Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (28/12/2022). | ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Ekonomi

Surplus Dagang Jadi Fondasi Ketahanan Ekonomi

Surplus neraca perdagangan ditopang komoditas nonmigas.

JAKARTA -- Kementerian Keuangan menyatakan, surplus neraca perdagangan pada April 2024 sebesar 3,56 miliar dolar AS menjadi basis yang kuat dalam upaya menjaga ketahanan ekonomi negara. Neraca perdagangan berhasil mempertahankan surplus selama 48 bulan sejak Mei 2020 dengan nilai akumulasi surplus 157,21 miliar dolar AS.

“Capaian neraca perdagangan yang selalu positif selama empat tahun terakhir ini memberikan landasan yang kuat dalam rangka menjaga ketahanan ekonomi kita,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Dari sisi ekspor, nilai ekspor Indonesia pada April 2024 tercatat sebesar 19,62 miliar dolar AS, naik sebesar 1,72 persen (year-on-year/yoy), didorong oleh peningkatan ekspor migas sejalan dengan meningkatnya harga energi global.

photo
Perkembangan neraca perdagangan - (BPS)

Di sisi lain, ekspor sektor nonmigas pada April 2024 tercatat sebesar 18,27 miliar dolar AS, dengan kontribusi terbesar berasal dari ekspor bahan bakar mineral (16,83 persen dari total ekspor nonmigas).

Sementara itu, komoditas logam mulia dan nikel mengalami peningkatan yang signifikan, masing-masing sebesar 70,97 persen (yoy) dan 24,67 persen (yoy), didorong oleh peningkatan harga nikel dan juga peningkatan volume ekspor logam mulia.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2024 tercatat mencapai 81,92 miliar dolar AS, dengan share terbesar berasal dari ekspor ke Cina (23 persen dari total ekspor), disusul Amerika Serikat (10,48 persen), dan India (9,01 persen). Ekspor Indonesia ke kawasan ASEAN pada periode yang sama memberikan sumbangan sebesar 17,74 persen.

Impor Indonesia pada April 2024 tercatat sebesar 16,06 miliar dolar AS, naik 4,62 persen (yoy), didorong oleh peningkatan impor beberapa komoditas utama, antara lain mesin/perlengkapan elektrik, plastik dan barang dari plastik, bahan kimia organik, serta gula dan kembang gula.

Dari sisi golongan penggunaan barang, kenaikan impor bersumber dari impor barang modal sebesar 13,57 persen (yoy), bahan baku penolong sebesar 3,29 persen (yoy), dan barang konsumsi sebesar 0,56 persen (yoy).

Peningkatan impor ini sejalan dengan kenaikan permintaan konsumsi selama Ramadhan dan Lebaran serta terjaganya tingkat inflasi Indonesia dalam rentang sasaran. Peningkatan impor menurut golongan penggunaan barang ini memberikan kontribusi positif dalam mendorong aktivitas manufaktur Indonesia sehingga tetap berada pada zona ekspansif, dengan indeks PMI manufaktur mencapai 52,9 pada April 2024. Secara kumulatif, nilai impor Indonesia Januari-April tercatat 70,95 miliar dolar AS.

Ke depan, kinerja perdagangan diperkirakan tetap tumbuh positif seiring dengan kinerja volume ekspor yang tetap tumbuh di tengah pemulihan global yang berlangsung stabil tapi lambat. Selain itu, keadaan geopolitik yang masih belum stabil dan penurunan aktivitas ekonomi negara-negara mitra utama juga masih perlu diwaspadai dan diantisipasi karena dapat berdampak terhadap kinerja perdagangan Indonesia.

“Dengan mencermati kinerja perdagangan Indonesia pada bulan April 2024 ini, pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional. Selain itu, langkah antisipasi akan terus disiapkan melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi produk dan mitra dagang utama,” tutur Febrio.

photo
Neraca perdagangan kumulatif - (BPS)

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, surplus neraca perdagangan pada April 2024 sebesar 3,56 miliar dolar AS atau turun 1,02 miliar secara bulanan. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 48 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 atau empat tahun beruntun.

"Akumulasi surplus selama 48 bulan hingga April 2024 mencapai 157,21 miliar dolar AS. Jika dipilah menurut komponen migas dan nonmigas selama 48 bulan terakhir, komponen migas mengalami defisit sebesar 66,93 miliar dolar AS dan nonmigas surplus 224,15 miliar dolar AS," ujar Pudji dalam jumpa pers Rilis Berita Statistik, di Jakarta, Rabu.

Pudji menyampaikan, surplus neraca perdagangan yang panjang ini juga pernah terjadi selama 152 bulan berturut-turut, yakni pada Juni 1995 sampai April 2008.

Surplus pada April 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.

Surplus neraca perdagangan April 2024 ini, lebih ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas, yaitu 5,17 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus utamanya adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati serta besi dan baja.

Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit 1,61 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang defisitnya adalah hasil minyak dan minyak mentah. Defisit perdagangan migas April 2024 ini lebih rendah dari bulan sebelumnya dan juga bulan yang sama pada tahun lalu.

BPS juga mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia menurut negara mitra dagang pada April 2024 adalah India (1,46 miliar dolar AS), Amerika Serikat (1,09 miliar dolar AS), dan Filipina (0,70 miliar dolar AS).

"Surplus terbesar dengan Indonesia didorong oleh bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati dan logam mulia, perhiasan atau permata," kata Pudji.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat