Nasional
Korban Jiwa Banjir Lahar Dingin dan Longsor Sumbar Bertambah
BNPB menyalurkan dana siap pakai sebesar Rp 3,2 miliar.
JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendorong pencarian dan pertolongan korban jiwa terdampak banjir lahar dingin dan longsor, yang menerjang enam kabupaten dan kota di Sumatra Barat. Sejauh ini, korban jiwa yang meninggal dunia akibat bencana tersebut tercatat menjadi 50 orang.
Jumlah korban jiwa tersebut bertambah dari data sebelumnya yang dilaporkan BNPB sebanyak 37 orang per Ahad (12/5/2024) pukul 21.00 WIB. "Berdasarkan laporan, korban jiwa yang meninggal dunia akibat bencana tersebut tercatat menjadi 50 orang, 27 orang hilang, 37 orang luka-luka, serta 3.396 jiwa mengungsi," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Selasa (14/5/2024).
Adapun rincian dengan korban meninggal dunia di antaranya Kota Padang Panjang dua orang, Kabupaten Agam 20 orang, Kabupaten Tanah Datar 19 orang, Kota Padang satu orang, Kabupaten Padang Pariaman delapan orang. Menurut dia, data tersebut akan terus berkembang seiring penanganan yang dilakukan.
"Datanya akan berkembang terus. Untuk membantu mencari yang masih hilang alat berat itu masuk harus secepat mungkin karena Basarnas punya golden time di 6x24 jam, kita akan tetap upayakan mencari sampai ketemu apabila ada pihak keluarga atau ahli waris yang minta tetap dicarikan ya kita harus cari," kata dia.
Dia menyampaikan, ada sejumlah langkah penanganan darurat yang diambil pada bencana itu. Di antaranya, pemulihan akses jalan darat dari daerah terdampak dengan alat berat, pembersihan material longsor, evakuasi korban, dan koordinasi dengan OPD terkait.
Selain dukungan dalam aspek pencarian dan pertolongan korban terdampak, pemerintah juga mengupayakan pemenuhan kebutuhan dasar para masyarakat terdampak juga dapat dipenuhi dengan baik.
"Kita pastikan dan tadi kita sudah berikan bantuan awal baik yang bersifat dana maupun barang kebutuhan sehari hari dan ini akan dievaluasi terus menerus sesuai perkembangan," ujar Suharyanto.
Hingga Senin sore, pengiriman bantuan logistik dan evakuasi warga masih dilakukan. Kendati masih adanya tempat dan jalur yang masih tertutup dan terisolir, Suharyanto mengatakan pengiriman bantuan dilakukan menggunakan jalur udara maupun darat dengan memakai jembatan darurat.
BNPB juga menyalurkan bantuan awal dana operasional berupa Dana Siap Pakai (DSP) kepada pemerintah daerah terdampak banjir lahar dengan jumlah total Rp 3,2 miliar.
Selain itu juga diserahkan bantuan logistik berupa tenda pengungsian, tenda keluarga, sembako, makanan siap saji, hygiene kit, terpal, selimut, kasur, pompa alpon, jendet light, lampu solar panel, toilet portabel, gergaji pohon, dan perlengkapan kebersihan.
Pada kunjungan kerja ke daerah tersebut, Kepala BNPB direncanakan akan bertolak ke daerah terdampak sekaligus melakukan tinjauan udara guna melihat dampak kerusakan akibat banjir lahar dan longsor yang terjadi. Adapun lokasi tinjauan di sejumlah titik di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
"Kunjungan ini merupakan bentuk kehadiran negara untuk memastikan penanganan darurat dan pemenuhan dasar warga terdampak terpenuhi dengan baik," jelas dia.
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air berupaya melakukan normalisasi sungai-sungai di beberapa titik yang terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi, Sumatra Barat.
"Yang kita lakukan adalah menormalisasi Sungai Batang Katiak dengan menurunkan dua alat berat," kata Direktur Air Tanah dan Air Baku Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Dwi Purwantoro di Kabupaten Agam, Selasa.
Untuk mempercepat proses normalisasi sungai, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air akan menambah alat berat lima hingga tujuh unit khususnya di Nagari (desa) Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.
Untuk tahap awal pihaknya terlebih dahulu mengamankan badan sungai agar arus sungai tidak menghantam bagian kanan dan kiri sungai. Dengan skema itu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air berharap aliran sungai kembali lancar.
Tidak hanya itu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air akan mengecek apakah masih ada atau tidak embung yang terbuat secara alami di bagian atas atau hulu sungai. Sebab, berdasarkan laporan yang diterima pihaknya terdapat embung atau bendungan alami yang tiba-tiba runtuh saat kejadian sehingga menyebabkan banjir bandang lahar dingin di sejumlah wilayah.
"Rencananya Kementerian PUPR menurunkan 20 alat berat untuk menormalisasi sungai," sebut dia.
Dwi memastikan akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan pemerintah daerah terkait aliran sungai mana saja yang mesti atau segera dilakukan normalisasi.
"Yang penting kita normalisasi sungai-sungai ini dulu agar air tidak menghantam pemukiman warga," ujarnya.
Selain normalisasi sungai, Kementerian PUPR juga menargetkan perbaikan atau penggantian jembatan-jembatan yang rusak akibat bencana hidrometeorologi tersebut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.