Warga Palestina membawa karung makanan dan bantuan kemanusiaan yang diturunkan dari konvoi truk menuju Kota Gaza, di Jalur Gaza utara, Ahad, 22 Juni 2025. | AP Photo/Jehad Alshrafi

Internasional

Bayi-Bayi Terus Mati Kelaparan di Gaza

549 warga Palestina telah terbunuh saat mencoba mengakses bantuan.

GAZA – Terhambatnya pasokan bantuan dan makanan ke Gaza kian mematikan. Dua bayi meninggal di Jalur Gaza pada Kamis karena kekurangan gizi dan kekurangan susu formula. 

Kantor berita WAFA melaporkan, keluarga kedua bayi tersebut mengawal jenazah mereka dari Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, setelah mereka meninggal karena kehilangan hak paling dasar atas layanan kesehatan dan makanan.

Pekan lalu, sumber-sumber medis memperingatkan akan adanya bencana kesehatan yang mengancam kehidupan bayi karena menipisnya persediaan susu bayi di tengah pengepungan dan perang yang sedang berlangsung.

Mahmoud Shurab, paman dari bayi berusia lima bulan, Nidal, mengatakan bahwa keponakannya meninggal akibat “kekurangan makanan dan tidak tersedianya susu,” dan mencatat bahwa ada kasus serupa di rumah sakit yang memerlukan intervensi segera untuk menyediakan susu terapeutik dan makanan yang sesuai untuk anak-anak.

Adapun Muhammad Al-Hamas, ayah dari bayi Kinda (10 hari), mengatakan putrinya meninggal karena kekurangan gizi dan obat-obatan.

photo
Warga Palestina membawa tas berisi makanan dan paket bantuan kemanusiaandi Rafah, Jalur Gaza selatan, Senin, 16 Juni 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Menurut sumber medis, jumlah korban jiwa akibat kekurangan makanan dan obat-obatan di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 244 orang. Dua kematian baru-baru ini menambah jumlah korban kelaparan dan kekurangan pengobatan, yang sebagian besar adalah anak-anak dan orang lanjut usia.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel, kekuatan pendudukan, telah melakukan genosida di Gaza, termasuk pembunuhan, kelaparan, penghancuran, dan pemindahan paksa, mengabaikan semua seruan dan perintah internasional dari Mahkamah Internasional untuk menghentikannya.

Genosida tersebut menyebabkan lebih dari 188.000 orang tewas dan terluka, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang, ditambah ratusan ribu orang yang kehilangan tempat tinggal dan kelaparan yang merenggut banyak nyawa, termasuk anak-anak.

Bayi adalah salah satu kelompok yang paling terkena dampak blokade Israel, yang dimulai pada tanggal 2 Maret dengan larangan total terhadap makanan, air, tempat berlindung atau obat-obatan.

photo
Warga Palestina membawa karung berisi makanan dan bantuan kemanusiaan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 11 Juni 2025. - (AP Photo/Adel Kareem Hana)

Di bawah tekanan internasional yang meningkat dan peringatan berulang kali mengenai kelaparan dari PBB, Israel mulai mengizinkan apa yang oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu disebut sebagai bantuan “minimal”, mulai tanggal 19 Mei.

Sejak itu, lebih dari 1.000 ton makanan bayi, termasuk susu formula, telah masuk ke Gaza, menurut COGAT, badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas koordinasi bantuan di wilayah Palestina.

“Makanan untuk bayi sudah pasti masuk (Jalur Gaza), sesuai permintaan organisasi, kami menyetujuinya, dan tidak ada pembatasan makanan untuk bayi,” kata juru bicara COGAT.

Namun para pejabat kesehatan Gaza mengatakan bahwa untuk bayi-bayi ini, bantuan tersebut belum mencakup obat-obatan penting, susu formula, peralatan medis, dan suku cadang yang cukup untuk menjaga peralatan yang ada tetap beroperasi.

Pusat Hak Asasi Manusia Palestina mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Senin bahwa susu formula bayi yang diperkaya hampir habis di pasar lokal, dan beberapa jenis sudah kehabisan stok. “Jumlah terbatas yang tersedia di beberapa apotek dijual dengan harga yang meroket, jauh melampaui daya beli sebagian besar keluarga,” katanya.

photo
Keluarga mendukai Rashad Qasas, yang terbunuh saat menuju pusat distribusi bantuan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 11 Juni 2025. - (AP Photo/Mariam Dagga)

COGAT mengatakan makanan bayi sebagian besar didistribusikan melalui organisasi internasional – bukan melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza, sebuah kontraktor swasta yang didukung Israel dan menuai kritik dari kelompok lain. Saksi mata Palestina dan pejabat kesehatan mengatakan pasukan Israel telah menembaki kerumunan orang yang menuju ke lokasi GHF. Militer Israel mengatakan hanya melepaskan tembakan peringatan.

Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan bahwa setidaknya 549 warga Palestina telah terbunuh saat mencoba mengakses bantuan sejak GHF yang didukung AS dan Israel mulai beroperasi empat minggu lalu.

Serangan terhadap “perangkap maut”, katanya dalam sebuah pernyataan, juga telah menyebabkan 4.066 orang terluka, dan menyebabkan 39 orang hilang di antara warga sipil Palestina yang kelaparan. “Pendudukan menggunakan makanan sebagai senjata pembunuhan massal, mengubah apa yang mereka klaim sebagai ‘bantuan’ menjadi alat pemusnahan dan dominasi,” tambah Kantor Media Pemerintah Gaza.

Koresponden Aljazirah melansir, bagi masyarakat Gaza, mengejar ilusi bantuan bisa lebih berbahaya daripada kelaparan itu sendiri. Penembakan tidak pernah berhenti, dan kepanikan menyebar dengan cepat. Bagi banyak orang, titik distribusi yang dijalankan oleh AS dan Israel telah menjadi apa yang oleh PBB disebut sebagai jebakan maut.

photo
Seorang wanita Palestina menyaksikan pemakaman seorang anak yang syahid akibat serangan militer Israel di Gaza, di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Kamis, 19 Juni 2025. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Namun kini, tidak semua bantuan berakhir dengan pertumpahan darah. Di Gaza utara, koordinasi antara suku-suku Palestina memungkinkan adanya titik distribusi yang lebih aman dan terjamin secara lokal. Tidak ada penembakan. Tidak ada pemboman. Hanya makanan dan sedikit martabat.

Melalui koordinasi dengan badan-badan PBB dan kelompok bantuan internasional lainnya, Israel mengizinkan 100 truk bantuan kembali ke Gaza setiap hari. Hal ini terjadi setelah kejadian yang menghancurkan dimana kerumunan orang ditembak dan ratusan orang terbunuh akibat serangan Israel terhadap titik distribusi bantuan yang dijalankan oleh kontraktor AS.

Di Gaza, setiap potong roti mempunyai risiko. Namun bahkan di tengah reruntuhan, orang-orang menemukan momen persatuan dan cara untuk bertahan hidup. Satu paket mungkin hanya bertahan beberapa hari, sementara kebutuhannya sangat banyak dan terus berlanjut.

Sepertiga keluarga di Gaza sepanjang hari tidak makan sebagai akibat dari pemboman terus-menerus Israel terhadap daerah kantong Palestina, menurut Program Pangan Dunia PBB (WFP) dan mitranya.

photo
Seorang warga Palestina membawa karung berisi makanan dan bantuan kemanusiaan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 11 Juni 2025. - (AP Photo/Adel Kareem Hana)

Dalam sebuah pernyataan, WFP mengatakan keluarga-keluarga di Gaza bertahan hidup dengan kuah kaldu encer, kacang-kacangan atau nasi, sepotong roti atau kadang-kadang hanya kombinasi ramuan herbal dan minyak zaitun yang dikenal secara lokal sebagai duqqa.

Dikatakan bahwa karena kekurangan pangan yang ekstrim, warga Palestina secara rutin mempertaruhkan nyawa mereka untuk mendapatkan makanan. “Mayoritas korban ditembak atau ditembaki saat mencoba mencapai lokasi distribusi AS-Israel yang sengaja didirikan di zona militer,” kata Johnathan Whittall, kepala kantor badan urusan kemanusiaan PBB, OCHA, di wilayah pendudukan Palestina.

Layanan lain sedang terdesak. Akibat kekurangan bahan bakar, hanya 40 persen fasilitas air minum yang berfungsi, dan 93 persen rumah tangga menghadapi kerawanan air, kata pernyataan itu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Bayi-Bayi Gaza di Ujung Tanduk

Blokade Israel mengancam kehidupan bayi-bayi di Gaza.

SELENGKAPNYA

Ratusan Ribu Warga Hilang di Gaza

Sebanyak 51 syahid di Gaza, kemarin.

SELENGKAPNYA

Israel Membabi-Buta di Gaza

Pejuang Palestina tewaskan tiga tentara Israel di Gaza.

SELENGKAPNYA