berharap masyarakat Jabar bersungguh-sungguh menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti peraturan pemerintah selama PSBB Jabar.
Uu menilai, kedisiplinan warga menjadi kunci keberhasilan PSBB tingkat provinsi. Oleh karena itu, ia berharap warga Jabar patu pada anjuran pemerintah, seperti tidak mudik, beribadah di rumah, menghindari kerumunan, dan selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Apa artinya PSBB kalau masih ada pelanggaran? Jadi, ada manfaat atau tidaknya PSBB, kembali ke kepatuhan kita. Maka demi kepentingan kita bersama, mari kita patuhi anjuran pemerintah," katanya.
Uu mengatakan, PSBB di kawasan Bodebek (Kab/Kota Bogor, Kab/Kota Bekasi, Kota Depok) dan Bandung Raya (Kota Bandung, Kab Bandung, Kota Cimahi, Kab Bandung Barat, Kab Sumedang) dinilai berhasil mengurangi kasus COVID-19. Ia pun berharap penurunan itu terjadi di 27 kabupaten/kota di Jabar. Uu juga mengajak masyarakat agar menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai momentum untuk berupaya melawan COVID-19.
"Di bulan Ramdahan, kita ikhtiar lahir dan batin, perbanyak berdoa, mengaji dan aktivitas positif lainnya, serta berdoalah supaya pandemi COVID-19 cepat berlalu," katanya.
Selain itu, Uu meminta para tokoh masyarakat, agama, juga para pemuda di daerah untuk ikut serta mengedukasi warga, agar disiplin menerapkan protokol kesehatan saat PSBB tingkat provinsi berlangsung.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.