Ekonomi
Penyerapan Gabah Dikebut
Bulog menargetkan mampu menyerap hingga 600 ribu ton setara beras.
KARAWANG -- Perum Bulog memaksimalkan penyerapan gabah dan beras pada musim panen yang masih tersisa guna pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CPP). Hingga 19 Mei 2024, Bulog telah menyerap sekitar 535 ribu ton setara beras atau 1.050.000 setara Gabah Kering Panen (GKP).
Hal ini disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi saat meninjau Sentra Penggilingan Padi (SPP) Karawang di Karawang, Jawa Barat, Senin (20/5/2024). "Kami ingin melihat situasi terakhir dari pengadaan gabah dan beras untuk musim panen raya untuk musim MT1 atan Rendeng (musim tanam utama) atau musim basah tahun 2024 MT1 2024. Saya bisa sampaikan bahwa total pengadaan Bulog per hari per tanggal 19 ini itu sudah mencapai 535 ribu ton setara beras atau kurang lebih 1.050.000 ton setara gabah," ujar Bayu.
Bayu menyampaikan akan terus mengoptimalkan penyerapan beras dengan waktu panen tersisa sekitar 2-4 pekan yang berbeda setiap daerahnya. Bulog menargetkan mampu menyerap hingga 600 ribu ton setara beras. Jumlah ini, kata dia, turun dibandingkan 2023 atau lebih tinggi dibandingkan 2022.
"Bulog akan terus melakukan pengadaan dan kami memperkirakan sampai dengan akhir pengadaan MT1 kita akan bisa mendapatkan lebih dari 600 ribu ton setara beras dan itu angka yang lebih tinggi dibandingkan 2022, sedikit lebih rendah dibandingkan 2023," ujarnya.
Dengan jumlah serapan beras ini, maka stok Cadangan Beras Pemerintah yang ada di Bulog sekitar 1,85 juta ton beras. Menurutnya, kondisi ini menjadi perhatian Bulog mengingat MT1 merupakan panen terbesar sehingga akan terus dioptimalkan guna mengantisipasi hasil panen di MT2.
"Kondisi ini tentu menjadi perhatian kita semua karena sebagaimana diketahui MT1 adalah panen terbesar, jadi untuk MT2 biasanya kita jauh mendapat lebih kecil dari MT1. Tugas bulog untuk terus menjaga stok dengan mengusahakan mengutamakan pengadaan dalam negeri tapi jika diperlukan juga akan melakukan pengadaan luar negeri," ujarnya.
Bayu juga menyampaikan harga gabah saat ini di Bulog maupun dari mitra penggilingan sudah berkisar Rp 6.400 sampai Rp 6.500 per kilogram. Bahkan untuk beberapa jenis gabah yang berkualitas baik itu harganya sudah mencapai Rp 7.000 per kilogram.
"Dengan demikian maka beras ya itu juga ada di kisaran Rp Rp 11.500 sampai Rp 12 ribu. Ini situasi yang kita hadapi pada saat ini," ujarnya.
Selain penyerapan beras, Bulog juga diminta untuk menggencarka penyerapan jagung. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan pihaknya menugaskan Perum Bulog dan mendorong pelaku usaha serta stakeholder jagung untuk menyerap secara optimal hasil panen petani. Hal ini menyikapi situasi produksi jagung di beberapa sentra produsen yang saat ini tengah melimpah.
“Pemerintah berupaya mengantisipasi situasi seperti ini. Pada pokoknya itu, bagaimana hasil panen jagung petani dapat terserap secara baik," kata Arief.
Menurutnya, Bapanas terus melakukan koordinasi langkah-langkah penyerapan jagung bersama stakeholder terkait, termasuk kunjungan lapangan langsung Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan NFA Maino Dwi Hartono ke sentra jagung di Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam kunjungan yang juga dihadiri oleh Perum Bulog, pelaku usaha jagung, dan asosiasi/koperasi peternak tersebut menyepakati komitmen penyerapan bersama dengan harga sesuai ketentuan kebijakan fleksibilitas Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen dan Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen.
Panen raya jagung di Bima dan Dompu ini diperkirakan masih berlangsung sampai Juli mendatang. Untuk mengantisipasi kelebihan pasokan dan harga jatuh, pemerintah berkomitmen mempercepat proses distribusi jagung, utamanya ke sentra-sentra peternakan di Jawa.
Per 14 Mei 2024, total secara keseluruhan jagung dalam negeri yang diserap Bulog telah menyentuh 16 ribu ton. Itu terdiri dari serapan pada infrastruktur pascapanen di Gudang Corn Drying Center (CDC) Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan total serap 5 ribu ton dan CDC Bolaang Mongondow Sulawesi Utara di angka 5,7 ribu ton. Di samping itu, terdapat pula penyerapan di luar CDC yang totalnya telah mencapai 5,4 ribu ton.
Secara terperinci, penyerapan tertinggi di luar CDC ada di Kantor Wilayah (Kanwil) Bulog NTB dengan capaian 4,9 ribu ton. Lalu Kanwil Sulawesi Utara dan Gorontalo 150 ton dilanjutkan Kanwil Bulog Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat tercatat telah menyerap 110,57 ton. Kanwil Sulawesi Tenggara di angka 101,2 ton, Kanwil Jawa Tengah 100 ton, dan Kanwil Jawa Timur 9,95 ton.
“Penyerapan produksi dalam negeri yang kita lakukan tentunya guna memperkuat stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP). Ini pun sebagaimana arahan bapak Presiden Joko Widodo yang meminta agar pemerintah itu dapat berperan sebagai stabilisator harga pangan, mulai dari tingkat produsen sampai konsumen. Apalagi jagung itu krusial karena berkaitan erat dengan komoditas daging ayam dan telur,” kata Arief.
Menurutnya, importasi jagung pakan juga telah dihentikan sejak Maret 2024 demi menyambut panen raya saat ini. "Nah, sekarang kita dorong para pelaku usaha ternak menyerap sebanyak-banyaknya panen jagung dalam negeri,” katanya.
Langkah antisipasi penurunan harga jagung di sentra produsen dilakukan pemerintah dengan mendorong mobilisasi jagung, baik melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) maupun business to business. Kegiatan berupa mobilisasi pangan dari suatu daerah yang berlebih ke daerah yang defisit ini menjadi program intervensi yang konsisten diimplementasikan pemerintah. Untuk komoditas jagung, realisasi mobilisasi jagung hingga saat ini mencapai 75 ton.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.