Kabar Utama
Cina Latihan Militer, Warga Taiwan Mulai Latihan Perang
Militer Cina menggelar latihan perang di sekitar Taiwan sejak Kamis.
TAIWAN – Latihan perang militer Cina yang berulang di sekitar Taiwan membuat khawatir warga wilayah tersebut. Mereka mulai menggelar latihan untuk berjaga-jaga jika suatu saat Cina menggunakan kekuatan militer untuk mencaplok wilayah yang mereka klaim sebagai bagian kedaulatannya tersebut.
Dilansir Aljazirah pada Ahad (26/5/2024), sekelompok warga Taiwan mulai berlatih menghadapi rudal yang menghantam ibu kota Taiwan dan menimbulkan kehancuran meluas. Replika anggota tubuh yang robek berserakan di bebatuan yang berlumuran darah. Orang sekarat dan terluka menggeliat di tanah, menjerit kesakitan, berteriak minta tolong.
Tak lama kemudian, petugas pertolongan pertama yang kebingungan bergerak memberikan bantuan, mencoba menemukan lokasi korban paling parah, menghentikan pendarahan dari luka, dan membawa orang ke tempat yang aman.
Adegan tersebut merupakan simulasi yang diselenggarakan pada akhir Januari oleh kelompok pertahanan sipil, Akademi Kuma. Latihan tersebut berlangsung selama delapan jam dan juga mencakup pelatihan orang-orang bagaimana merespons alarm pertahanan udara, menggunakan medan sekitarnya sebagai perlindungan dan menghindari deteksi oleh pasukan musuh.
“Dalam latihan skala besar hari ini, kami melakukan simulasi skenario kehidupan nyata agar siswa kami mendapatkan pengalaman langsung,” ujar Chen Ying, instruktur di Akademi Kuma.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengatakan prihatin dengan latihan militer Tentara Pembebas Rakyat (PLA) Cina di Selat dan sekitar Taiwan. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, AS memantau aktivitas Cina dan berkoordinasi dengan sekutu dan mitra-mitra AS yang memiliki keprihatinan serupa.
"Kami dengan tegas mendesak Beijing untuk menahan diri. Menggunakan transisi normal, rutin, dan demokratis sebagai alasan untuk melakukan provokasi militer yang meningkatkan resiko dan mengikis norma-norma selama puluhan tahun menjaga perdamaian dan stabilitas di seluruh Selat Taiwan, yang sangat penting bagi keamanan dan kemakmuran kawasan dan global serta menjadi perhatian dunia internasional," kata Miller dalam pernyataan yang Republika terima, Sabtu (25/5/2024).
"Amerika Serikat tetap berkomitmen pada kebijakan lama satu Cina, yang dipandu Undang-Undang Hubungan Taiwan, Tiga Komunike Bersama, dan Enam Jaminan," tambahnya.
Sebelumnya militer Cina menggelar latihan perang di sekitar Taiwan sejak Kamis (23/5/2024). Cina mengatakan latihan yang dianggap bertujuan menekan Presiden Lai Ching-te ini untuk menguji kemampuan mereka "merebut kekuasaan" dan menguasai daerah tersebut.
Latihan dua hari di Selat Taiwan dan kepulauan sekitarnya dekat pesisir Cina digelar tiga hari setelah Lai dilantik. Taiwan mengecam langkah Cina tersebut.
Cina yang menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya dan menyebut Lai sebagai "separatis" mengecam pidato pelantikannya Senin (20/5/2024) lalu. Dalam pidato itu Lai mengatakan Beijing harus menghentikan ancamannya dan kedua belah pihak "tidak tunduk pada satu dengan yang lain."
Dalam pernyataan singkatnya Komando Teater Timur PLA mengatakan pasukannya melanjutkan latihan yang dinamakan "Joint Sword - 2024A".
"(Latihan ini) untuk menguji kemampuan bersama merebut kekuasaan, meluncurkan serangan gabungan dan menduduki wilayah-wilayah kunci," kata Komando Teater Timur, Jumat (24/5/2024).
Cina tidak pernah mengabaikan kemungkinan menggunakan kekuatan untuk menegaskan kedaulatannya di Taiwan. Angkatan bersenjata Taiwan dimobilisasi untuk memantau dan membayangi pasukan Cina.
Kementerian Pertahanan Taiwan memublikasikan foto-foto F-16 yang dilengkapi rudal berpatroli di ruang udara Taiwan. Kementerian juga merilis foto-foto kapal penjaga pantai Cina yang turut berpartisipasi dalam latihan gabungan dan kapal kelas corvette Jiangdao, meski tidak mengatakan kapan tepatnya foto-foto itu diambil.
Cina berulang kali menolak tawaran Lai untuk berbicara. Lai menegaskan hanya rakyat Taiwan yang berhak memutuskan masa depan mereka dan menolak klaim kedaulatan Beijing. Taiwan terbiasa dengan ancaman militer Cina dan latihan terbaru tidak membunyikan alarm peringatan di pulau itu. Kehidupan sehari-hari warga juga berjalan normal.
Di media sosial Cina, Weibo, "Komando Teater" menjadi kata yang paling banyak dicari. Sebagian besar komentar mendukung latihan gabungan itu. Kata "kembalinya Taiwan" menjadi topik lain yang juga banyak diperbincangkan.
Li Xi, juru bicara komando medan tempur China, mengatakan angkatan darat, laut, udara, dan pasukan roket bergabung untuk latihan bersama. Dia mengatakan latihan militer China itu berfungsi sebagai “hukuman keras” atas tindakan separatis pasukan “kemerdekaan Taiwan” dan “peringatan” keras terhadap campur tangan dan provokasi oleh “kekuatan eksternal”.
Pemimpin Taiwan William Lai Cheng-te pada Kamis (23/5) telah menemui para prajurit di tengah latihan militer skala besar yang dilakukan China di sekitar pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu. Pergerakan itu merupakan latihan serupa yang pertama kali diluncurkan sejak Lai dilantik sebagai pemimpin Taiwan awal pekan ini.
Lai, sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata Taiwan, mengunjungi Brigade ke-66 Korps Marinir di utara Kota Taoyuan “untuk menyemangati Tentara Nasional”, menurut kantor berita Taiwan Central News Agency.
Tanpa menyebut pihak tertentu, Lai mengatakan Taiwan menghadapi “ancaman eksternal” tetapi “kami akan terus mempertahankan nilai kebebasan dan demokrasi serta melindungi perdamaian dan stabilitas regional”.
Pemimpin Taiwan itu mengatakan Taipei "akan terus mendorong perubahan pertahanan nasional dan memperkuat kemampuan tempur seluruh tentara nasional.” "Kami akan bekerja sama ... untuk menunjukkan keteguhan melindungi Taiwan yang demokratis," kata Lai.
Sementara itu, menteri pertahanan Taiwan melaporkan bahwa pihaknya mendeteksi satu pesawat, delapan kapal Angkatan Laut Cina, dan empat kapal milik Penjaga Pantai Cina yang beroperasi di sekitar Taiwan.
“Pesawat memasuki ADIZ (zona identifikasi pertahanan udara) barat daya dan tenggara Taiwan. Angkatan Bersenjata ROC (Republik Cina) telah memantau situasi dan merespons dengan tepat,” tulis kementerian itu di X, merujuk pada militer Taiwan.
Kemenhan Taiwan mengecam pengumuman latihan itu, yang disebutnya membahayakan perdamaian dan stabilitas regional. “Kami siap dengan kemauan yang kuat dan menahan diri. Kami tidak mencari konflik, tapi kami tidak akan menghindar dari konflik,” kata kementerian itu. “Kami memiliki kepercayaan diri untuk menjaga keamanan nasional kami.”
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Pidato Presiden Taiwan Buat Cina Meradang
Presiden Taiwan menegaskan kedaulatan Taiwan dari Cina.
SELENGKAPNYA