JENEWA – Dakwaan terhadap Israel soal tindakan genosidanya di Jalur Gaza terus menguat. Yang terkini, penyelidikan PBB menyimpulkan bahwa perang Israel di Gaza adalah sebuah genosida. 

Ini merupakan temuan paling kuat soal aksi Israel di Gaza setelah dua tahun agresi membunuh nyaris 65 ribu orang di Gaza. Navi Pillay, ketua Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB mengenai Wilayah Pendudukan Palestina, mengumumkan penyelidikan PBB tersebut kepada Aljazirah pada Selasa ini.

“Kami telah mengidentifikasi presiden [Isaac Herzog], Perdana Menteri [Benjamin] Netanyahu dan mantan menteri pertahanan [Yoav Gallant] berdasarkan pernyataan dan perintah yang mereka berikan,” kata Pillay dalam sebuah wawancara.

"Karena ketiga orang ini adalah agen negara, maka berdasarkan hukum, negara bertanggung jawab. Jadi kami katakan negara Israel-lah yang melakukan genosida," tambahnya.

Menurut laporan tersebut, Komisi menemukan bahwa selain pernyataan yang dibuat oleh para pejabat Israel, terdapat “bukti tidak langsung” yang mengarah pada temuan mereka mengenai niat melakukan genosida.

Warga Palestina berduka atas kematian kerabat mereka akibat pemboman tentara Israel di Gaza, di kamar mayat Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza Selasa, 22 Juli 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

SHARE    

“Komisi tersebut menyimpulkan bahwa pemerintah Israel dan pasukan keamanan Israel mempunyai niat melakukan genosida untuk menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, warga Palestina di Jalur Gaza,” demikian temuan laporan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Israel mengecam temuan laporan tersebut sebagai “palsu” dalam sebuah postingan di X, dan menuduh bahwa penulis laporan tersebut “berperan sebagai proxy Hamas”.

“Laporan tersebut sepenuhnya didasarkan pada kebohongan Hamas, yang dicuci dan diulangi oleh pihak lain,” kata kementerian tersebut. “Israel dengan tegas menolak laporan yang menyimpang dan salah ini dan menyerukan penghapusan segera Komisi Penyelidikan ini,” tambahnya.

Duta Besar Israel untuk Jenewa, Daniel Meron, juga mengecam temuan laporan tersebut dan menyebutnya sebagai “skandal”, “palsu”, dan “kata-kata kasar yang mencemarkan nama baik”. 

Laporan tersebut menemukan bahwa tentara Israel dengan sengaja membunuh warga sipil di Gaza melalui penggunaan amunisi berdampak luas.

Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

"Oleh karena itu, Komisi menyimpulkan bahwa pemerintah Israel telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pemusnahan di Jalur Gaza dengan membunuh warga sipil Palestina. Meskipun jumlah korban tidak relevan untuk dijadikan sebagai tindakan genosida, Komisi mencatat bahwa jumlah korban dapat dipertimbangkan untuk menentukan niat genosida," tambahnya.

Perang Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, menyusul serangan pejuang Palestina di Israel selatan, yang menewaskan 1.139 warga Israel dan 251 orang disandera, 48 di antaranya masih ditahan di Gaza.

Serangan Israel yang meluas dan intens di wilayah kantong tersebut sejak saat itu telah menewaskan sedikitnya 64.905 orang dan melukai 164.926 lainnya, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Senin.

Pillay melanjutkan bahwa analisis dalam laporan tersebut hanya merujuk pada komisi genosida dari Oktober 2023 hingga Juli 2025, namun menambahkan bahwa komisi tersebut sangat prihatin bahwa niat “untuk menghancurkan warga Palestina secara keseluruhan akan mengarahkan Israel secara keseluruhan di seluruh wilayah pendudukan termasuk Tepi Barat dan Yerusalem Timur”.

Pelayat membawa jenazah warga AS keturunan Palestina, Sayfollah Musallet (20 tahun) yang dibunuh pemukim Israel di desa Tepi Barat, Al-Mazraa a-Sharqiya, pada Ahad, 13 Juli 2025. - (AP Photo/Leo Correa)

SHARE    

“Penting juga untuk dicatat bahwa peristiwa di Gaza sejak 7 Oktober tidak terjadi secara terpisah. “Hal ini didahului oleh pendudukan dan penindasan yang melanggar hukum selama beberapa dekade berdasarkan ideologi yang mengharuskan pemindahan penduduk Palestina dari tanah mereka dan penggantian mereka.”

Para penyelidik PBB, menerbitkan empat rekomendasi utama bagi negara-negara anggota PBB: Pertama, untuk segera mengakhiri genosida di Gaza dan menerapkan gencatan senjata. Selanjutnya, memastikan akses tanpa hambatan bagi staf PBB ke Gaza. 

Mereka juga mendesak Israel mengakhiri kebijakan yang menyebabkan kelaparan di Gaza, termasuk pembubaran skema bantuan mematikan AS-Israel Gaza Humanitarian Foundation (GHF) serta menjamin akses penuh terhadap bantuan kemanusiaan

Para penyelidik juga meminta semua negara anggota PBB untuk menggunakan segala cara yang “tersedia secara wajar” untuk mencegah genosida yang terjadi di Gaza, dan menghentikan transfer senjata dan peralatan yang digunakan untuk perang, termasuk bahan bakar jet.

Pernyataan tersebut juga menyerukan untuk memastikan bahwa individu dan perusahaan di yurisdiksi mereka tidak berpartisipasi atau mendukung genosida, dan menjatuhkan sanksi terhadap Israel dan individu atau perusahaan yang memfasilitasi genosida tersebut.

BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

Di tengah temuan laporan tersebut, serangan Israel terhadap Gaza semakin meningkat, dan Menteri Pertahanan Israel Katz mengumumkan pada Selasa dini hari bahwa daerah kantong tersebut “membara”. Sejak fajar, setidaknya 41 warga Palestina telah syahid dalam serangan di seluruh wilayah kantong tersebut, dengan 37 orang di Kota Gaza saja, sumber medis mengatakan.

Rumah sakit di Jalur Gaza mencatat tiga kematian akibat kelaparan dan kekurangan gizi akut dalam 24 jam terakhir, sehingga total korban meninggal menjadi 428, termasuk 146 anak-anak. Sejak pengumuman Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), tercatat 150 kematian terkait kelaparan, termasuk 31 anak-anak.

Kasus malnutrisi dan kelaparan terjadi di rumah sakit di Gaza setiap jamnya, dengan 900.000 anak menderita kelaparan, termasuk 70.000 anak yang sudah menderita malnutrisi akut.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa kekurangan gizi pada anak-anak di bawah usia lima tahun telah meningkat dua kali lipat antara bulan Maret dan Juni sebagai akibat dari blokade Israel di Jalur Gaza.

Kementerian Luar Negeri Palestina menyerukan “intervensi internasional yang luar biasa dan mendesak” untuk melindungi warga sipil dan menghentikan invasi Israel ke Kota Gaza.

Dalam pernyataannya mengenai X, kementerian tersebut mengatakan upaya melalui diplomasi untuk menghentikan perang telah terbukti “kegagalan” dan menyerukan tindakan dari komunitas internasional.

“Kementerian sangat prihatin atas pernyataan sombong pemerintah pendudukan tentang dimulainya invasi ke Kota Gaza dan membahayakan nyawa ratusan ribu warga sipil Palestina, yang berisiko terbunuh dan terlantar,” katanya.

“Kementerian menyerukan intervensi internasional yang luar biasa untuk menghentikan kejahatan besar ini dan memaksimalkan solusi politik dan diplomatik yang menjamin penghentian segera perang dan agresi, perlindungan warga sipil, pencegahan pengungsian mereka dari Jalur Gaza, pembebasan segera sandera dan tahanan, dan pengiriman bantuan yang berkelanjutan.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat