Puisi Kudendangkan Lagu Sepi Menjelang Peraduan | Daan Yahya/Republika

Sastra

Kudendangkan Lagu Sepi Menjelang Peraduan

Puisi-puisi De Eka Putrakha

Oleh DE EKA PUTRAKHA

Kudendangkan Lagu Sepi Menjelang Peraduan

 

Sudah sekian lama aku lena dalam tidur namun mata bertanggang

mengira berapa lama lagi menjelang tengah malam menusuk

kedinginan lantas menyuruhku berselimut kekalutan di peraduan

 

mimpi-mimpi menjadi terasing dan pagi menjadi bising

dalam ingatan samar lamunan mendendangkan lagu kesepian

pada sudut malam

 

tiada yang lebih mencekam hanyalah bayangan kesendirian 

 

Kuala Lumpur, 18 Juli 2024

***

 

Kerontang (2)

 

Kegersangan telah mengubah dahaga menjadi kehausan

Mengering sudah telaga kata

Setetes aksara menguap sebelum menjadi rangkaian

Kata-kata telah menghilang

Tiada bisikan melainkan hening

Kerontang semakin menanduskan setiap makna yang dicar

Puisi ini mengering gagal mekar di ujung musim

Namun hadirnya menumbuhkan ingatan hidup kembali

 

Kuala Lumpur, 17 Juli 2024

***

 

Ingin Tidur Sejenak

 

Kulayani kantuk

juga suntuk tak berbentuk

aku ingin tidur

sambil membaringkan lelah

 

tak perlu cerita

tidurku tanpa mimpi

sebab seharian

yang kuimpikan sunyi

menelan hiruk-pikuk itu

membiarkan mataku

terpejam barang sejenak

 

Bandung, 15 Juni 2025

*** 

 

Tiba-Tiba Hadir

 

Begitulah waktu mempertemukan

sua dan temu menjalin satu

bicara seolah mengulang cerita

atau kisah diciptakan segera

sekadarnya sebisanya seadanya

 

Kita saling bertemu pada masing-masing

ruang perjumpaan yang kosong

kemudian mengisinya dengan ingin

lantas menjelma angan bersama

 

Berharap dapat dilalui

hingga pada akhirnya kita pula

yang berharap belum berakhir

 

22 Maret 2025

***

 

Kau Dapatkan

 

Bila yang kau cari ketenangan

maka yang kau dapatkan kesunyian

bila yang kau cari keramaian

maka yang kau dapatkan keriuhan

 

secangkir kopimu menyimpan candu

kau dapatkan hanyalah pahit

seteguk sendumu memeluk rindu

kau dapatkan hanyalah sakit

 

lantas kau tak ingin dapatkan lagi

namun kepiluan telah memilikimu

 

Bandung, 19 Juni 2025

***

 

Menemukan Keberadaan

 

Dalam kebimbangan itu telah kau ciptakan sendiri

arah langkah tak beraturan kemana pun pergi

sementara hatimu terus kaujaga agar tak goyah

kini rasa sakit itu tak hanya melukai namun merasuki

 

terkurung—

         waktu melukai nadi pencapaian

         segenap derita mulai bertandang

         memberikan beragam angan

 

duhai hati, adakah jalan mulai terbentang

menjaga dikau agar senantiasa menguatkan

keinginan beranjak dalam keterbatasan

kemungkinan mengubah segala arah dan tujuan

sampai menemukan keberadaan dirimu yang

sebenarnya:

         mampu menepis gundah gulana itu

 

Bandung, 3 Juli 2025

***

 

Sepatah Kata

 

kian rapuh kemudian jatuh

tak dibaca

namun diceritakan

tanpa aksara

 

11 September 2025

De Eka Putrakha berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat. Tulisannya termuat dalam berbagai buku antologi bersama serta media cetak dan online di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. Terpilih sebagai 10 Resensi Terbaik “Resensi Buku peringkat ASEAN 2020” anjuran Persatuan Penyair Malaysia. Sajak beliau menjadi Juara Sayembara Nyala “Sastera Hijau” 2024 - majalah KayuApi Singapura. Buku terbarunya kumpulan puisi berjudul “Ketika Semua Orang Sengaja Melupakan Setelah Kucari Cara Agar Selalu Mengingat Mereka” (Penerbit Lumpur, Mei 2025). Dapat disapa melalui facebook De Eka Putrakha dan instagram @deekaputrakha. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat