Warga Palestina mendukai warga dan anak-anak yang syahid dalam serangan Israel, saat pemakamannya di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza Kamis, 20 November 2025. | AP Photo/Jehad Alshrafi

Internasional

Israel Terus Abaikan Gencatan Senjata

Israel dinilai terus mencoba menyabotase gencatan senjata.

GAZA – Setidaknya 30 warga Palestina syahid dalam gelombang serangan Israel di Jalur Gaza, sepanjang Rabu malam hingga Kamis. Ini adalah salah satu pelanggaran gencatan senjata terbesar yang ditengahi Amerika Serikat yang mulai berlaku bulan lalu.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan pada hari Rabu bahwa setidaknya 77 warga Palestina juga terluka dalam pemboman Israel, menurut jumlah korban awal.

Melaporkan dari Kota Gaza, Hani Mahmoud dari Al Jazeera mengatakan serangan Israel menargetkan tiga lokasi tertentu termasuk wilayah al-Mawasi di Gaza selatan, dekat Khan Younis.

Israel juga menyerang persimpangan di wilayah timur Kota Gaza, Shujayea, yang dipenuhi keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi, dan sebuah bangunan di lingkungan Zeitoun di mana sedikitnya 10 orang – termasuk satu keluarga – tewas.

“Seorang ayah, seorang ibu, dan ketiga anaknya syahid di dalam gedung ini,” kata Mahmoud, seraya menambahkan bahwa serangan yang semakin intensif memicu kepanikan di seluruh Jalur Gaza.

photo
Warga Palestina mendukai warga dan anak-anak yang syahid dalam serangan Israel, saat pemakamannya di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza Kamis, 20 November 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

“Warga Palestina di seluruh Gaza sudah menghadapi kengerian sehari-hari,” katanya, sambil menekankan bahwa pemboman Israel belum berhenti sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober.

“Perang masih berlangsung, dan warga Palestina masih menderita akibat kekerasan yang sedang berlangsung.”

Serangan Israel terus berlanjut hingga Kamis. Serangan itu mengakibatkan seorang pria terbunuh di Abasan al-Kabira. Sebelumnya, tiga warga Palestina syahid di sebuah rumah di Bani Suheila dekat Khan Younis. Di antara mereka yang syahid adalah seorang bayi.

Warga Palestina ketakutan. Suara ledakan kembali menimbulkan trauma bagi banyak keluarga. Mereka takut perang akan berlanjut. Warga Palestina juga melaporkan bahwa pasukan Israel menempatkan lebih banyak blok kuning di wilayah timur Gaza, sehingga mencaplok lebih banyak lahan.

photo
Peta garis penarikan pasukan IDF di Jalur Gaza yang diusulkan Presiden AS Donald Trump. Peta itu menunjukkan wilayah Gaza yang menyusut. - (Truth Social)

Menurut Kantor Media Gaza, Israel telah melakukan 399 pelanggaran terhadap resolusi gencatan senjata sejak resolusi tersebut berlaku. Pelanggaran[pelanggaran itu mengakibatkan terbunuhnya 309 warga Palestina.

Palestine Chronicle melaporkan, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Munir Al-Bursh, memperingatkan akan adanya bencana kesehatan yang parah dan semakin meningkat, dan melaporkan adanya lonjakan anemia yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan anak-anak. 

Dia mengatakan 82 persen anak-anak di bawah satu tahun kini terkena dampaknya, tingkat yang dia gambarkan sebagai tingkat yang mengancam jiwa dan merusak pertumbuhan dan perkembangan. Al-Bursh menambahkan bahwa Israel terus memblokir masuknya obat-obatan penting untuk anak-anak, dan menyebut situasi tersebut sebagai “pemusnahan disengaja yang bertujuan untuk menghapus garis keturunan Palestina.”

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Tom Fletcher menyerukan agar Israel segera menghapuskan pembatasan akses kemanusiaan yang masih ada. 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (republikaonline)

Dia mengatakan warga Palestina kini menghadapi cuaca dingin, banjir, dan pengungsian yang semakin buruk setelah hujan yang turun baru-baru ini. "Orang-orang di Gaza basah kuyup, kedinginan, dan kehilangan sedikit saja yang tersisa. Frustrasi semakin meningkat ketika air banjir menghancurkan harta benda mereka yang terakhir."

Kantor Media Pemerintah memperkirakan bahwa 1,5 juta warga Palestina kini menjadi pengungsi, hidup dalam kondisi yang mengerikan dengan akses terbatas terhadap makanan, obat-obatan, tempat tinggal, dan layanan dasar di bawah blokade yang terus berlanjut. Meskipun ada kewajiban berdasarkan perjanjian gencatan senjata, Israel terus mencegah pembentukan perumahan alternatif bagi keluarga pengungsi.

Sumber medis di Gaza mengumumkan pada hari Rabu bahwa jumlah korban tewas di wilayah tersebut telah meningkat menjadi 69.513, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, sejak dimulainya agresi Israel pada Oktober 2023.

Otoritas kesehatan setempat menyatakan jumlah korban luka telah mencapai 170.745 orang selama serangan tersebut. Banyak korban masih terkubur di bawah bangunan yang runtuh ketika ambulans dan kru pertahanan sipil berjuang untuk mencapai mereka di tengah bahaya yang terus berlanjut dan sumber daya yang terbatas.

photo
Anak-anak Palestina mengambil air dari truk di tengah hujan badai di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, Jumat, 14 November 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

Tamer Qarmout, seorang profesor kebijakan publik di Institut Studi Pascasarjana Doha, mengatakan situasi di Gaza dengan pelanggaran gencatan senjata yang terus dilakukan Israel “bukanlah situasi yang ideal”.

Namun secara keseluruhan, momentum yang dihasilkan untuk mengamankan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengumpulkan dukungan internasional di balik rencana Trump dan pasukan penjaga perdamaian adalah penting, tambahnya.

“Ini juga bukan kabar baik bagi Israel,” kata Qarmout kepada Aljazirah, “yang secara historis memiliki keunggulan dalam mendikte politik di kawasan ini, namun kini Israel harus berbagi pengambilan keputusan dengan AS dan kekuatan kuat lainnya”.

"Apa yang kami lihat adalah Israel berada dalam mode sabotase. Mereka berusaha menyabotase upaya mewujudkan perdamaian di Gaza berdasarkan mandat keamanan PBB. Mereka terus-menerus berusaha menyabotase setiap upaya perdamaian di Lebanon, dan juga memperluas pengaruhnya di Suriah," tambah Qarmout.

"Ini adalah Israel yang marah. Israel yang terisolasi, yang sekarang kurang lebih berkonfrontasi dengan Trump," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Israel Langgar Gencatan di Lebanon dan Gaza Sekaligus

Belasan warga Lebanon syahid akibat serangan Israel.

SELENGKAPNYA

Hati-Hati Kirim Pasukan ke Gaza

Hamas menyatakan menolak penempatan pasukan asing di Gaza.

SELENGKAPNYA

Faksi Palestina: Pasukan Asing di Gaza Bentuk Penjajahan Terselubung

Israel ingin pasukan asing melawan Hamas.

SELENGKAPNYA