Warga memilih mukena di salah satu toko di Pasar Bong Jalan Slompretan, Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. | ANTARA FOTO

Modis

Beribadah dengan Nyaman

Mukena harus aman agar tak khawatir aurat tersingkap saat beribadah.

 

 

Perlengkapan untuk beribadah shalat pun menjadi bagian dari fashion Muslim yang tak kalah penting dalam menjalani ibadah puasa pada Ramadhan. Hal ini juga berlaku untuk Ramadhan kali ini, meski ada dalam bayang-bayang wabah Covid-19. Belakangan ini mukena pun ada trennya, mulai dari motif, model, hingga bahan yang digunakan bervariasi.

Salah satu jenama untuk mukena adalah Tazbiya yang menggunakan bahan-bahan premium demi kenyamanan beribadah. "Kami telah cukup lama berkecimpung di produk mukena dan hadir juga dalam penjualan online di berbagai marketplace terkemuka di Indonesia dengan memiliki pelanggan hingga mancanegara," ujar General Manager Tazbiya, Addiniya Nurfarojandari, dalam keterangan yang diterima Republika, belum lama ini.

photo
Calon pembeli memilih sajadah di Pasar Tanah Abang, Jakarta, beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO)

Eksklusivitasnya pun tampak pada motif, yang menurut Addiniya, diterapkan berbeda-beda di setiap model dan serinya. Setidaknya ada satu seri mukena yang jadi favorit pelanggan, yaitu mukena polos tanpa motif beraksen renda. Mukena Tazbiya tak hanya berwarna putih atau krem, tetapi beraneka pilihan warna dan motif. Mulai dari bunga kecil hingga golden rose maroon yang elegan dan mewah.

Jenis mukena Tazbiya pun beragam dan tersedia berdasarkan segmentasi usia dan ukuran. Ukuran jumbo dapat dikenakan oleh Muslimah sesuai kebutuhan. "Kami memutuskan membuat produk ukuran lebih besar dari yang selama ini ada. Dengan demikian, para pengguna mukena Tazbiya dapat lebih merasa aman dan tidak khawatir auratnya tersingkap saat beribadah," kata dia.

Jika anak-anak ingin mukena yang modis, Tazbiya juga menyediakannya dalam aneka model dan warna. Sementara, koleksi mukena anak remaja tersedia dalam aneka warna pastel dan motif bunga kecil sesuai tren yang ada. Target pasar Tazbiya adalah perempuan dari usia 22 tahun hingga 45 tahun. "Kami sediakan beragam motif sehingga customer dapat memilih sesuai seleranya dengan harga terjangkau," kata Addiniya.

photo
Pembeli memilih sajadah di salah satu pusat perbelanjaan perlengkapan haji di Pekalongan, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO)

Penyedia utama bahan mukenanya adalah dari Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, serta dukungan penjahit rumahan di Jawa Tengah, seperti di Bojong, Pekalongan, Gombong, serta Kebumen. Konveksi ini juga berada di Jabodetabek. "Karena itu, kami berani menghadirkan produk berkualitas dengan harga bersaing," ujar Addiniya.

Kehadirannya di berbagai platform niaga turut mendukung pemasarannya, termasuk di Instagram @mukena_tazbiya. Meski begitu, gerai offline-nya pun tersebar di 14 unit di ITC Kuningan, ITC Tanah Abang, dan Thamrin. Mukena yang dikenal sampai Arab Saudi, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam itu tetap mengutamakan kebutuhan dalam negeri. "Kami tetap ingin lebih dikenal lagi di dalam negeri sebagai jenama mukena yang berkualitas dengan harga terjangkau," kata Addiniya.

 

Nuansa Geometri di atas sajadah

Beribadah tak lengkap jika penggunaan mukena modis tanpa disertai sajadah yang juga bersih, nyaman, dan tak ketinggalan zaman. Salah satu jenama sajadah, Lasouk, memperkenalkan koleksi sajadah mereka yang memiliki bahan ramah lingkungan dan modis. Sajadah ini melengkapi aktivitas masyarakat dalam menjalankan ibadah, terutama ibadah puasa di Ramadhan kali ini.

Tak seperti mukena, biasanya sajadah tak dibuat dengan model-model yang lebih modern atau biasanya memiliki model yang monoton. Model-model sajadah juga biasanya dibuat senada dengan mukena yang pernah ada.

Founder Lasouk, Heikal, mengatakan, jenamanya kali ini mencoba memberikan warna baru pada sajadah yang juga bagian dari tren fashion Muslim. Menurut Heikal, Lasouk memiliki koleksi sajadah yang terlihat begitu urban.

"Kalau biasanya sajadah dipenuhi dengan motif dekoratif yang ramai atau bordir bergaya klasik, Lasouk menghadirkan desain dengan sentuhan budaya Maroko yang diterjemahkan dengan corak geometri yang minimalis. Fresh," ujar Heikal dalam keterangan pers yang diterima Republika.

photo
Seorang pedagang melayani pembeli di Pasar Ikan Kesawan, Medan, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO)

Heikal mengatakan, tak hanya desain yang menjadi unggulan dari koleksi sajadah Lasouk. Ada visual yang baik ditampilkan saat melihat koleksi sajadah yang memberikan kenyamanan saat dipakai ini. Kenyamanan itu berasal dari bantalan tebal dari bahannya sehingga membuat lutut nyaman dan menghindari kemungkinan cedera otot saat sujud.

Selain itu, pada bagian atas sajadah, Lasouk memberikan motif yang diisi tinta berbasis air dan suede sintetis.

Dengan begitu, sajadah ini dapat menyerap kelembapan dengan baik. Tak hanya itu, lapisan bawah sajadah, Lasouk menggunakan karet alami dengan grip yang kuat. Sehingga, sajadah terhampar dengan baik tanpa khawatir terlipat atau selip.

Lasouk juga memikirkan siklus after-use produknya. "Saat sudah lawas, sajadahnya dapat terurai dengan baik secara alami karena menggunakan material ramah lingkungan, seperti motif tinta air dan karet alami," kata pria berdarah Singapura itu.

Untuk desainnya, dia menggandeng kreator lain, Nadja, yang berpengalaman menciptakan matras yang nyaman dan awet. Meski berasal dari Singapura dan Kanada, sajadah Lasouk ini kental dengan unsur Maroko. Nama Lasouk memang terinspirasi dari souks atau pasar di Marrakech (Maroko) yang dikenal sebagai pusat karpet, sutra, kaftan, berbagai bumbu, perhiasan, dan aneka lampu.

Maroko tergolong salah satu negara favorit Nadja dan Heikal karena kekayaan seni Islami dan motif geometrinya. Itu sebabnya, sajadah-sajadah koleksi Lasouk erat dengan berbagai karakter nuansa Maroko dengan warna pastel dari merah marun, merah muda, dan hijau muda.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat