X-Kisah
Aral Penghimpunan Zakat di Tengah Pandemi
Penghimpunan donasi bisa meningkat signifikan meski secara umum pendapatan masyarakat mengalami penurunan
Wabah virus korona baru atau Covid-19 telah memberikan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan. Lembaga filantropi menjadi salah satu yang ikut terdampak. Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) memperkirakan, angka penghimpunan zakat pada tahun ini akan menurun akibat dampak Covid-19. Meski begitu, di sisi lain, KNEKS optimistis penghimpunan donasi justru bisa meningkat di masa pandemi.
Direktur Bidang Keuangan Inklusif, Dana Sosial Keagamaan, dan Keuangan Mikro Syariah KNEKS Ahmad Juwaini menyampaikan, penurunan penghimpunan zakat terjadi akibat adanya penurunan pendapatan masyarakat.
"Kalau dihitung secara agregat, apabila pendapatan masyarakat turun karena Covid-19 maka zakat dengan sendirinya juga akan turun," kata Ahmad kepada Republika, pekan lalu.
Dia menjelaskan, saat penghasilan seseorang tidak sampai nisab, ia tidak wajib berzakat. Dengan penurunan pendapatan masyarakat, akan ada golongan yang akhirnya tidak mencapai nisab lagi.
Wabah Covid-19 berdampak lebih signifikan terhadap mustahik yang tinggal di perkotaan. Hal ini karena episentrum penyebaran wabah Covid-19 berada di Ibu Kota dan menyebar ke sejumlah kota lain di Indonesia.
"Ketika ada pembatasan, yang paling terkena dampak adalah yang tinggal di kota," kata Ahmad.
Ahmad mengatakan, masyarakat akan kehilangan sumber pendapatan, mulai dari kehilangan pekerjaan atau usahanya terkendala akibat kehilangan pasar. Ahmad mengamati, hal ini yang membuat sejumlah warga Ibu Kota kembali ke kampung halaman masing-masing.
Sebagian besar mustahik di kota berasal dari desa. Sehingga, saat mereka kehilangan mata pencaharian di kota, mereka akan kembali ke kampung halamannya.
"Meskipun, sebenarnya bantuan akan lebih mudah didapatkan di perkotaan karena dekat dengan otoritas dan LAZ juga banyak di kota-kota," kata Ahmad.
Ia mengatakan, lembaga zakat sudah selayaknya lebih banyak menyalurkan zakat di tempat yang lebih membutuhkan.
Meski ada potensi penurunan zakat, Ahmad menyampaikan, jumlah donasi biasanya akan meningkat. Saat kondisi bencana, kesadaran masyarakat untuk bersedekah menjadi lebih tinggi.
"Saat bencana luar biasa, biasanya akan muncul solidaritas sosial yang cukup tinggi," katanya.
Menurut pengalaman di lembaga-lembaga filantropi, penghimpunan donasi bisa meningkat signifikan meski secara umum pendapatan masyarakat mengalami penurunan.
Lembaga zakat nasional milik organisasi Islam Muhammadiyah, LazisMU, menyampaikan wabah Covid-19 telah berimbas secara ekonomi kepada setiap orang, terutama golongan menengah ke bawah. Penerima manfaat zakat yang semula mulai terangkat ekonominya kini harus kembali disantuni.
Direktur Operasional Lazismu Edi Suryanto menyampaikan, beberapa mustahik tadinya telah menjadi munfik bahkan muzaki. Namun, kondisi saat ini memaksa mereka kembali menjadi mustahik.
"Beberapa harus disantuni dengan bantuan berupa paket-paket sembako hanya untuk bertahan hidup,\" kata Edi.
Dampak Covid-19 juga tidak hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaan. Masyarakat pedesaan pun juga merasakan hal yang sama. Namun demikian, Edi menilai, dampak di perkotaan terpantau lebih parah karena padatnya penduduk.
Edi menyampaikan, dalam penyaluran bantuan, LazisMU bersinergi dengan seluruh komponen di Muhammadiyah. LazisMU sudah menggerakkan seluruh jaringan untuk fokus pada penanganan Covid-19. Untuk wilayah terdampak menjadi prioritas pendistribusian berbagai bantuan.
Ketua LazisMU, Hilman Latief menyampaikan, Muhammadiyah memiliki lembaga ad hoc khusus untuk tanggap bencana Covid-19, yakni Muhammadiyah Covid-19 Command Center. Saat ini, mereka fokus untuk emergency release.
"Kurang lebih, sudah ada Rp 7 miliar yang dialihkan untuk bantuan," katanya. n
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.