Ekonomi
Adopsi Kendaraan Listrik Dihadapkan Tiga Tantangan Utama
Pemerintah menargetkan penjualan kendaraan listrik meningkat pada tahun ini.
JAKARTA — Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Menurut dia, kebutuhan utama konsumen adalah kendaraan dengan jarak tempuh yang jauh, proses pengisian daya yang cepat, dan harga yang terjangkau.
“Tantangannya bagi para pembeli menurut saya ada di produsen, seperti saya katakan, kalau sepeda motor ini jaraknya bisa jauh, charging-nya cepat, harganya mudah, ini pasti semuanya akan membeli gampangnya begitu,” kata Moeldoko di PEVS 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Moeldoko melanjutkan bahwa persoalan utama pembelian kendaraan listrik, yaitu jaraknya bisa 100 kilometer (km) lebih, charging-nya tidak lebih dari satu jam, harganya lebih murah. “Itu pasti diburu," ujar dia.
Dalam upaya untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, Moeldoko menyoroti kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah. Perubahan dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 menjadi Perpres Nomor 79, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7, dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang insentif merupakan langkah konkret yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pertumbuhan kendaraan listrik secara cepat.
"Saya pikir perubahan Perpres 55 menjadi Perpres 79 itu adalah sebuah bukti nyata pemerintah sangat berkomitmen, berikutnya lagi ada Inpres Nomor 7 tambahan lagi ada PMK tentang insentif ini sebenarnya bentuk-bentuk nyata konkret, yang diberikan pemerintah agar EV bertumbuh dengan cepat," kata Moeldoko.
Sementara itu, produsen kendaraan listrik internasional juga menunjukkan minat untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satunya adalah VinFast, yang berencana untuk membangun pabrik di Indonesia dan membuka beberapa outlet. VinFast juga akan segera bergabung dengan Periklindo.
Terkait pameran Periklindo Electric Vehicles Show (PEVS) yang digelar pada 30 April -5 Mei 2024. Moeldoko menegaskan bahwa acara ini juga bertujuan untuk menjadi EV Show terbesar di kawasan Asia Tenggara.
"Dengan tema the leading EV show Indonesia, kita juga ingin memastikan bahwa EV show yang kita selenggarakan adalah yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, karena belum ada Asia Tenggara yang menyelenggarakan EV show seperti ini," kata Moeldoko.
Moeldoko juga menyoroti pertumbuhan kapasitas Periklindo yang semakin kuat seiring dengan bertambahnya anggota. Dalam acara tersebut, terdapat 10 merek kendaraan roda empat dan sembilan merek kendaraan roda tiga yang turut berpartisipasi dengan total 116 peserta.
"Dengan semakin banyaknya anggota dan kontribusi peserta yang cukup besar, membangun ekosistem kendaraan listrik akan menjadi lebih mudah karena di sini, mereka berkumpul dan saling melengkapi, termasuk dengan hadirnya PLN sebagai penyedia listrik dan pengusaha bidang charging station,” ujar dia.
Dalam menyusun ekosistem kendaraan listrik, para peserta juga berperan penting, mulai dari penyediaan listrik oleh PLN hingga pengusaha bidang stasiun pengisian daya. Moeldoko menyimpulkan bahwa EV Show kali ini adalah yang terbesar, sehingga membuka peluang untuk evaluasi lebih lanjut agar dapat menjadi lebih besar lagi pada tahun-tahun mendatang.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi di Kemenko Maritim dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, yang hadir di PEVS 2024 mengatakan, program insentif kendaraan listrik berlaku hingga 2024. Namun, evaluasi terhadap kebutuhan insentif tersebut masih akan dilakukan untuk masa depan.
"Sebenarnya EV hari ini tanpa insentif tambahan itu sebenarnya sudah ada juga insentifnya, yaitu PPnMB nol persen, juga dengan pajak tahunan dan sebagainya, dinikmati oleh pembeli. Jadi kita lihat dulu memang kalau waktu itu kan kita mendorong industrinya supaya mature supaya lebih banyak masuk, nanti kita akan evaluasi dan tentunya komunikasi dengan pemerintah selanjutnya," ujar Rachmat.
Langkah-langkah ini menandai upaya serius pemerintah dan industri untuk memajukan penggunaan kendaraan listrik, sebagai salah satu solusi untuk mengurangi dampak negatif transportasi terhadap lingkungan.
Rachmat kemudian memberikan proyeksi target penjualan kendaraan listrik selama tahun 2024. "Untuk roda empat, target minimumnya adalah 50 ribu unit untuk tahun 2024. Untuk roda dua, saya belum melakukan perhitungan secara detail," kata Rachmat.
Rachmat juga membandingkan target penjualan dengan tahun sebelumnya, yang mana pada tahun 2023 hanya terjual sekitar 16 ribu unit kendaraan listrik. "Dibandingkan dengan tahun 2023 yang hanya sekitar 16 ribu unit, kita harapkan dengan target 50 ribu unit akan terjadi peningkatan hingga tiga kali lipat," ujar dia.
Pameran kendaraan listrik yang digelar Periklindo diharapkan, dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat industri kendaraan listrik di Indonesia dan mengakselerasi adopsi kendaraan ramah lingkungan di kawasan Asia Tenggara.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.