Warga berbelanja di salah satu pasar swalayan, Jakarta, Jumat (2/7/2021). | ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Ekonomi

Industri FMCG Tekan Limbah Plastik

Keterlibatan masyarakat juga menjadi kunci dalam mengurangi sampah plastik.

JAKARTA — Industri fast-moving consumer goods (FMCG) mulai memperkuat komitmen pengurangan penggunaan plastik dalam kemasan. Langkah ini tidak hanya bertujuan mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang menuju bisnis berkelanjutan.

Upaya itu salah satunya dilakukan oleh Unilever Indonesia yang telah mengadopsi tiga prinsip pengelolaan plastik, yakni less plastic, better plastic, dan no plastic. Dengan prinsip tersebut, produsen berupaya meminimalkan jumlah plastik dalam kemasan, memilih plastik yang lebih mudah didaur ulang, serta menyediakan alternatif tanpa plastik melalui sistem isi ulang di sejumlah daerah.

“Artinya, selain meminimalkan jumlah penggunaan plastik dalam kemasan, kami juga memilih plastik yang mudah didaur ulang dan mengembangkan sistem pengisian ulang di beberapa daerah,” ujar Maya Tamimi, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation dalam keterangan tertulis, Selasa (16/9/2025).

Upaya pengurangan plastik dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari mengurangi penggunaan plastik baru, meningkatkan pemanfaatan plastik hasil daur ulang pascakonsumsi (post-consumer recycled/PCR), hingga menghadirkan kemasan yang dapat didaur ulang, dipakai kembali, atau bahkan diurai menjadi kompos.

Maya menegaskan, pihaknya juga berkomitmen mengumpulkan dan memproses lebih banyak sampah plastik kemasan dibandingkan jumlah plastik yang digunakan untuk menjual produk.

Langkah tersebut bukan tanpa tantangan. Kompleksitas rantai pasok komoditas, ketatnya persaingan industri, hingga masih rendahnya kesadaran konsumen dalam memilah sampah menjadi pekerjaan rumah besar bagi produsen. “Tantangannya cukup besar tetapi kami tetap berupaya menyajikan produk yang lebih berkelanjutan di tengah persaingan yang ketat,” kata Maya.

Sejak 2015, beberapa perusahaan besar termasuk Unilever telah menerapkan kebijakan zero waste landfill, memastikan tidak ada limbah operasional yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pendekatan ini menjadi standar baru dalam industri, yang tidak hanya mengurangi beban lingkungan tetapi juga menekan biaya jangka panjang melalui efisiensi pengelolaan limbah.

Dari sisi konsumen, keterlibatan masyarakat menjadi kunci dalam mengurangi sampah plastik. Maya mengatakan pihaknya gencar membina ribuan bank sampah untuk mendorong partisipasi publik.

Saat ini, lebih dari 4.000 bank sampah aktif dikembangkan guna memperluas titik pengumpulan sekaligus mengedukasi masyarakat agar terbiasa dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pihaknya juga menyediakan lebih dari 1.000 gerai isi ulang di Jabodetabek dan Surabaya, memungkinkan konsumen membeli produk tanpa kemasan sekali pakai.

Selain kampanye edukasi, kolaborasi juga terus dijalin dengan pemerintah, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya. KLHK bahkan mencatat sejumlah perusahaan FMCG telah menyerahkan peta jalan pengurangan sampah plastik sejak 2021, yang mencakup strategi penanganan dari hulu ke hilir.

“Fokusnya adalah bagaimana kita bisa hidup harmonis, yakni sampah hasil aktivitas kehidupan kita yang tidak terpakai lagi harus bisa dikelola dengan baik. Ini butuh jalinan kolaborasi demi mewujudkan Indonesia bersih dan mencapai pertumbuhan ekonomi,” kata Maya.

Dengan adanya inisiatif untuk mengurangi plastik, didukung partisipasi konsumen serta regulasi pemerintah, target Indonesia untuk mengurangi timbulan sampah plastik menuju 2025 diyakini dapat lebih cepat tercapai. Tantangan masih besar, tetapi arah transformasi industri menunjukkan bahwa masa depan bebas plastik sekali pakai semakin mungkin diwujudkan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat