Kisah Mancanegara
Tukang Cukur dan Penjual Bunga Diserbu Usai Pelonggaran
Korea Selatan akan membuka kembali sekolah usai pelonggaran Covid-19.
Oleh DWINA AGUSTIN
Penata rambut, pedagang besi, dan toko bunga dibuka sejak Senin (4/5), meski ada sejumlah syarat pembatasan. Lini usaha tersebut tersebut pun langsung diserbu oleh warga yang telah lama terkunci di dalam rumah untuk menghambat penyebaran virus korona.
"Tiga hari pertama sudah penuh," kata tukang cukur di Madrid, Alfonso Sanchidrian. Dia sibuk dengan pelanggan yang terus datang untuk menata rambut yang tertahan karena pembatasan berkegiatan di luar rumah.
Penjual bunga bernama Fernando Ramos juga merasakan nasib yang sama. Dia mendapatkan limpahan pemesanan bunga setelah pelonggaran diberlakukan di Spanyol. Dengan mengenakan perisai plastik di wajahnya dan menyemprot meja dengan desinfektan, dia melayani pembeli yang memasuki toko satu per satu.
"Saya membeli hadiah untuk ulang tahun saudara perempuan, dan satu untuk saya, untuk (patung) Virgin rumah saya," kata pelanggan, Maria Antonieta Roda, yang membawa bunga lili putih keluar dari toko Ramos.
Bisnis tersebut mulai berjalan setelah Pemerintah Spanyol memulai rencana empat fase untuk membuka kembali negara pada akhir Juni. Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan, untuk memastikan keamanan dari proses transisi tersebut, 6 juta masker akan didistribusikan.
Petugas Palang Merah membagikan masker di stasiun metro Madrid ketika pelonggaran lockdown dibarengi dengan kewajiban menggunakan pelindung wajah di transportasi umum. Penumpang yang menyeberang dari pulau liburan Ibiza ke Formentera diuji suhu tubuhnya sebelum naik.
Meski tahapan pelonggaran telah dijalankan, terdapat tentangan terhadap rencana untuk memperluas keadaan darurat. Sanchez harus meminta persetujuan parlemen untuk memperpanjang keadaan darurat yang berakhir pada 9 Mei.
Sebelum dunia usaha kembali dibuka, selama akhir pekan, orang-orang di seluruh Spanyol diizinkan keluar dari rumah untuk pertama kalinya setelah tujuh pekan pembatasan ketat. Lari, pengendara sepeda, dan pejalan kaki turun ke jalan berbondong-bondong dan beberapa pantai penuh sesak.
Sedangkan Korea Selatan (Korsel), Senin (4/5), menyatakan akan membuka kembali sekolah secara bertahap mulai dari 13 Mei. Keputusan ini diambil menimbang jumlah harian kasus domestik dari virus korona telah jatuh mendekati nol dalam beberapa hari terakhir.
"Kami sekarang sedang mempersiapkan pembukaan sekolah sambil mengelola risiko harian penyakit ini," kata Menteri Pendidikan Yoo Eun-hae.
Meski akan mulai mengizinkan siswa kembali ke sekolah, otoritas kesehatan mendesak kewaspadaan kepada sekitar 5,5 juta siswa sekolah dasar, pertama, dan menengah. Mereka akan berkumpul di ruang kelas dan melakukan latihan tiruan untuk menyiapkan pedoman jika terjadi peningkatan infeksi.
"Jika seorang siswa ternyata terinfeksi virus, otoritas kesehatan akan mengambil tindakan yang diperlukan dan sekolah akan beralih ke kelas daring," ujar Yoo.
Pengujian yang meluas, pelacakan kontak intensif, dan aplikasi pelacakan telah memungkinkan Korsel berhasil membatasi penyebaran virus tanpa lockdown. Namun, awal semester musim semi telah ditunda empat kali sejak Maret sehingga mewajibkan sekolah untuk mengadakan kelas daring.
Survei yang dilakukan oleh kementerian pendidikan menunjukkan mayoritas orang tua dan guru mendukung gagasan pembukaan kembali sekolah secara bertahap. Mereka tidak keberatan dalam waktu dua pekan sejak akhir dari jarak sosial yang intensif anak-anak tidak lagi melakukan kelas daring.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.