X-Kisah
Penjaga Imun Melawan Covid-19
Sudah terdapat 28.900 orang yang terdaftar sebagai relawan Covid-19.
Lidya Sembiring, seorang ahli gizi mengaku tergerak menjadi relawan penanganan Covid-19. Ia bertugas di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet. Keinginannya menjadi relawan untuk memerangi pandemi virus korona ini adalah melihat banyak teman medis berjuang di garis depan dan merasakan duka ketika dosen yang dikenalnya juga berpulang.
"Dorongan awal saya melihat teman-teman perawat dan tenaga medis yang berjuang di garis depan lalu ada beberapa dosen saya yang dipanggil oleh Tuhan. Di situ hati saya tergerak," tutur Lidya dalam konferensi pers yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB di Jakarta, Rabu (29/4).
Lidya memang tidak menjadi relawan garis depan yang langsung merawat pasien. Baik pasien dalam pengawasan (PDP) atau orang yang sudah positif Covid-19. Ia bertugas sesuai bidang keahliannya, menjadi penyokong untuk memastikan tenaga medis mendapatkan imun maksimal dari makanan bergizi.
Penjagaan imun, menjadi sangat penting untuk menghadapi Covid-19. Terutama bagi tenaga medis yang setiap harinya memiliki risiko penularan karena berada di garda terdepan. "Di situlah kita ahli gizi terus concern supaya khususnya tenaga medis dan pasien mendapatkan sesuai kebutuhannya," kata dia.
Relawan ahli gizi bertugas untuk memastikan tenaga medis dan pasien mendapatkan asupan aneka ragam makanan yang memiliki kandungan protein tinggi. Karena salah satu yang mendukung sistem imun adalah konsumi sumber protein seperti daging ayam, sapi dan ikan.
Selain asupan gizi untuk penunjang imun, tenaga medis juga membutuhkan aktivitas sebagai penghilang stres. Salah satu relawan tenaga medis, Steven Stallone August mengaku, dirinya bisa menikmati berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah. Ia juga harus bisa bekerjasama dengan relawan lainnya salah satunya menikmati asupan yang disediakan untuk makan. Steven yang juga seorang perawat tersebut mengakui tenaga medis harus pintar menyiasati keadaan agar tidak lekas stres atau merasakan penat.
Perawat yang bertugas di ruangan ICU Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet itu juga mengaku mendapatkan fasilitas untuk melepas penat setelah merawat pasien dalam pengawasan (PDP) dan mereka yang sudah positif terinfeksi Covid-19. Beberapa fasilitas itu antara lain untuk berolahraga seperti tenis meja dan bulu tangkis. Selain itu terdapat scooter yang membuat mereka bisa berkeliling kompleks Wisma Atlet dan fasilitas karaoke.
Steven adalah perawat yang berasal dari Surabaya yang mendapatkan informasi soal pembukaan penerimaan relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dari seorang teman yang sudah bertugas duluan di RS Darurat Wisma Atlet. "Sempat terpikir takut untuk mendaftar karena katanya berbahaya. Pada dasarnya insting saya sebagai merawat kapan saya bisa turun menangani wabah skala internasional secara langsung," kata dia.
Setelah beberapa kali tertunda, dia akhirnya berhasil lolos pendaftaran relawan medis dan terbang dari Surabaya ke Jakarta untuk menjalani tes kesehatan. Sejak saat itu dia bertugas untuk memastikan kondisi pasien positif Covid-19 dan PDP yang dirawat di ruang ICU, unit untuk pasien yang membutuhkan penanganan khusus. Tugas Steven sendiri masih panjang, bulan depan dia harus menjalani karantina selama 14 hari sebelum harus kembali bertugas selama sebulan.
Sejauh ini, menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, sudah terdapat 28.900 orang yang terdaftar sebagai relawan dengan 5.500 di antaranya mendaftar sebagai relawan medis. Ketua Koordinator Relawan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Andre Rahadian menuturkan, pihaknya lebih banyak membutuhkan tenaga medis. "Tidak semua yang mendaftar siap untuk bertugas karena ada keterbatasan yang mengharuskan surat tanda registrasi, konsentrasi karena jangka waktu bertugas di fasilitas kesehatan minimal selama 30 hari," katanya.
Masyarakat yang ingin mendaftar menjadi relawan penanganan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) non-medis harus menahan diri. Sebab, pendaftaran menjadi relawan di bidang ini ditutup untuk sementara waktu hingga Ahad (3/5) besok. Ia mengaku akan memerbaiki mekanisme pendaftaran relawan. Setelah mekanisme diperbaiki, pendaftaran relawan non-medis akan kembali dibuka Senin (4/5) mendatang. n
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.