![](https://static.republika.co.id/uploads/images/xlarge/033880600-1586959318-1280-856.jpg)
Nasional
Industri Dalam Negeri Siap Buat Ventilator
JAKARTA – Pemerintah memberi dukungan penuh terhadap produsen alat kesehatan dalam negeri, khususnya yang mampu merakit ventilator. Seperti diketahui, permintaan ventilator meningkat tajam dalam dua bulan terakhir menyusul pandemi Covid-19 dan banyaknya pasien yang butuh alat bantu pernapasan.
Menteri Riset dan Teknologi (Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pemerintah menunjuk Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk memimpin riset praproduksi. Sementara, PT Len Industri dan PT Poly Jaya Medikal diberi izin untuk memproduksi ventilator secara massal. Saat ini, purwarupa produk ini sedang diuji di Kementerian Kesehatan.
“Rencananya, pekan ini selesai pengujian di Kemenkes dan kemudian masuk produksi di mana dua perusahaan sudah siap produksi, yaitu Len dan Poly Jaya yang masing-masing mempunyai kapasitas produksi 100 unit portable ventilator per minggu masing-masing pabrik,” kata Bambang usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Rabu (15/4).
Akhir April nanti, ditargetkan sebanyak 200 unit ventilator sudah bisa diproduksi dan didistrisbusikan ke rumah sakit rujukan Covid-19 di seluruh Tanah Air. Bila produksi berhasil maka satu perusahaan BUMN dan satu swasta tersebut bisa melanjutkan produksinya.
Selain Len Industri dan Poly Jaya, sejumlah perguruan tinggi dan lembaga riset di Indonesia juga mengajukan purwarupa ventilator mereka. Bambang menyebut, setidaknya ada 15 usulan yang sudah diterima Kemenristek saat ini dari berbagai perguruan tinggi.
![photo](https://s.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/028582600-1586959345-1280-856.jpg)
Kementerian BUMN siap menyerap produksi alat bantu pernapasan atau ventilator dari dalam negeri. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian BUMN menunjuk PT Indo Farma (Persero) untuk menjalin kerja sama dengan sejumlah BUMN yang tengah berupaya memproduksi ventilator.
“Indo Farma akan kerja sama dengan semua (BUMN) yang membuat ventilator. Indo Farma farma siap jadi off taker,” ujar Arya.
Arya menyebut, saat ini, PT LEN, Pindad, dan PTDI masih melakukan uji coba produksi ventilator. Nantinya, produk tersebut akan diuji terlebih dahulu oleh BPPT dan perguruan tinggi. “Kalau sudah layak, baru diproduksi oleh teman-teman BUMN,” ucap Arya.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, produsen lebih banyak berasal dari swasta yang beraviliasi dengan perguruan tinggi negeri. Dari Yogyakarta, misalnya, Universitas Gadjah Mada (UGM) menggandeng PT Yogya Presisi Tehnikatama dan PT Swayasa Prakarsa untuk memproduksi ventilator.
“Kemudian, ada pengembang dari ITB, partner industri dibina oleh Kementerian BUMN, ada juga pengembang dari ITS dan UI,” ujar Agus.
![photo](https://s.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/077809400-1586959332-1280-856.jpg)
Targetnya, produksi ventilator dalam negeri bisa dimulai April ini. Namun, untuk produsen dari Yogyakarta, mereka diperkirakan baru bisa memulai produksi pada Juni mendatang lantaran harus mendatangkan bahan baku yang berkualitas tinggi.
“Memang mereka akan produksi high grade, akan lebih lama, sekitar Mei Juni mereka akan mulai produksi,” ujar dia. n
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.