M Natsir | Public Domains

Tokoh

M Natsir, Ilmuwan Ulung Abad 20 di Tanah Melayu

M Natsir telah membuktikan dirinya adalah seorang Muslim demokrat yang tulen.

Oleh ASWAR HASAN, dosen ilmu komunikasi FISIP UNHAS Makassar

 

M Natsir adalah Ilmuwan Ulung Alam Melayu Abad ke 20 jadi judul buku karya Profesor Emeritus M Kamal Hassan. Buku itu diluncurkan dan dihadiri langsung oleh PM Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim.  

Peluncuran buku tersebut, terasa spesial bagi negeri serumpun Melayu karena merupakan pentahbisan allahuyarham M Natsir sebagai Ilmuwan Ulung Alam Melayu Abad ke-20. Pak Natsir adalah seorang negarawan. Intelektual dan sekaligus ulama yang tidak pernah absen dalam perjuangan pada sepanjang hayatnya.

Almarhum Profesor Emeritus M Kamal Hassan dalam pengantar bukunya tersebut, menekankan keperluan generasi muda Muslim di Malaysia agar dapat meneladani kepribadian mulia serta -beluk perjuangan Bapak M Natsir termasuk garapannya tentang perkembangan aliran pemikiran liberal, neomodernisme dan pluralisme agama di Indonesia yang semakin serius.

Kesan yang mendalam bagi Kemal Hassan sejak pertemuan pertama dengan M Natsir adalah sikap dan tingkah laku beliau yang amat sederhana. Taufiq Ismail seorang penyair terkenal Indonesia, yang juga salah seorang anak didik M.Natsir mencatatkan. “ ...dialah Perdana Menteri yang menolak kelebihan dana taktis yang disumbangkannya kepada koperasi pegawai. Bajunya berwarna kusam dan menggeleng saat ditawari Chevy Impala. Dialah pemimpin umat yang kantong kemejanya bernoda bekas tinta. Ia adalah Perdana Menteri yang pernah boncengan naik sepeda dengan supirnya, yang ahli warisnya tak mampu membayar pajak rumah peninggalannya di Kawasan Menteng. Betapa qana’ahnya (hidup dengan apa adanya) kehidupan beliau sebagai pejuang dan negarawan. Sangat sukar untuk mendapatkan tokoh semacam itu, pada hari ini.”

Dalam dunia politik, M Natsir telah membuktikan dirinya adalah seorang Muslim demokrat yang tulen. Ia menerima demokrasi karena Islam itu anti-istihdad (despotism), absolutism dan sewenang-wenang. Sama sependirian dengan tokoh gerakan Islam semasa Dr Hassan Al Turabi, Syaikh Yusuf Al Qaradawi, Profesor Khursid Ahmad, Tayyib Erdogan, Anwar Ibrahim dan lain-lain. Namun demikian, ia tetap kritis dengan paham demokrasi dalam beberapa aspék tertentu khususnya yang tidak serasi dengan ajaran Islam. Pak Natsir telah merintis sebuah keharmonisan antara politik Islam dengan demokrasi.

Selain itu, aspek penting yang telah diperjuangkan oleh M Natsir adalah pentingnya menjadikan pembinaan negara yang tak terpisah dengan agama. Hal itu tampak pada argumentasinya tentang “Islam Kaffah” yang menyatakan agama dan negara. M Natsir dengan tegas menginginkan negara Indonesia bertegak atas dasar agama Islam yang mencerminkan pandangan ulama dan sarjana Islam dari dahulu hingga sekarang.

Selain itu, M Natsir juga populer dengan ungkapan: “Berdakwah di Jalur Politik dan Berpolitik di jalur Dakwah”. Kata AM Fatwa mantan wakil ketua MPR RI bahwa padunya dakwah dan politik menyebabkan Natsir dan kawan-kawan sangat mampu menempatkan perbedaan pendapat secara proporsional. Hal itu terlihat bagaimana kentalnya argumentasinya ketika berdebat dengan tokoh PKI Aidit. Pokoknya ditangan seorang M.Natsir, dakwah dan politik dapat dirukunkan, sebagaimana kata M.Natsir; politik tanpa dakwah pasti hancur.

Pada zaman sekarang ini, sangat sukar mencari pemimpin yang terkenal dengan sifat kejujurannya yang amat tinggi dalam Berpolitik. Dalam kesaksian langsung George Kahin menyebut M Natsir sebagai tokoh dengan kepribadian yang berintegritas dengan kesederhanaan yang luar biasa tanpa keinginan untuk menonjolkan diri.

M Natsir perlu diteladani oleh pemimpin politik Muslim masa kini. Hal ini disebabkan tidak sedikit pemimpin Muslim dibuai oleh kekuasaan dan popularitas sehingga meninggalkan sifat-sifat keikhlasan, kejujuran, dan kesederhanaan.M. Natsir adalah tokoh yang tidak berpretensi ilmiah tetapi diakui sebagai intelektual Muslim yang otodidak. Berjaya mengalahkan puluhan atau ratusan pemimpin Muslim yang mempunyai kemuliaan akademik dan kesarjanaan yang tinggi seperti Profesor dalam bidang tertentu.

M Natsir berpandangan bahwa demokrasi memberikan hak kepada rakyat supaya mengkritik, menegur dan membetulkan pemerintahan yang tidak mengamalkan keadilan atau bersifat zalim. Kalau kritikan dan teguran tidak dapat menggantikan kezaliman atau tirani golongan pemerintah. Islam memberikan hak kepada rakyat untuk menghilangkan kezaliman itu dengan kekuatan jika perlu.

Demokrasi dalam perspektif Islam menghendaki pemimpin bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Berkuasa sehingga hak dan kepentingan rakyat tidak akan dinodai oleh kerakusan kuasa pemerintah atau golongan elit. Tuhan Yang Maha Kuasa menghendaki manusia dan golongan tertindas memainkan tugas menegur dan membetulkan kesalahan-kesalahan pemimpin. Dalam hal yang demikian, suara rakyat mewakili suara Tuhan karena keadilan dan kejujuran pemerintah adalah tuntutan agama Islam yang mesti dipatuhi.

Oleh karena itu, sejarah hidup Bapak M Natsir yang telah menampilkan ciri-ciri keistimewaan seorang pemimpin besar umat Islam pada abad ke-20 yang telah mengorbankan seluruh kehidupannya untuk kemajuan bangsa dan negaranya. Sejarah dan sepak terjangnya perlu dipelajari dan dihayati untuk diteladani bagi generasi pelanjut yang ada di Malaysia, terlebih di Indonesia. Wallahu a’lam bishawab

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Singa Podium dari Betawi

Pendiri Madrasah Raudhatul Muta’allimin Jakarta, KH Abdurrozak Ma’mun, berjasa dalam syiar Islam.

SELENGKAPNYA

Sejarah Transmisi Ilmu Dalam Islam

Dalam buku ini, Sulthan Fatoni memaparkan sejarah keilmuan Islam sejak era Nabi SAW.

SELENGKAPNYA

Sejarah Riyadh

Ibu kota Kerajaan Arab Saudi ini memiliki masyhur sebagai Yamamah di masa lalu.

SELENGKAPNYA