Pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza utara, Senin, 27 Januari 2025. | AP Photo/Abdel Kareem Hana

Internasional

Israel Kembali Langgar Gencatan, Bunuh Anak Kecil di Gaza

Israel telah berulang kali melanggar gencatan senjata.

GAZA – Dua warga Palestina, termasuk seorang anak, syahid dan banyak yang terluka dalam serangan Israel di tengah gencatan senjata di Gaza. Pembunuhan ini terjadi ketika ribuan orang terus kembali ke bagian utara wilayah kantong yang terkepung.

Seorang anak syahid dan beberapa warga sipil lainnya terluka pada Senin malam setelah pasukan Israel menembaki gerobak di sebelah barat kamp pengungsi Al-Nuseirat di Jalur Gaza tengah. Penembakan ini adalah kesekian kalinya Israel melanggar gencatan senjata.

Kantor berita WAFA melansir, Rumah Sakit Al-Awda di Gaza melaporkan bahwa jenazah Nadia Mohammed Al-Amoudi yang berusia lima tahun, bersama dengan tiga warga sipil lainnya yang terluka, dibawa ke fasilitas tersebut setelah penembakan Israel. Semuanya berasal dari daerah Al-Jisr di sebelah barat kamp yang berupaya kembali ke Gaza utara.

Seorang warga sipil syahid dan beberapa lainnya juga terluka pada Senin malam setelah pesawat pendudukan Israel menargetkan buldoser di sebelah barat kamp pengungsi Al-Nuseirat, di Jalur Gaza tengah.

photo
Sebuah foto udara yang diambil dengan pesawat tak berawak menunjukkan warga Palestina yang terlantar kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza utara, Senin. 27 Januari 2025. - (AP Photo/Mohammad Abu Samra)

Saksi mata melaporkan bahwa pesawat Israel menyerang buldoser di sebelah barat kamp, ​​​​yang berusaha membebaskan kendaraan yang terjebak di daerah tersebut. Serangan udara tersebut mengakibatkan terbunuhnya pengemudi dan beberapa orang lainnya terluka.

Ini menandai insiden terbaru dimana warga Palestina yang terlantar diserang ketika mereka mencoba untuk kembali ke rumah mereka di daerah pantai yang dilanda perang di tengah perjanjian gencatan senjata tiga tahap yang ditandatangani antara Hamas dan Israel, yang mulai berlaku pada 19 Januari.

Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sebuah pesawat “menembak untuk mengusir kendaraan mencurigakan” di tengah Gaza yang bergerak ke utara di daerah yang “tidak disetujui untuk dilalui sesuai perjanjian”. Pernyataan itu menambahkan bahwa pasukan Israel juga menembaki seorang pria Palestina di Gaza utara yang “menjadi ancaman bagi mereka”.

Sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari, beberapa pelanggaran yang dilakukan tentara Israel telah dilaporkan di Gaza. Pekan lalu, tembakan hebat dari tank Israel di sekitar penyeberangan Karem Abu Salem, yang dikenal sebagai Kerem Shalom bagi Israel, di sebelah timur kota Rafah di selatan Gaza, juga dilaporkan. Selain itu, tembakan Israel juga melukai seorang nelayan di dekat pantai dan sebuah drone Israel melukai warga sipil lainnya di Gaza.

photo
Pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza utara, Senin, 27 Januari 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Ribuan warga yang mengungsi mulai kembali ke Kota Gaza dan Jalur utara kemarin melalui pesisir Jalan Al-Rasheed di Gaza tengah, setelah dipindahkan secara paksa oleh militer Israel selama genosida yang berlangsung lebih setahun lalu.

Antara 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, pasukan Israel melancarkan agresi militer besar-besaran di Jalur Gaza, yang mengakibatkan lebih dari 158.000 korban jiwa, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, lebih dari 14.000 warga sipil masih hilang.

Agresi Israel telah menyebabkan lebih dari 85 persen penduduk Gaza mengungsi setelah rumah mereka dihancurkan, berjumlah lebih dari 1,93 juta orang dari total 2,2 juta jiwa. Selain itu, sekitar 100.000 warga telah meninggalkan Jalur Gaza sejak serangan dimulai.

Tak hanya di utara, Lembaga Médecins Sans Frontières/Dokter Tanpa Batas (MSF) mengatakan pada Senin bahwa kota Rafah, di Jalur Gaza selatan, hancur akibat perang genosida Israel. Organisasi tersebut mencatat bahwa pemindahan persenjataan yang tidak meledak yang tersebar di antara puing-puing rumah akan memakan waktu bertahun-tahun, sehingga semakin menghambat proses pembangunan kembali.

photo
Pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka di bagian utara Jalur Gaza, Senin, 27 Januari 2025. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

“Orang-orang mencoba membangun kembali dari reruntuhan. Rafah hancur, rumah-rumah, toko-toko, jalan-jalan dan fasilitas kesehatan hancur serta sistem listrik dan air rusak. Daerah tersebut juga tidak aman karena artileri yang belum meledak tersebar di sisa-sisa bangunan, yang akan memakan waktu bertahun-tahun,” kata Pascale Coissard, koordinator darurat MSF, dalam sebuah pernyataan.

“Layanan kesehatan, termasuk bantuan kemanusiaan lainnya, dan pembangunan kembali kota diperlukan agar kehidupan dapat kembali ke Rafah, namun masih terlalu berbahaya bagi orang-orang untuk kembali ke sebagian besar wilayah.” Ia menegaskan, meski suara bom sudah tidak terdengar lagi, namun tetap ada bahayanya.

Sementara itu, Nadia Abo Mallouh, koordinator medis pendukung MSF yang pernah bekerja di rumah sakit Emirat, berkata, “Sangat sulit untuk kembali ke tempat yang dulunya penuh dengan kehidupan.”

“Kami bahkan tidak bisa mengenali jalan di mana rumah sakit Emirat berada. Sedih sekali melihat rumah sakit yang dulunya membawa kehidupan ke bumi kosong total, tidak ada tanda-tanda kehidupan, semuanya hancur,” imbuhnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Warga Mulai Bergerak Pulang ke Utara Gaza

Israel gagal melakukan pembersihan etnis di utara Gaza.

SELENGKAPNYA

Lawan Pengosongan Gaza!

Berbaai elemen Palestina menolak usulan Trump mengosongkan Gaza.

SELENGKAPNYA

Siapa Mememerintah Gaza Setelah Gencatan Senjata?

Merekalah yang berhak memerintah, bukan hanya Gaza, tapi bangsa Palestina.

SELENGKAPNYA

Israel Halangi Warga Gaza Pulang ke Utara

Hamas dan Israel saling tuding soal gencatan senjata.

SELENGKAPNYA