Ekonomi
Rupiah Melemah, Tembus Rp 16.265 per Dolar AS
IHSG juga ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (30/5/2024) ditutup merosot. Ada sejumlah faktor yang dinilai menjadi penyebab menguatnya dolar AS.
Pada akhir perdagangan Kamis, kurs rupiah melemah 105 poin atau 0,65 persen menjadi Rp16.265 per dolar AS dari hari sebelumnya sebesar Rp16.160 per dolar AS.
"Rupiah kembali melemah terhadap dolar AS yang melanjutkan penguatan dan kenaikan imbal hasil obligasi AS oleh menurunnya ekspektasi The Fed untuk memangkas suku bunga yang dimana kemungkinan untuk September sudah turun di bawah 50 persen," kata analis mata uang Lukman Leong, di Jakarta, Kamis.
Lukman menuturkan imbal hasil obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai 4,63 persen tertinggi dalam empat pekan. Investor juga mengantisipasi rilis revisi data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis tercatat turun ke level Rp 16.253 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.160 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan indeks dolar memang mengalami penguatan dan salah satu penyebabnya karena tensi geopolitik di Timur Tengah terus meningkat. “Ini pascapasukan Israel menguasai zona penyangga di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir. Dengan demikian, Israel memiliki otoritas efektif atas seluruh perbatasan darat wilayah Palestina,” kata Ibrahim, Kamis (30/5/2024).
Dia menjelaskan, Israel juga terus melakukan serangan mematikan di Rafah, meskipun ada perintah dari Mahkamah Internasional untuk mengakhirinya. Rafah merupakan tempat setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza sebelumnya mengungsi.
Tak hanya itu, Ibrahim menuturkan sebagian besar pedagang tetap bias terhadap greenback akibat serangkaian sinyal hawkish dari Federal Reserve. Hal itu dikarenakan para pejabat memperingatkan bahwa mereka memerlukan lebih banyak keyakinan bahwa inflasi sedang mereda.
“Beberapa pejabat juga menandai kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, jika inflasi tetap stabil,” tutur Ibrahim.
Dia menambahkan, revisi data produk domestik bruto kuartal pertama akan dirilis dan diperkirakan akan menunjukkan ketahanan ekonomi AS yang berkelanjutan. Kekuatan perekonomian memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Hanya saja, fokus utama pekan ini adalah data indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan inflasi yang tetap stabil hingga bulan April yang akan dirilis pada Jumat.
“Beberapa pejabat Fed juga akan menyampaikan pidatonya dalam beberapa hari mendatang,” ucap Ibrahim.
Di sektor pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup melemah 113,39 poin atau 1,56 persen ke posisi 7.140,22. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 14,63 poin atau 1,62 persen ke posisi 886,17.
“IHSG dan bursa regional Asia melemah, seiring tekanan lonjakan imbal hasil global yang menekan pasar keuangan ekuitas," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut merupakan efek dari sentimen pasar karena bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, sehingga pasar memiliki pandangan ketidakpastian mengenai waktu dan ukuran penurunan suku bunga The Fed.
Sebelumnya, pernyataan Presiden Fed Atlanta Bostic mengatakan bahwa jalur menuju inflasi 2 persen belum pasti dan kenaikan harga masih signifikan. Dengan demikian, pasar berspekulasi bahwa The Fed dapat menunda dimulainya siklus pelonggaran, atau bahkan memutuskan untuk tidak menurunkan suku bunga sama sekali pada tahun ini, alhasil pasar menahan diri masuk pada pasar ekuitas.
Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyebut bahwa prospek kenaikan suku bunga dalam jangka panjang akan semakin sulit untuk menahan kebutuhan pinjaman AS, karena dengan kenaikan suku bunga akan berdampak pada defisit dan membebani utang AS.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor meningkat yaitu sektor kesehatan yang sebesar 0,25 persen. Sedangkan sepuluh sektor terkoreksi yaitu sektor barang baku turun paling dalam minus 2,10 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor teknologi yang minus 1,86 persen dan minus 1,52 persen.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.