Badai vulkanik terjadi saat Gunung Ibu meletus di Kabupaten Halmahera Barat, Sulawesi Utara, Indonesia, Sabtu (18/5/2024). | ANTARA/HO-PVMBG

Kabar Utama

Gunung Ibu Meletus, Ratusan Dievakuasi

Gumpalan awan abu vulkanik akibat letusan Gunung Ibu menciptakan fenomena unik.

MALUKU UTARA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan lebih dari 400 jiwa penduduk desa di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, dievakuasi setelah Gunung Ibu meletus untuk fase kedua kalinya Sabtu (18/5) malam. Sementara erupsi Gunung Ibu juga menimbulkan badai petir vulkanik.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari yang dikonfirmasi dari Jakarta, Ahad, mengatakan, ratusan orang yang dievakuasi tersebut berasal dari tujuh desa di Halmahera Barat antara lain Desa Gam Ici dan Desa Tongte Ternate.

"Sejak tadi malam satu persatu dievakuasi menggunakan kendaraan truk taktis TNI/Polri dan bak terbuka bersama warga," katanya yang saat ini masih berada di Posko Utama banjir lahar dingin Gunung Marapi, Sumatera Barat.

Ia menyebutkan laporan yang diterima tim gabungan terdiri atas Babinsa, Tagana, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Minggu siang ini masih melangsungkan proses evakuasi dan mendata identitas para penduduk dalam radius 7 kilometer dari kawah aktif Gunung Ibu.

photo
Sejumlah pengungsi erupsi Gunung Ibu beristirahat di Gedung Serbaguna Desa Tongote Ternate, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Jumat (17/5/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Barat mencatat data sementara pengungsi erupsi Gunung Ibu sebanyak 400 jiwa yang tersebar di empat desa di Kecamatan Ibu Utara telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman setelah Gunung Ibu dinaikan status dari sebelumnya Siaga level III menjadi Awas Level IV. - ( ANTARA FOTO/Andri Saputra)

Hal demikian dilakukan sebagaimana rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM bahwa radius tujuh kilometer harus dikosongkan dari semua aktivitas manusia. Pos Pengamatan Gunung Ibu mengungkapkan erupsi fase kedua terjadi pada Sabtu pukul 20.34 WIT.

Saat itu tinggi kolom abu teramati setinggi 1.000 meter dari puncak kawah yang berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan timur. ​Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 2 menit 7 detik.

Erupsi fase kedua tidak lebih besar dibandingkan fase pertama yakni tinggi kolom abu hingga 4.000 meter di atas puncak berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini juga terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 9 menit 12 detik.

Namun erupsi fase kedua cukup untuk PVMBG menetapkan status Gunung Ibu dalam level IV atau Awas, dengan rekomendasi wilayah radius 4 kilometer harus dikosongkan dari seluruh aktivitas warga. PVMBG juga menetapkan perluasan sektoral berjarak 7 kilometer ke arah bukaan kawah aktif untuk dikosongkan.

photo
Warga bereda di atas mobil Korsp Brimob saat di evakuasi di Desa Sangaji Nyeku Kabupaten Halmahera Barat Maluku Utara, Sabtu (18/5/2024). - ( ANTARA FOTO/Andri Saputra)

Badai petir

Pos Pengamatan Gunung Ibu melaporkan gumpalan awan abu vulkanik setinggi empat kilometer yang terbentuk akibat letusan Gunung Ibu di Sulawesi Utara menciptakan fenomena unik berupa kilatan-kilatan petir yang menerangi puncak gunung api tersebut.

"Suara gemuruh dan dentuman terdengar sampai ke pos pengamatan Gunung Ibu, petir terlihat dalam kolom erupsi," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu, Richard Chaniago, dalam laporan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Badai petir vulkanik yang timbul saat erupsi terjadi akibat suhu tinggi yang memanaskan ion-ion gas. Situasi itu lantas menimbulkan loncatan muatan listrik.

Richard mengatakan erupsi itu terjadi Sabtu pukul 20.08 WIT. Kolom abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat dan barat laut.

photo
Gunung Ibu mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Desa Gam Ici Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Senin (13/5/2024). - (ANTARA FOTO/Andri Saputra)

Peristiwa letusan itu tercatat pada alat seismograf dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi lebih kurang 9 menit 12 detik. Setengah jam kemudian pada pukul 20.34 WIT, erupsi kembali terjadi menghasilkan gumpalan asap setinggi satu kilometer. Letusan itu memiliki amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 127 detik.

"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata)," ujar Richard.

Pada 16 Mei 2024, pukul 15.00 WIT, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral resmi menaikkan status Gunung Ibu dari sebelumnya siaga atau level III menjadi awas atau level IV. Keputusan menaikkan status itu lantaran ada peningkatan jumlah gempa dan lontaran abu vulkanik yang cenderung lebih tinggi dari biasanya.

photo
Sejumlah warga beristirahat posko penggungsian usai di evakuasi dari desa Sangaji Nyeku di Desa Gam Ici Kabupaten Halmahera Barat Maluku Utara, Sabtu (18/5/2024). - ( ANTARA FOTO/Andri Saputra)

Masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung atau wisatawan diminta tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Gunung Ibu di dalam radius empat kilometer dan sektoral tujuh kilometer dari arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif.

Gunung Ibu merupakan gunung api tipe strato dan memiliki ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut. Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.

Badan Geologi melakukan pengamatan secara visual dan instrumental dari pos pengamatan gunung api yang berlokasi di Desa Gam Ici, Kecamatan ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat