Seorang warga memasak dengan menggunakan layanan jaringan gas dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk di Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta, Selasa (21/9/2021). | ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

Ekonomi

Gas Bumi Berperan Penting pada Masa Transisi Energi

Peluang pemanfaatan gas bumi dilakukan dengan integrasi infrastruktur.

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan PT PGN Tbk dan infrastruktur gas bumi memiliki peran penting untuk memperkuat ketahanan energi nasional pada masa transisi energi.

Head of Oil and Gas Commercialization Division SKK Migas Rayendra Siddik mengatakan, agar perkembangan pasar gas bumi semakin meningkat untuk mengamankan Indonesia dari volatilitas energi, maka dukungan PGN dibutuhkan untuk memperluas pasar agar gas terserap lebih banyak.

"Setelah infrastruktur gas bumi tersedia, PGN bisa membawa gas bumi dari Jawa Timur ke Jawa Barat yang sangat membutuhkan gas. Peran PGN juga diperlukan dalam percepatan infrastruktur WNTS-Pemping untuk membawa gas dari Natuna ke pasar domestik," ujar dia dalam keterangannya, Ahad (26/5/2024).

Direktur Logistik & infrastruktur Pertamina Alfian Nasution juga berharap PGN sebagai subholding gas Pertamina dapat meningkatkan kontribusi melalui pengembangan jargas rumah tangga untuk mengurangi impor LPG serta kerja sama dengan subholding lain untuk ketahanan energi.

"Cara mengurangi impor LPG dengan menambahkan penggunaan gas bumi dalam energi, termasuk rumah tangga dan industri. Dukungan pemerintah kami harapkan untuk membangun jargas lebih banyak," kata Komisaris Utama PGN Amien Sunaryadi.

photo
Pekerja memasang instalasi pipa gas bumi di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (25/6/2022). - ( ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/rwa.)

Peran gas juga menjadi tantangan bagi Pertamina pada masa transisi sekaligus mengisi strategi rendah karbon Pertamina. Beberapa pembangkit di refinery atau upstream dicanangkan akan menggunakan gas, sehingga PGN punya peran utama untuk ketersediaan gasnya.

"Energi fosil akan mencapai puncak pada 2030, diprediksikan NRE seperti matahari, angin, dan biofuel akan memiliki 40-45 persen dari total kebutuhan energi. Meski demikian, kebutuhan gas tetap meningkat sehingga menjadi potensi besar bagi PGN dalam menggarap transisi energi," ujar Alfian.

Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan dukungan dari berbagai pihak tersebut menambah masukan yang berarti bagi PGN. Apalagi, sebagai antisipasi perkembangan makro dan global terkait energi fosil utamanya gas pada masa transisi saat ini.

"Untuk itu, kami berkomitmen untuk menyambungkan infrastruktur. Wilayah timur sama sekali tidak ada pipeline, sehingga harus ada model lain, yakni beyond pipeline. PGN akan senantiasa menjalankan penyaluran gas dan menjaga reliability," ujar Arief.

PGN juga melihat dalam konteks infrastruktur gas bumi di Indonesia bagian timur, diperlukan skema logistik yang lebih efisien, salah satunya dengan shipping untuk bisa bergerak mendukung transisi energi yang lebih berkelanjutan. Apalagi dengan kondisi geografi Indonesia sebagai negara kepulauan.

Peluang pemanfaatan gas bumi pada masa transisi akan PGN ambil dengan integrasi infrastruktur eksisting agar makin berkembang. Dengan integrasi akan dapat memenuhi kebutuhan di kota-kota baru, kawasan-kawan industri, transportasi melalui CNG dan transportasi laut. Selain itu, mengejar agregasi dengan memenuhi kebutuhan gas bumi di sektor pembangkit listrik, kilang milik Pertamina, dan anchor buyer lainnya.

Mangesh Patankar, vice president Gas and LNG Consulting Wood Mackenzie, mengungkapkan bahwa setiap negara memiliki skema tersendiri dalam mengamankan energinya. Aspek keterjangkauan energi suatu negara berperan penting sekaligus kritikal, karena aspek ini juga menentukan bagaimana setiap negara bergerak untuk menuju target net zero emission.

"Pada akhirnya nanti bagaimana energy mix dapat diseimbangkan dengan affordability energi yang sudah ada," kata Mangesh.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebelumnya juga menyatakan terus mendorong optimalisasi pemanfaatan gas bumi di Tanah Air, salah satunya melalui jaringan gas bumi atau jargas, untuk menjadi penopang transisi energi.

"Gas bumi merupakan energi bersih, yang ramah lingkungan dan menjadi energi andalan dalam menopang transisi energi," kata anggota Komite BPH Migas, Wahyudi Anas.

photo
Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk area Lampung melakukan pengecekan rutin jaringan gas (jargas) pelanggan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Warung Makan Yanto di Kaliawi, Bandar Lampung, Lampung, Kamis (28/1/2021). - (ANTARA FOTO/Ardiansyah)

Menurut dia, BPH Migas aktif memantau pengembangan jargas, seperti di Kota Batam, Kepulauan Riau, untuk mengetahui kondisi jargas eksisting dan pengembangan infrastrukturnya. "Dengan demikian, senantiasa saling berkoordinasi serta mendapatkan solusi atas tantangan yang ada," kata Wahyudi.

Wahyudi mengatakan, gas bumi dapat menjadi penopang transisi energi karena termasuk dalam energi bersih yang ramah lingkungan. "Hal ini sebagai upaya pemerintah dalam peningkatan pemanfaatan gas bumi, termasuk untuk pembangkit listrik," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat