Kabar Utama
UNESCO Anugerahi Jurnalis Palestina Guillermo Cao 2024
REPUBLIKA.ID, JAKARTA — Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) memberi anugerah Penghargaan Kebebasan Pers Dunia UNESCO/Guillermo Cao 2024 kepada jurnalis Palestina yang meliput kekejaman pendudukan Israel di Gaza.
“Di masa kegelapan dan keputusasaan ini, kami ingin menyampaikan pesan solidaritas dan pengakuan yang kuat kepada para jurnalis Palestina yang meliput krisis ini dalam keadaan yang begitu dramatis,” kata Mauricio Weibel, ketua Juri Internasional Profesional Media.
“Sebagai umat manusia, kita berhutang besar atas keberanian dan komitmen mereka terhadap kebebasan berekspresi,” tambah dia.
Penghargaan tersebut berfungsi untuk menyoroti perjuangan para jurnalis yang meliput situasi berbahaya dan memberikan penghormatan atas keberanian mereka menghadapi bahaya yang mereka hadapi demi memenuhi tugas mereka. “Setiap tahun, UNESCO/Guillermo Cano Prize memberikan penghormatan atas keberanian jurnalis menghadapi keadaan sulit dan berbahaya,” kata Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay.
View this post on Instagram
“Sekali lagi pada tahun ini, penghargaan ini mengingatkan kita akan pentingnya tindakan kolektif untuk memastikan jurnalis di seluruh dunia dapat terus melakukan pekerjaan penting mereka dalam memberikan informasi dan melakukan investigasi,” tegasnya.
Jumlah jurnalis yang terbunuh di tangan pasukan pendudukan Israel (IDF) sejak awal genosida Israel di jalur Gaza saat ini mencapai 141 orang. Selain itu, ratusan lainnya terluka, keluarga mereka menjadi sasaran, dan rumah, kantor, serta kantor pusat media mereka dihancurkan.
Kantor Media Pemerintah Gaza menuduh pendudukan Israel sengaja menyasar jurnalis dengan tujuan mengaburkan narasi Palestina, memutarbalikkan fakta, dan menghalangi jurnalis mendokumentasikan kejahatan pasukan pendudukan Israel kepada publik.
Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) mengutuk pembunuhan jurnalis di Gaza. IFJ menyerukan perlunya melindungi mereka dari kekerasan pasukan pendudukan Israel dan memungkinkan mereka melakukan pekerjaan mereka.
Dalam sebuah seminar di kota Casablanca, Maroko, ketua Sindikat Jurnalis Palestina, Nasser Abu Baker, membenarkan bahwa pendudukan Israel telah membunuh 10% jurnalis di Gaza dalam upaya mencegah mereka menyampaikan kebenaran tentang apa yang terjadi di Gaza. Telusuri dunia.
Hadiah UNESCO/Guillermo Cano
Dalam tradisi yang dimulai pada tahun 1997, Penghargaan Kebebasan Pers Dunia UNESCO/Guillermo Cano yang terhormat bertujuan untuk mengakui upaya luar biasa dalam membela dan mempromosikan kebebasan pers di seluruh dunia.
Dinamakan untuk menghormati Guillermo Cano Isaza, seorang jurnalis Kolombia yang hidupnya berakhir secara tragis pada tahun 1986 ketika dibunuh di luar kantor pusat surat kabarnya, El Espectador, di Bogotá, Kolombia. Hadiah tersebut berfungsi sebagai bukti warisan abadi para pemberani. dan jurnalisme yang tak kenal takut.
Guillermo Cano Award merupakan upaya kolaboratif dari Guillermo Cano Isaza Foundation (Kolombia), Helsingin Sanomat Foundation (Finlandia), Namibia Media Trust, Democracy & Media Foundation Stichting Democratie & Media (Belanda), dan Thomson Reuters Foundation. Penghargaan ini mewakili komitmen global untuk memperjuangkan peran penting kebebasan pers dalam masyarakat.
Sebagai satu-satunya penghargaan yang diberikan kepada jurnalis oleh PBB, Guillermo Cano Award berdiri sebagai pengingat menyentuh hati atas perjuangan yang sedang berlangsung untuk kebebasan pers dan individu-individu pemberani. Mereka terus menjunjung tinggi hak asasi manusia yang fundamental ini, seringkali dengan risiko pribadi yang besar.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan di seluruh dunia, para pekerja media mempertaruhkan nyawa mereka untuk memberi berita tentang segala hal mulai perang hingga demokrasi. Hal ini ia sampaikan dalam pernyataan di Hari Kebebasan Pers Sedunia. "Saya terkejut dengan tingginya jumlah jurnalis yang tewas dalam operasi militer Israel di Gaza," kata Guterres dalam pernyataannya, Kamis (2/5/2024).
PBB mengakui kerja berharga para jurnalis dan profesional media dalam memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi dan keterlibatan. "Tanpa fakta, kita tidak bisa melawan misinformasi dan disinformasi. Tanpa akuntabilitas, kita tidak akan memiliki kebijakan yang kuat," kata Guterres.
"Tanpa kebebasan pers, kita tidak akan mempunyai kebebasan apa pun. Pers yang bebas bukanlah sebuah pilihan, namun sebuah keharusan," tambahnya.
Guterres mengatakan Hari Kebebasan Pers Sedunia sangatlah penting. Oleh karena itu, ia menyerukan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk bergabung bersama PBB dalam menegaskan kembali komitmen untuk menjaga kebebasan pers dan hak-hak jurnalis dan profesional media di seluruh dunia.
Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) sudah 97 jurnalis dan pekerja media dipastikan tewas dalam perang Israel di Gaza. Sebanyak 92 warga Palestina, 2 warga Israel, dan 3 warga Lebanon. Sementara a 16 jurnalis dilaporkan terluka, 4 wartawan dilaporkan hilang, 25 jurnalis dilaporkan ditangkap.
CPJ mengatakan para wartawan juga mengalami berbagai serangan, ancaman, serangan siber, penyensoran, dan pembunuhan terhadap anggota keluarganya. CPJ juga sedang menyelidiki sejumlah laporan yang belum dikonfirmasi mengenai wartawan lain yang terbunuh, hilang, ditahan, disakiti, atau diancam, serta kerusakan pada kantor media dan rumah wartawan.
"Sejak perang Israel-Gaza dimulai, para jurnalis membayar harga tertinggi - nyawa mereka - untuk membela hak kami atas kebenaran. Setiap kali seorang jurnalis meninggal atau terluka, kita kehilangan sebagian dari kebenaran itu," kata Direktur Program CPJ Carlos Martínez de la Serna di New York.
"Jurnalis adalah warga sipil yang dilindungi oleh hukum humaniter internasional pada masa konflik. Mereka yang bertanggung jawab atas kematian mereka menghadapi dua pengadilan: satu di bawah hukum internasional dan satu lagi di hadapan tatapan tak kenal ampun dari sejarah."
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Hind Rajab dan Sejarah Panjang Hamilton Hall
Hamilton Hall sejak lama jadi lokasi protes antiperang.
SELENGKAPNYABegini Isi Draf Gencatan Senjata Antara Hamas dan Israel
Hamas bertekad menuntut disudahinya serangan Israel ke Gaza.
SELENGKAPNYAKetika Nabi Musa 'Menghajar' Malaikat Maut
Sebelum kematiannya, Nabi Musa ingin berada di dekat Baitul Makdis.
SELENGKAPNYA