Kronik
Ini 10 Gempa Bumi Terparah Sepanjang Sejarah
Gempa bumi yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 termasuk lima besar.
Gempa bumi merupakan bencana alam yang dahsyat. Kedatangannya sukar diprediksi, bahkan secara ilmiah sekalipun. Dampak yang disisakan fenomena tersebut biasanya bersifat merata dan sering menimbulkan korban jiwa dalam jumlah tidak sedikit.
Berikut ini adalah daftar 10 kejadian gempa bumi terparah di dunia sejak masa permulaan sejarah hingga abad ke-21.
Shansi, China
Pada 9 Januari 1038, untuk pertama kalinya sejarah mencatat gempa besar. Musibah itu terjadi di Cina—tepatnya di wilayah Shansi (sekitar Beijing kini). Lebih dari 23 ribu penduduk tewas.
Tempat lainnya di China adalah Chihli. Pada 1057, Chihli diguncang gempa. Tidak kurang dari 25 ribu warga setempat tewas. Selang beberapa abad kemudian, pada 27 September 1290, kota yang sama digoyang gempa. Total, 100 ribu orang kehilangan nyawa.
Shansi lagi-lagi diguncang gempa yang teramat dahsyat. Bahkan, karena itulah Shansi menempati urutan teratas sebagai lokasi gempa paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
Pada 23 Januari (sumber lain menyebut: 3 Januari) 1556, gempa bumi memporak-porandakan daerah di sebelah barat-daya Beijing ini. Tidak kurang dari 830 ribu orang meninggal dunia.
Tangshan, China
Urutan kedua gempa terkuat sedunia ada di Tangshan, Cina. Kejadiannya berlangsung pada 27 Juli 1976. Guncangan sebesar 8,2 SR itu menghancurkan daerah yang berlokasi sebelah timur Beijing tersebut. Sebanyak 655 ribu orang di sana menjadi korban tewas.
Aceh, Indonesia
Gempa terparah ketiga sepanjang sejarah terjadi pada abad ke-21. Itulah musibah nasional gempa bumi (dan tsunami) Aceh pada 26 Desember 2004. Guncangannya terekam mencapai 9 skala richter (SR).
Getaran tersebut diikuti gelombang tsunami yang ketinggiannya mencapai 30 meter di daratan. Merujuk beragam sumber, jumlah korban tewas merentang antara 283.106 orang dan 227.898 orang. Semua itu tersebar di 14 negara.
Indonesia, khususnya Aceh dan sekitarnya, menjadi wilayah yang terdampak paling besar. Negara-negara berikutnya, antara lain, adalah Sri Lanka, India, dan Thailand. Sapuan tsunami Aceh bahkan terasa hingga pesisir Afrika Timur, Afrika Selatan, dan Antartika.
Aleppo, Suriah
Urutan keempat gempa paling mematikan adalah di Halab (Aleppo), Suriah, yang terjadi pada abad ke-12, tepatnya 8 September 1138. Besaran guncangannya diperkirakan mencapai XI skala Mercalli.
Artinya, bencana ini menyebabkan hampir seluruh bangunan rata dengan tanah. Jumlah korban jiwa tercatat antara 100 ribu hingga 230 ribu orang. Angka itu belakangan diragukan para peneliti modern karena Halab saat itu baru dihuni sekira puluhan ribu warga.
Bagaimanapun, gempa bumi itu bukan yang terakhir. Aleppo pada era modern juga digoyang gempa yang kira-kira sama dahsyatnya pada 5 September 1822. Total penduduk setempat yang tewas sebanyak 22 ribu orang.
Xining, Cina
Urutan kelima adalah gempa bumi yang melanda Xining, Cina Tengah, pada pagi 23 Mei 1927. Kekuatannya menanjak hingga 8,3 SR. Alat pendeteksi yang tersebar di pos-pos separuh bumi ikut bergetar selama 2,5 menit karenanya.
Dampak gempa ini, 90 persen bangunan setempat hancur dan menyisakan puing-puing. Longsor juga terjadi pada banyak titik di daerah tersebut. Beberapa laporan menyebut, sungai yang melalui Xining tergenang lantaran alirannya terhambat batu-batu besar yang meluncur dari dataran tinggi. Data badan geologi Amerika Serikat menyebut, sebanyak 200 ribu orang di sana menjadi korban tewas.
Damghan, Iran Utara
Tempat keenam diduduki musibah gempa yang mengguncang Damghan, Iran Utara. Seperti disinggung sebelumnya, bencana besar ini terjadi pada 22 Desember 856 dan menyebabkan 200 ribu warga setempat tewas. Getarannya terasa sampai ke Suriah dan Yaman.
Gansu, China
Urutan ketujuh jatuh pada gempa bumi di Gansu, Cina Tengah. Kekuatan bencana yang terjadi pada 16 Desember 1920 ini mencapai 8,6 SR. Sekitar 180 ribu orang kehilangan nyawa. Jumlahnya kian meningkat karena 20 ribu orang pengungsi setempat tewas. Penyebabnya, mereka tidak sanggup bertahan tanpa hunian yang layak selama berbulan-bulan, di bawah terpaan cuaca dingin.
Ardabil, Iran
Iran menjadi lokasi gempa paling dahsyat pada urutan kedelapan dalam sejarah dunia. Pusat gempa berada di Ardabil, kini sebuah provinsi Iran Utara, sebelah barat Laut Kaspia. Tidak kurang dari 180 jiwa menjadi korban tewas dalam kejadian pada 894 itu. Getarannya merambat dengan cepat ke Pakistan, meruntuhkan banyak bangunan di sana, serta menyebabkan 150 ribu orang tewas.
Kanto, Jepang
Posisi kesembilan merupakan gempa bumi dahsyat yang menggoyang Kanto, Jepang, pada 1 September 1923. Daerah tersebut meliputi ibu kota Jepang saat ini, Tokyo. Magnitudenya berkisar antara 7,9 dan 8,3 SR.
Kejadian itu disusul gelombang pasang tsunami dengan tinggi sembilan meter di daratan serta amukan api kebakaran besar. Total korban jiwa adalah 140 ribu orang. Usai gempa utama, tercatat 1.700 gempa susulan. Sebanyak 237 guncangan di antaranya cukup kuat untuk dirasakan.
Ashgabat, Turkmenistan
Posisi ke-10 diduduki musibah gempa yang melanda Ashgabat, Uni Soviet (kini ibu kota negara Turkmenistan). Bencana alam yang terjadi pada 6 Oktober 1948 ini menimbulkan guncangan yang kuat 7,3 SR. Jumlah korban sempat menjadi perdebatan karena adanya rezim otoritarian yang tertutup saat itu, penguasa Soviet, Joseph Stalin. Pemerintah setempat mengklaim total korban tewas lantaran musibah tersebut adalah 19.800 jiwa. Belakangan, berdasarkan data paling mutakhir, sebanyak 70 ribu orang Ashgabat dan sekitarnya kehilangan nyawa akibat gempa itu.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Dahsyatnya Menyebarkan Salam
Salam yang menyebar sangat ampuh dalam memupuk ukhuwah dan melibas kebencian.
SELENGKAPNYASerangan Besar-Besaran Iran Menjelang, AS Kerahkan Kapal Tempur
Serangan Iran diperkirakan dilancarkan pekan ini.
SELENGKAPNYATentara Israel di Georgia dan Azerbaijan Diminta Kabur
Negara-negara Barat berkejaran dengan waktu mencegah serangan Iran.
SELENGKAPNYA