![](https://static.republika.co.id/uploads/images/xlarge/_250212175040-309.png)
Internasional
Israel Kembali Langgar Gencatan, Bunuhi Warga Gaza
Gencatan senjata di Jalur Gaza makin terancam.
GAZA – Perdana menteri Israel yang juga buron kejahatan perang Benjamin Netanyahu mengeluarkan ancaman terhadap kelangsungan gencatan senjata. Sementara militer Israel di Gaza kembali membunuh warga, langkah yang melanggar gencatan senjata tersebut.
Kantor berita WAFA melansir, seorang warga sipil syahid dan seorang lainnya terluka parah pada Rabu. Mereka diserang pesawat tak berawak penjajah yang mengebom tempat berkumpulnya warga di timur kota Rafah. Sumber-sumber medis melaporkan bahwa serangan udara Israel yang menargetkan warga ketika mereka sedang memeriksa rumah mereka di daerah Abu Halawa di timur Rafah.
Sumber-sumber medis di Gaza mengumumkan bahwa 92 warga syahid dan 822 lainnya terluka akibat serangan langsung pendudukan, sejak perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari. Hampir setiap hari, tentara Israel menembak langsung ke warga Palestina, atau menargetkan mereka dengan peluru dan rudal dari drone-nya di berbagai wilayah di Jalur Gaza.
Koresponden WAFA mengatakan bahwa pesawat tempur pendudukan juga meledakkan rumah-rumah di sebelah barat Rafah. Perlu dicatat bahwa dua orang syahid dan lainnya terluka dalam pemboman pendudukan kota Rafah selama dua hari terakhir.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/_250212175104-322.png)
Sejauh ini, jumlah syuhada di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 48.219, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, dan jumlah korban luka meningkat menjadi 111.665 sejak dimulainya agresi pendudukan pada 7 Oktober 2023.
Sedangkan pihak militer Israel mengeklaim bahwa mereka menyerang dua orang di Jalur Gaza selatan yang sedang menerbangkan pesawat tak berawak. Dikatakan pada hari Rabu bahwa drone tersebut terlihat memasuki Gaza dari Israel setelah adanya upaya di masa lalu untuk menggunakan drone untuk menyelundupkan senjata, lapor Associated Press (AP).
Hamas mengancam akan menunda pembebasan sandera berikutnya, menuduh Israel melanggar perjanjian dengan menembaki orang-orang dan tidak mengizinkan tenda, tempat berlindung, dan bantuan penting lainnya dalam jumlah yang ditentukan untuk memasuki wilayah tersebut. Israel, dengan dukungan Presiden AS Donald Trump, telah memperingatkan bahwa mereka akan melanjutkan pertempuran jika para sandera tidak dibebaskan pada Sabtu.
Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan melanjutkan pertempuran di Gaza jika Hamas tidak melepaskan lebih banyak sandera pada Sabtu siang, mendukung ancaman Donald Trump yang dapat menghancurkan gencatan senjata yang telah berlangsung selama tiga minggu antara kedua belah pihak.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/_250131154211-901.png)
Ultimatum Netanyahu disampaikan melalui pidato video yang diposting ke akun media sosial pada hari Selasa. “Jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami pada Sabtu siang – gencatan senjata akan berakhir, dan IDF akan kembali melakukan pertempuran sengit sampai Hamas akhirnya dikalahkan,” katanya.
Olga Cherevko, juru bicara kantor urusan kemanusiaan PBB, berbicara kepada Aljazirah dari Kota Gaza, mengatakan “kondisinya masih mengerikan” di kota tersebut. “Situasi masyarakat sangat-sangat sulit. Kami telah bekerja tanpa henti sejak gencatan senjata dimulai karena kami dimampukan untuk melakukan hal tersebut dan memprioritaskan pertemuan-pertemuan yang paling penting… di antaranya adalah makanan, air, persediaan tempat tinggal, bahan bakar untuk menjalankan toko roti, menjalankan fasilitas untuk meringankan penderitaan yang sedang berlangsung di sini,” katanya.
“Kebutuhannya sangat besar. Seluruh penduduk, yaitu 2,1 juta orang, saat ini membutuhkan bantuan kemanusiaan,” katanya, seraya menambahkan bahwa “tidak ada krisis di dunia yang memiliki angka di mana 100 persen penduduknya membutuhkan bantuan tersebut”.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/_250127142407-616.png)
“Sebelum gencatan senjata diberlakukan, dan sekarang situasinya sangat berbeda. Sebelumnya, kami tidak dapat mengakses banyak wilayah. Kami hampir tidak menerima bantuan apa pun yang masuk ke penyeberangan, dan kami beroperasi dalam kondisi yang sangat berbahaya,” kata Cherevko.
Dia menyimpulkan bahwa “satu hal yang mutlak penting dan mendesak adalah gencatan senjata harus dipertahankan”. "Tidak ada pilihan lain. Tidak ada pilihan. Kita tidak bisa kembali ke kondisi sebelumnya,” katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Trump Ancam Yordania dan Mesir Soal Gaza
Trump ancam menahan bantuan untuk Yordania dan Mesir.
SELENGKAPNYAGencatan Senjata Gaza di Ujung Tanduk
Trump ancam kehancuran di Gaza jika Hamas tak bebaskan sandera.
SELENGKAPNYAGenosida Kembali Mengintai Gaza
Israel menyabotase kesepakatan gencatan senjata, Hamas menunda pembebasan sandera.
SELENGKAPNYALanggar Gencatan Senjata, Israel Bunuh Lansia di Gaza
Kelaparan mengancam Gaza jika gencatan senjata usai.
SELENGKAPNYA