Suasana Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar Lembaga Pers Dr Soetomo bersama PT Pegadaian di Hotel Erian, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025). | Fitriyan Zamzami/Republika

Nasional

LPDS Asah Kembali Kompetensi Wartawan Lewat UKW  

Wartawan diingatkan soal berbagai tantangan era media sosial.

Oleh FITRIYAN ZAMZAMI

JAKARTA – Lembaga Pers Dr Soetomo menggandeng PT Pegadaian melaksanakan Uji Kompetensi Wartawan untuk berbagai jenjang di Jakarta, pada Rabu (19/3/2025) hingga Jumat (21/5/2025). Ajang itu diharapkan dapat mengasah dan mengingatkan kembali para peserta ujian soal tanggung jawab mereka sebagai jurnalis.

“Kami harapkan melalui ajang ini wartawan bisa meningkatkan kompetensinya,” kata Wakil Ketua Dewan Pers, Agung Darmadjaja pada sambutan pembukaan, Rabu. Acara tersebut dilangsungkan di Hotel Erian, Gondangdia, Jakarta Pusat. Sebanyak 20 wartawan media dengan berbagai platform mengikuti ujian kompetensi tersebut.

Agung mengingatkan, betapapun senior seorang wartawan, ia tak boleh menutup diri terhadap perkembangan terbaru. “Jangan pernah berhenti belajar. ia juga mengatakan bahwa para jurnalis harus terus diingatkan agar memegang teguh etika jurnalisme. “Jurnalis harus paham apa yang ditulisnya dan berhati-hati menggunakan diksi.”

Kepala Divisi ESG PT Pegadaian, Rully Yusuf, menyatakan bahwa uji kompetensi wartawan adalah salah satu ikhtiar perusahaannya menjalankan kewajiban ESG korporasi di bidang pendidikan.

photo
Suasana Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar Lembaga Pers Dr Soetomo bersama PT Pegadaian di Hotel Erian, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025). - (Fitriyan Zamzami/Republika)

Selain meningkatkan kompetensi wartawan, menurutnya PT Pegadaian juga telah melakukan program pendidikan di berbagai daerah. Mereka menyediakan beasiswa, hingga mendanai riset di sejumlah perguruan tinggi.

Pada hari pertama ajang tersebut, para peserta dibekali oleh sejumlah pengampu yang didatangkan LPDS. Direktur Eksekutif LPDS Kristanto Hartadi menerangkan perihal penggunaan Bahasa Indonesia di ranah jurnalisme. Ia menekankan betapa pentingnya wartawan memerhatikan penggunaan bahasa yang baik dalam menulis berita. Pemilihan kata, susunan kalimat, bahkan pungtuasi, berperan memberikan nuansa pada tulisan.

Pengajar LPDS, AA Ariwibowo, menerangkan soal ancaman post truth terhadap jurnalisme. Fenomena post truth yang dipenuhi kesesatan berpikir tersebut, menurut Ariwibowo, adalah hal yang harus dilawan oleh para jurnalis.

Suasana Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar Lembaga Pers Dr Soetomo bersama PT Pegadaian di Hotel Erian, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025). - (Fitriyan Zamzami/Republika)

Sedangkan pengajar LPDS lainnya, Lestantya R Baskoro mengampu sesi soal kode etik jurnalisme di tengah kepungan kecerdasan buatan (AI) di dunia maya saat ini. Ia menekankan, setiap jurnalis harus benar-benar patuh terhadap etika jurnalistik meski dikejar tenggat. Ia memberikan sejumlah contoh bagaimana pengabaikan terhadap etika jurnalistik itu bisa berakibat fatal.

Sesi pelatihan hari pertama selanjutnya diampu pengajar LPDS, Priyambodo. Ia menerangkan soal cara merangkai fakta, data, peliputan, dan wawancara menjadi tulisan mendalam yang koheren dan enak dibaca.

Hari kedua dan hari ketiga acara diisi dengan uji kompetensi wartawan. Para jurnalis kemudian dikelompokkan menjadi dua grup, untuk sertifikasi wartawan muda dan wartawan madya.

Sejak pagi hari, para peserta mendapat berbagai tugas untuk menguji kemampuan mereka. Andi Annisa, salah seorang jurnalis peserta uji kompetensi menyatakan helatan tersebut membuka wawasannya. “Sangat membuka wawasan, ternyata banyak aturannya,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat