Cahaya Ramadhan
Koh Steven, Jual Semua Harta demi Atasi Korona
Harta yang kini tersisa satu rumah yang masih menunggu pemilik barunya.
OLEH UMAR MUKHTAR
Seorang mualaf menjual hampir seluruh hartanya untuk membantu menangani dampak pandemi virus korona (Covid-19) di seluruh wilayah Indonesia. Dialah Steven Indra Wibowo, pendiri sekaligus ketua Mualaf Center Indonesia.
Bagi Koh Steven, sapaan akrabnya, harta hanyalah titipan Allah SWT dan yang namanya titipan pasti akan kembali kepada sang pemilik. Maka hanya ada dua, kembali dalam keadaan dipaksa karena suatu musibah dan sebagainya atau mengembalikannya dalam bentuk sedekah.
"Saya memilih mengembalikan ini dengan cara yang baik. Ini harta pinjaman dari Allah, saya cuma ingin balikin, momennya sekarang lagi bagus. Ya sudah aku balikin aja. Karena cepat atau lambat itu akan kembali, dan akan Allah minta pertanggungjawaban," ujar dia kepada Republika, Sabtu (2/5).
Koh Steven menjelaskan, Rasulullah SAW pun pernah memperingatkan orang-orang, bahwa ada dua hal yang tidak disukai anak Adam. Pertama, kematian, padahal ini lebih baik daripada fitnah. Kedua, adalah kefakiran atau kemiskinan. Padahal dengan sedikitnya harta, maka sedikit pula yang dihisab pada hari akhir nanti.
"Aku berpatokan pada hal itu saja, ya sudahlah ini balikin saja. Dulu waktu saya mualaf juga dibikin miskin kok. Dan Allah bisa bikin saya seperti sampai kemarin. Tidak akan sulit bagi Allah mengembalikanku ke posisi ini. Yang penting kan tauhidnya kita, yakin Allah akan cukupin itu semua," katanya.
Untuk membantu penanganan dampak wabah Covid-19, ia telah menjual dua rumah, tujuh mobil, tiga motor gede alias moge miliknya. Harta yang tersisa kini tinggal satu rumah di Salatiga, yang masih menunggu pemilik barunya. "Sisa satu rumah ini, yang lagi ditawarin, dan satu motor Beat yang saya pakai," katanya.
Harta hanyalah titipan Allah SWT dan yang namanya titipan pasti akan kembali kepada Sang Pemilik.STEVEN INDRA WIBOWO, pendiri Mulalaf Center Indonesia
Selama dua bulan belakangan, Koh Steven tinggal di Yogyakarta di sebuah rumah kontrakan bersama tim yang terdiri dari 11 orang. Sedangkan istrinya berada di Bandung tinggal bersama orang tuanya. "Istri saya numpang di rumah mertuaku. Aku di Yogyakarta sudah dari Februari, jadi memang sudah prepare (bersiap)," ucapnya.
Dengan dana yang dia miliki, Koh Steven telah memproduksi 48 ribu pakaian hazmat untuk dibagikan secara gratis ke 4.781 fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Fasilitas kesehatan itu meliputi rumah sakit umum daerah, rumah sakit swasta hingga puskesmas.
"Sampai ke tempat pemakaman umum kita kirimin hazmat juga, untuk mereka yang memakamkan korban meninggal. Dan yang boleh request itu hanya fasilitas kesehatan dengan tenaga kesehatan yang resmi. Dokter dan perawat yang resmi," ujar dia.
Selain memproduksi hazmat, Koh Steven juga telah memasang surgical gown ke-43 ribu pakaian alat pelindung diri (APD) sumbangan yang diterima banyak rumah sakit. Surgical gown ini dipasang karena APD sumbangan tersebut belum berstandar WHO.
Kini, ada 70 lebih penjahit yang membantu memproduksi ribuan hazmat. Mesin-mesin jahit yang diimpor itu ditaruh di rumah si penjahit agar mudah dikerjakan. Koh Steven menanggung biaya listrik rumah, termasuk juga membayar puluhan penjahit tersebut. Para penjahit ini bekerja lebih dari 12 jam, dan ongkos lemburnya tidak dibayar.
"Aku bilang dari awal ke mereka, ini untuk didonasikan, buat berkhidmat. Kata mereka tidak apa-apa, sekalian beramal. Mereka dibayar normal, tetapi lemburannya tidak dibayar," katanya.
Koh Steven memastikan pakaian hazmat yang diproduksi tersebut sudah berstandar WHO. "Karena aku belajar dari situ. Aku tidak jual, aku tidak mencari untung. Jadi produksi seaman mungkin, dan aku bagikan gratis," katanya.
Sebelum memproduksi hazmat, Koh Steven terlebih dulu memproduksi masker. Total masker yang telah diproduksi dan dibagikan secara gratis sebanyak 150 ribu masker, 12 ribu di antaranya merupakan masker N95 dengan tujuh layer (lapis) dan sisanya surgical mask tiga lapis.
Saat ini pun dia sedang memproduksi 60 ribu surgical mask dan 8.000 masker N95. "Setelah masker, baru ke (memproduksi) hazmat, tetapi kan saat itu butuh uang lagi, lalu saya jual mobil satu per satu," tutur dia.
Total nilai uang yang telah Koh Steven gelontorkan untuk memproduksi APD berstandar WHO serta memasang surgical gown pada APD dan masker itu mencapai Rp 11,2 miliar. "Kalau sama mesin (beli impor untuk produksi), itu sekitar Rp 12,8 miliar," kata dia.
Tak hanya hazmat dan masker, ia juga membagikan gratis sebanyak 80 ribu liter hand sanitizer, ribuan paket sembako, dan makanan siap saji. "Di tiap wilayah aku menggerakkan warung makan lokal, termasuk juga tempat fast food. Aku bagikan bukan hanya untuk Muslim saja, tetapi semua yang lapar kita kasih," ungkapnya.
Berminat ambil bagian dalam gerakan kebaikan ini? Mari berdonasi melalui Yayasan Mualaf Center Indonesia. Donasi bisa dikirimkan ke Bank BTN Cabang Depok dengan nomor rekening: 0025-4015- 0001-7445 atas nama Yayasan Mualaf Center Indonesia.
"Aku berharap gerakan ini diduplikasi oleh orang lain karena kapasitasku ini akan berakhir, pasti ada ujungnya. Dan ini akan menjadi panjang dan lama. Orang lapar pasti ada terus."
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mutiara Ramadhan
Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896
HIKMAH RAMADHAN
Memahami Makna Ramadhan
Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.