Perajin menuangkan cairan kedelai saat proses pembuatan tahu di salah satu industri tahu, Desa Geucheu, Banda Aceh, Aceh, Jumat (20/3/). Merebaknya Covid-19 membuat produksi tahu di wilayah itu turun 65 persen. | ANTARA FOTO

X-Kisah

Produsen Tahu Mogok Produksi

Banyak UMKM tutup sehubungan dampak Covid-19 terhadap perekonomian.

 

Melemahnya mata uang rupiah karena wabah korona atau Covid-19, turut berimbas kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Serang, Banten, termasuk produsen tahu. Sekira 20 UMKM yang fokus memproduksi tahu sudah tidak lagi beroperasi sejak Ahad (29/3) karena harga kacang kedelai yang menjadi bahan baku produksi tahu melonjak tajam.

Salah seorang Ketua Koperasi Produsen Tahu di Kota Serang, Ujang Elon (54 tahun), mengatakan, aksi mogok produksi ini turut dilakukan di beberapa daerah di Banten, seperti Tangerang dan Cilegon. Hal itu dilakukan lantaran harga kedelai yang naik signifikan sangat dikeluhkan produsen.

Ujang mengatakan, kalau kedelai hanya naik Rp 500 per kilogram (kg), hal itu masih bisa dimaklumi pelaku usaha tahu. Sebelumnya, harga kedelai rata-rata Rp 6.700 per kg dan saat ini di pasaran dijual Rp 8.500 per kg. "Tapi, kalau sudah sampai seribu-dua ribu, kita nggak bisa ambil risiko. Kita serbasalah, kalau dikecilkan ukuran tahunya, konsumen tidak mau beli, kalau disamakan, tidak bisa menutup ongkos produksi," kata Ujang menjelaskan saat ditemui di Kota Serang, Rabu (1/4).

 
photo
Perajin memindahkan tahu dalam cetakan saat proses produksi di salah satu industri tahu, Desa Geucheu, Banda Aceh, Aceh, Jumat (20/3/2020). - (ANTARA FOTO)

Akibat harga kedelai naik 25 persen, menurut Ujang, kini produsen tahu merumahkan ratusan pekerja. Pun dampaknya, masyarakat Kota Serang sulit mendapatkan tahu di pasaran. "Perajin tahu di UMKM itu kira-kira sekitar 100 orang lebih, sementara sudah nggak kerja dulu karena pabriknya berhenti operasi," kata dia.

Ujang menuturkan, belum tahu aksi mogok produksi ini akan berlangsung sampai kapan. Dia mengaku, masih menunggu perkembangan harga bahan kedelai dan diskusi lebih lanjut bersama pelaku UMKM lainnya. "Untuk empat hari ini, kita sudah tidak produksi. Kalaupun nanti akhirnya mulai aktivitas lagi, kayaknya memang harus dinaikkan harganya," ujar Ujang.

 
Untuk empat hari ini, kita sudah tidak produksi. Kalaupun nanti akhirnya mulai aktivitas lagi, kayaknya memang harus dinaikkan harganya.
NAMA TOKOH
 

Dia menjelaskan, keputusan untuk menaikkan harga tahu merupakan langkah berat lantaran statusnya sudah menjadi makanan yang dikenal murah. Kalau pihaknya nekat menaikkan harga, bisa-bisa konsumen pindah ke menu makanan lain. Untuk itu, Ujang berharap agar ada campur tangan pemerintah daerah (pemda) dalam membantu pelaku usaha tahu supaya mendapat bahan baku terjangkau. Dia meminta ada intervensi dari pemda atau subsidi diberikan bagi pelaku UMKM agar harga tahu yang dijual ke konsumen tetap stabil.

"Gak apa-apa lah kalau disubsidi, semisal jadi Rp 7.000 (per kg). Karena, kan hampir mayoritas kita dapat modal usaha dari bank, sementara kondisi sedang sulit, jadi kalau ada keringanan kita sangat terbantu," ucap Ujang.

Kepala Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperdaginkop dan UKM) Kota Serang, Yoyo Wicahyono, membenarkan, produsen tahu di wilayahnya menjadi salah satu pihak yang terdampak akibat wabah korona, yang melemahkan nilai rupiah. Hal ini karena kedelai yang merupakan komoditas impor harganya melonjak di tingkat pemasok.

"Jadi, sebenarnya hampir semua barang impor sekarang di pasaran mengalami kenaikan harga, salah satunya untuk kacang kedelai ini, jadi banyak UMKM yang sudah tutup," kata Yoyo.

Dia menyebut, kenaikan harga komoditas impor sebenarnya terjadi hampir di semua produk, termasuk gula pasir. Karena itu, pihaknya mendapati, pelaku usaha kue yang berbahan baku gula juga banyak yang tutup duluan. Selain itu, menurut Yoyo, pelaku UMKM yang menghentikan produksinya juga dipicu masyarakat yang menahan pengeluarannya pada masa pandemi korona. Minimnya masyarakat yang keluar rumah untuk berbelanja juga menjadi pemicu pelaku UMKM tidak meneruskan aktivitasnya. "Masyarakat (hanya) membeli barang-barang yang menjadi kebutuhan pokok," ujar Yoyo menjelaskan. 

photo
Kondisi sepi pengunjung di wisata Bungker Kaliadem, Sleman, Yogyakarta, Kamis (19/3). - (Wihdan Hidayat/ Republika)

Penyebaran virus corona yang terjadi di Indonesia sejak awal Maret, berdampak besar terhadap perekonomian nasional. Terutama ke usaha para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menyatakan, saat ini sudah hampir semua pelaku UMKM tutup. Mereka tidak bisa bertahan di tengah wabah korona. "Sekarang tidak bisa bertahan. Gulung Tikar alias bangkrut," ujar Ikhsan kepada Republika pada Rabu, (1/4).

 
Sekarang tidak bisa bertahan. Gulung Tikar alias bangkrut.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun
 

UMKM, kata dia, sedang menanti kapan penyebaran Covid-19 atau virus corona berakhir. "Karena usaha sudah tutup," tuturnya. Ia melanjutkan, berbagai stimulus yang telah dikeluarkan pemerintah untuk UMKM terasa tidak cukup. Sebab yang dibutuhkan para pelaku yakni iklim usaha sehat serta kondusif.

"Jika seperti saat ini, keadaan tidak sehat. Tidak kondusif pula," tegas Ikhsan. Sebelumnya, Melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang ditandatangani Presiden Joko Widodo, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan demi menjaga stabilitas ekonomi negara. Di antaranya memberikan kemudahan pembiayaan sekaligus menangguhkan kredit pelaku UMKM. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kemudian merincikan, stimulus tersebut diberikan ke debitur UMKM lewat penilaian kualitas kredit sampai Rp 10 Milyar, berdasarkan ketepatan membayar dan restrukturisasi untuk seluruh kredit tanpa melihat plafon kredit. Hanya saja Ikhsan menilai, implementasi stimulus tersebut masih simpang siur.  "Terutama pada institusi di luar kontrol pemerintah. Misalnya leasing yang masih saja bekerja seperti biasa," ujarnya. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat