
Nasional
Warga Pakai APD Dikecam
APD seperti hazmat bisa disalurkan kepada petugas medis yang saat ini paling membutuhkan untuk melayani pasien Covid-19.
Taiching: Baju hazmat mestinya disalurkan kepada petugas medis yang saat ini paling membutuhkan.
JAKARTA -- Tingkah polah warga yang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap saat berbelanja di mal membuat para menteri ikut angkat bicara. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyayangkan perilaku warga yang secara egois menggunakan baju hazmat tanpa peruntukkan yang semestinya.
Erick mengingatkan bahwa para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 jauh lebih membutuhkan dibandingkan masyarakat umum. ?Tolong media kecam kelakuan seperti ini. Ketika saudara-saudara kita bertugas di rumah sakit dan kekurangan APD, ada orang-orang seperti ini. Sangat menyakitkan,? kata Erick, Ahad (29/3).
Senada dengan Erick, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate juga mengecam perilaku warga yang mengenakan APD lengkap di //supermarket//. Johnny menilai, warga yang mengenakan baju hazmat hanya mencari sensasi. ?Mereka hanya cari sensasi saja. Nanti kalau dikejar paling alasan buru-buru banyak kerjaan,? kata Johny.
Kejadian pasangan yang menggunakan baju hazmat saat berbelanja di sebuah supermarket terjadi pada Sabtu (28/3) petang sekitar pukul 18.00 WIB. Sagala (27 tahun), seorang saksi mata di lokasi kejadian, mengatakan, petugas supermarket di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, sudah mencoba menegur terkait APD lengkap yang mereka kenakan. Sayangnya, dua orang tersebut sempat mengabaikan permintaan petugas dan memilih melanjutkan belanja.
Pihak keamanan tanya kok mereka beli banyak untuk apa, yang laki-laki menjawab katanya untuk keluarga besar, ujar Sagala.
Permintaan petugas terkait baju hazmat yang dipakai kedua konsumen tersebut bukan tanpa alasan. Keduanya justru membuat pengunjung lain tidak nyaman dengan sikap berlebihan yang mereka tunjukkan. Akhirnya, kata Sagala, petugas keamanan memaksa keduanya untuk cepat menyelesaikan aktivitas belanja agar tidak mengganggu pengunjung lainnya.
"Petugas meminta mereka cepat-cepat belanja. Sampai-sampai petugas bawakan troli mereka biar cepat kelar," ujar dia.
Video yang menunjukkan seorang perempuan dan seorang laki-laki berbelanja di sebuah supermarket di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, menjadi viral. Keduanya tampak mengeyel berbelanja dengan baju hazmat yang seharusnya digunakan oleh petugas medis yang menangani pasien terinfeksi virus korona. Tingkah keduanya membuat warganet kesal lantaran saat ini kekurangan APD masih dialami petugas medis di lapangan.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, semestinya baju hazmat bisa disalurkan kepada para petugas medis yang saat ini paling membutuhkan untuk menangani pasien Covid-19. "(Mereka) keterlaluan," ujar dia.
Yurianto menjelaskan, warga cukup melakukan langkah-langkah pencegahan yang sudah disosialisasikan pemerintah agar terhindari dari penularan Covid-19, tanpa harus mengenakan APD secara berlebihan. Pertama, kata dia, adalah melakukan penjagaan jarak fisik saat berkomunikasi dengan orang lain. Jarak minimal saat berbincang ini harus dijaga minimal 1,5 meter.
"Penularan ini dari orang yang sakit kepada orang sehat melalui kontak dekat. Penyakit ini ditularkan dari droplet dari orang yang sakit pada saat dia batuk, bicara, bersin, ke sekitarnya. Dan apabila ada orang sehat di sekitanya kurang dari 1 meter, maka besar kemungkinan droplet ini terhirup masuk oleh orang yang sehat," kata Yuri.
Langkah pencegahan kedua, rajin-rajin mencuci tangan dengan sabun. Yuri menjelaskan, bahwa droplet dari orang yang terinfeksi virus korona bisa saja menempel di titik-titik yang biasanya disentuh orang seperti railing tangga hingga tombol lift. Dengan mencuci sesering mungkin, kata dia, masyarakat bisa menekan risiko penularan ke diri sendiri. Masyarakat juga diminta menghindari menyentuh wajah.
"Kita juga meminta siapa pun yang menunjukkan gejala flu, seperti flu, demam, batuk kering, mungkin disertai pilek, sesak napas, gunakan masker. Agar saat dia batuk maka droplet tidak ke mana-mana," ujar dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.