X-Kisah
Untuk Nuria, Syahidah di Garda Depan Korona
Simpati mengalir untuk sang perawat yang sempat ditolak jenazahnya.
Penolakan terhadap pemakaman Nuria Kurniasih (38 tahun), perawat di RSUP dr Kariadi Semarang yang gugur pada 9 April 2020 mengundang keprihatinan. Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir secara khusus membuatkan puisi sebagai tanda hormatnya untuk individu di garda terdepan penanganan pasien korona atau Covid-19 tersebut.
Engkau ditolak warga dimakamkan di tanah Tuhan.
Tapi wahai perawat teladan, engaku pejuang corona di garda depan, saudaramu sebangsa mendoakan.
Engkau ditolak warga dimakamkan di tanah Tuhan.
Tapi wahai perawat teladan, di kubur manapun bercahaya terang, engkau syahidah menuju surga idaman.
Engkau ditolak warga dimakamkan di tanah Tuhan.
Kami sadar gotong royong masih ucapan, maafkan mereka yang belum paham, bagaimana Nabi mengajarkan ihsan.
Selamat jalan Syahidah Nuria, engkau tinggalkan jejak bermakna.
Kami getir hadapi corona yang membuana, lebih getir bila elite dan warga bangsa hilang empat dan jiwa utama.
Haedar menyayangkan penolakan jenazah pasien Covid-19 tersebut. Terlebih, itu adalah jenazah tenaga medis yang berjuang merawat pasien Covid-19. Ia menegaskan, semua tenaga medis adalah semua saudara yang wajib diperlakukan dengan penuh penghormatan.
"Mereka berhak dimakamkan di manapun di negerinya sendiri. Bumi ini di manapun merupakan milik Allah SWT untuk kepentingan bersama umat manusia," kata Haedar, Kamis (2/4) pekan lalu.
Tanpa penolakan pun, jenazah korban Covid-19 sudah dimakamkan secara terbatas tanpa diantar keluarga dan kerabat. Karena itu, mereka layak diperlakukan dengan mulia.
Tarjih Muhammadiyah, kata dia, menilai pasien Covid-19 yang meninggal dunia mendapat pahala seperti pahala orang mati syahid. Sebab, sebelumnya mereka telah berikhtiar dengan penuh keimanan untuk mencegah dan atau mengobati para pasien pandemi.
Rasulullah Muhammad SAW, diriwayatkan Abu Hurairah, bersabda bahwa orang syahid itu termasuk pada lima perkara. Terkena wabah penyakit, sakit dalam perutnya, tenggelam, tertimpa reruntuhan bangunan, dan berjuang di jalan Allah.
Pemerintah dan pihak-pihak terkait, kata Haedar, telah menetapkan makam bagi jenazah Covid-19 sesuai protokol. Karena itu, sebaiknya warga tidak menolak penguburan, apalagi meminta jenazah yang sudah dimakamkan dibongkar. "Hal itu tidak mencerminkan umat beragama dan warga bangsa yang cinta sesama," ujar Haedar.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo kembali meminta masyarakat tidak menolak jenazah pasien Covid-19. "Jenazah-jenazah ini merupakah kewajiban kita untuk kita rawat dan untuk kita makamkan sebagaimana layaknya," ujar Doni, Senin (13/4).
Doni juga meminta dukungan tokoh agama dan masyarakat di daerah untuk bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat luas. Masyarakat perlu diberi pemahaman bahwa tata laksana pemakaman jenazah pasien Covid-19 dilakukan secara teliti dan tidak akan membahayakan orang lain.
"Sekali lagi, Gugus Tugas mengingatkan kepada seluruh tokoh-tokoh di daerah untuk bisa menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tidak menolak jenazah yang dimakankan. Yang tempatnya tentu telah diatur sesuai dengan protokol kesehatan," kata Doni.
Sementara itu, peristiwa tersebut juga mengalirkan rasa simpati dan empati dari masyarakat kepada pihak keluarga almarhumah Nuria Kurniasih, salah satu perawat terbaik RSUP dr Kariadi Semarang. “Salah satunya datang dari Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS),” ungkap Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Jawa Tengah, Edy Wuryanto, di Ungaran, Senin (13/4).
UNIMUS, jelas Edy, akan memberikan fasilitas beasiswa penuh kepada salah satu putri Nuria Kurniasih. Perihal ini, Rektor UNIMUS telah menghubungi dan menyampaikan keinginannya tersebut.
Jadi putri pertama almarhumah Nuria Kurniasih –kalau akan melanjutkan pendidikan jenjang perguruan tinggi di UNIMUS—dipastikan akan diberikan beasiswa penuh. “PPNI tentunya juga mengapresiasi positif terkait hal ini,” jelasnya.
Selain itu juga aksi simpati dalam bentuk karangan bunga yang berdatangan di dari berbagai lapisan masyarakat, meskipun sebenarnya merupakan karangan bunga sebagai bentuk protes, menurutnya itu juga bentuk penghormatan atas profesi perawat.
“Termasuk rencana Gubernur Jawa Tengah yang akan memberikan penghargaan, apapun nanti bentuknya, saat ini kami sedang menunggu langkah- langkah yang sedang dilakukan pak gubernur, dan ini juga harus direspon positif,” lanjutnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengusulkan seluruh tenaga kesehatan dan tenaga medis yang berjuang melawan wabah covid-19 di Jawa Tengah bakal mendapat bintang jasa. Penghargaan tersebut layak diberikan mengingat besarnya jasa serta pengorbanan mereka sebagai pahlawan kemanusiaan, di tengah pandemi Covid-19. n
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.