
Ekonomi
Daerah Pacu Pembangunan Berkelanjutan
Sebanyak 13 kabupaten ditetapkan sebagai pemenang SIPP Award 2025.
JAKARTA– Daerah-daerah kini semakin menegaskan komitmen mereka terhadap pembangunan berkelanjutan. Hal itu terlihat dalam ajang Strategi Inovasi Perencanaan Pembangunan (SIPP) Award 2025 yang diselenggarakan Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) bersama Traction Energy Asia dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi).
Sebanyak 13 kabupaten ditetapkan sebagai pemenang dari 80 peserta yang mengikuti bimbingan teknis penyusunan Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025–2045 dan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. Seleksi dilakukan berdasarkan kejelasan arah pembangunan yang mengutamakan ekosistem penting seperti hutan, gambut, mangrove, dan pesisir, serta strategi pengembangan komoditas unggulan lokal.
“Pembangunan berkelanjutan bukan sekadar isu lingkungan, melainkan ruh yang harus hadir di semua sektor pembangunan. Pandemi membuktikan sektor pangan lebih tangguh dibanding industri ekstraktif, sehingga hilirisasi komoditas pangan perlu diprioritaskan dalam dokumen perencanaan daerah,” ujar Wedar Haryagung Adji, Sekretaris Deputi Bidang Pembangunan Kewilayahan Kementerian PPN/Bappenas dalam siaran pers yang diterima pada Sabtu (27/9/2025).
Beberapa kabupaten menampilkan langkah konkret dalam menyusun arah pembangunan. Kabupaten Trenggalek, misalnya, mengusung strategi menuju net zero carbon dengan menyeimbangkan sektor industri dan agraris. Bangka Tengahmenegaskan peralihan ekonomi pascatambang menuju pertanian berkelanjutan.
“Bupati kami menegaskan bahwa Bangka Tengah tidak boleh lagi bergantung pada tambang. Karena itu, kami memperkuat komoditas kelapa, kopi, kakao, serta sektor perikanan agar masyarakat punya peluang ekonomi yang lebih adil,” kata Joko Triadhi, Kepala Bappelitbangda Bangka Tengah.
Inisiatif serupa muncul di Ogan Komering Ilir yang mulai memasukkan riset pasar karbon dalam perencanaan, serta Bogor dengan inventarisasi emisi dan penganggaran iklim. Inovasi ditunjukkan oleh Musi Rawas Utara dengan sekolah lingkungan, sementara Wonosobo mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi agraris dengan pengurangan emisi.
Dua kabupaten lain, Gowa dan Sintang, mendapat penghargaan kategori Komitmen karena menurunkan strategi hijau hingga tahap implementasi anggaran.
Di kategori Komprehensif, Sigi dan Aceh Tamiang dinilai berhasil menyusun dokumen perencanaan yang selaras dengan aturan nasional. Sementara kategori Persona diberikan kepada tiga tokoh daerah yang konsisten mendorong transformasi hijau, yaitu Joko Triadhi (Bangka Tengah), Roswati Agus (Bone Bolango), dan Ratna Sulistyowati (Trenggalek).
Menurut Gita Syahrani, Ketua Dewan Pengurus KEM, ajang ini menjadi instrumen penting memperkuat konsistensi daerah. “SIPP Award bukanlah sekadar seremonial, tapi dorongan agar kabupaten melihat pembangunan rendah karbon sebagai peluang. Rantai nilai bioekonomi yang bertanggung jawab dapat menciptakan nilai tambah, lapangan kerja lokal, dan mengurangi risiko fiskal dari bencana,” ujarnya.
Dengan capaian 13 kabupaten pemenang, SIPP Award 2025 menandai semakin kuatnya peran daerah sebagai motor penggerak transformasi menuju ekonomi hijau. Ajang ini juga memperlihatkan bagaimana kebijakan daerah dapat menjadi pondasi penting bagi pelembagaan pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.